3. Si Peri Baik Hati

43 9 3
                                    

Sementara di sekolah lain, tepatnya di kantin SMA Pancakarsa, seorang gadis tengah tertawa lepas bersama teman-temannya. Ia terlihat begitu ceria sekaligus ramah, wajar saja ia memiliki banyak teman di sekolah ini.

Gadis itu adalah Nada Dwi Cahyani, gadis cantik itu memiliki teman hampir di setiap kelas, semua warga Harapan Bangsa mengenalnya. Tentu saja karena keramahan yang dimiliki Nada, dan lagi, gadis itu sangat pintar. Sudah hukum alam bukan, jika siswa yang paling menonjol di sekolah itu kalau bukan karena sering melanggar peraturan sekolah, ya pasti karena kepintarannya. Dan pastinya, Nada merupakan salah satu murid kesayangan para guru-guru.

Oh iya satu lagi, Nada merupakan salah satu murid beasiswa prestasi. Jadi terbukti kan kalo Nada itu memang benar-benar pintar, bukan seperti murid-murid pintar yang karena mereka 'pintar' mencari perhatian para guru-guru.

Tepat di sebelah kanan Nada, Adam si ketua Osis, sementara sebelah kiri Nada, ada Santi sang juara Olimpiade Kimia, tiga orang lainnya di depan Nada, Oji si juara karate tingkat Nasional dan ahli dalam Matematika, Devana si pakar sastra, dan Yora si saingan juara umum Nada dan Adam.

Ya, memang wajar saja sih, kalau orang pintar, berkumpulnya pasti dengan orang-orang pintar juga. Tapi Nada tidak seperti yang kalian pikirkan. Nada berteman dengan semua orang, tidak pandang bulu. Perkumpulan sesama orang pintar ini, hanya kebetulan saja. Kebetulan Nada dan Adam yang memang sekelas, menemukan empat orang itu di kantin yang sedang ramai-ramainya karena jam istirahat. Dan berhubung semua tempat sudah terisi, makanya Adam mengusulkan untuk bergabung dengan mereka.

Nada sudah selesai dengan seblak supernya, ia benar-benar kepedisan saat ini dan sialnya, minumannya sudah habis tak tersisa. Adam yang peka, segera memberikan minumannya pada Nada.

Nada menerimanya dengan senang hati, gadis itu langsung menyeruput minuman Adam sampai tandas.

"Thanks" Cengir Nada, sementara Adam hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia meraih tisu yang terletak di tengah meja, dan mengarahkan tangannya pada sudut bibir Nada yang belepotan terkena bumbu seblak. Terkadang Nada memang seperti anak kecil, makan sesuka hati sampai tidak sadar kalau makannya belepotan.

Semua itu tidak luput dari pandangan keempat orang lainnya yang berada di meja tersebut.

"Ekhem,"

Deheman Oji seolah sebuah isyarat yang menandakan kalau di meja ini bukan hanya mereka berdua saja. Nada melemparkan senyum tak berdosanya, sedangkan Adam tetap melanjutkan aktivitasnya, memakan mie ayam.

"Hubungan lo berdua sebenernya apa sih? Bohong kalau cuma teman, orang sosweet gini" Santi bertanya kepo, yang diangguki Yora dan Devana. Ternyata mereka juga kepo.

"Kenyataannya memang kita hanya teman" Nada menganggapinya dengan senyum ringan. Terlihat sangat cantik, ditambah lagi dengan senyum ramah nan ceria yang selalu terpatri di wajahnya, seolah menambah aura kecantikannya.

Devana memicingkan mata, padahal matanya sudah sipit, cowok itu malah terlihat seperti sedang merem saat ini

"Jangan-jangan," Devana mengangkat sumpit di tangannya, menunjuk ke arah Adam dan Nada bergantian "Salah satu diantara kalian ada yang terjebak friend zone" lanjutnya.

Kali ini Nada bukan hanya tersenyum ringan, tapi gadis itu tertawa terbahak-bahak sampai wajahnya memerah. Membuat Devana, Santi, dan Yora, yang memang sudah sangat penasaran apa yang terjadi di antara pasangan itu malah mengernyit heran, sekaligus sebal karena Nada bukannya memberi klarifikasi atau apa gitu, malah tertawa seperti itu.

"Kalian gak usah terlalu kepo, terkadang, rasa penasaran yang berlebihan bisa melibatkan lo dalam bahaya" kali ini Adam yang berbicara, dengan santai.

DENADATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang