06

11.8K 1.5K 50
                                    

Pagi ini hujan membasahi hampir seluruh kota Seoul.

Sejujurnya Sonhee malas untuk pergi ke sekolah. Apalagi harus mengenakan payung dan masih menunggu bus datang. Ditambah ujung sepatunya yang dipastikan basah kendati tertutupi payung. Tapi mengingat hari ini ada pelajaran Kimia, mau tak mau ia harus masuk juga.

Sonhee menggesekkan kedua telapak tangannya. Dingin mulai menggerayangi kulitnya. Lupa mengenakan jaketnya, karena gadis itu sengaja datang lebih pagi agar tidak bertemu dengan Jungkook di lorong seperti biasa.

Pipinya tiba-tiba merona mengingat kejadian tadi malam.

Jungkook datang ke rumahnya tanpa mengucap sepatah kata. Berjalan menuju kamar Sonhee dengan rahang yang mengeras. Lalu berakhir dengan laki-laki itu menatap Sonhee nyalang setelah menutup pintu rapat.

“Sudah kukatakan, jangan dekat-dekat dengan lelaki lain. Kau milikku.” Jungkook memekik. Satu tangannya mengepal kuat—berusaha untuk menahan amarahnya yang siap meledak kapan saja.

Sonhee hanya diam. Ia hapal betul, jika Jungkook marah, tidak ada yang boleh menjawab atau membantah ucapannya.

“Aku berlari mencarikanmu obat merah, tapi kau malah berduaan tanpa memikirkanku.”

Airmatanya keluar begitu saja. Jungkook tak membiarkannya. Perasaan bersalah langsung menghinggapi dirinya, namun masih tak dapat mengimbangi emosinya.

Lelaki itu memajukan tubuhnya, mendekap Sonhee erat saat gadis itu mengucapkan maaf. “Aku yang salah, maafkan aku.” Kemudian Jungkook menyatukan bibirnya pada bibir Sonhee. Melumatnya lembut tanpa membawa amarah yang menggebu. Tangannya menelusup masuk ke dalam piyama bergambar hati yang Sonhee kenakan. Mengusap punggung hangat Sonhee lalu meremas pinggangnya sebentar.

Jungkook mendorong Sonhee ke atas kasur. Pagutan pada bibirnya kini berpindah ke dagu sampai berakhir pada leher jenjang Sonhee. Mengecupnya beberapa kali sebelum menghisap untuk memberi warna biru keunguan di sana.

Sonhee melenguh. Jari-jarinya meremas surai hitam Jungkook saat lelaki itu menambah tanda di bagian kiri lehernya.

Sepuluh menit sudah terlewat. Jungkook menjauhkan wajahnya pada leher Sonhee. Menatap Sonhee begitu lekat seraya merapikan sebagian poni yang menutupi kening kekasihnya.

“Tidurlah. Tutupi lehermu jika kerah seragam tak mampu menutupinya.” Jungkook turun dari kasur. “Aku pulang.”

Suara rem yang bus hasilkan membuat lamunan Sonhee pecah. Gadis itu kemudian membawa payung lipatnya dan memasuki bus sambil berlari kecil karena hujan masih turun.

***

Sonhee kira, datang tepat pukul enam akan membuatnya tak dapat bertemu Jungkook. Nahasnya, Jungkook sudah berkacak pinggang di depan kelas Sonhee ketika gadis itu baru saja berbelok dari lorong.

Sonhee menghindari tatapan jahil yang Jungkook lempar. Dan ketika gadis itu sudah berada tepat di depan pintu, Jungkook mengubah tangannya; melipat di depan dada.

“Manis ...” Sonhee mengalihkan pandangannya. Sial, sekolah masih sangat sepi. “Pipimu merah,Sayang. Manis sekali, sih.”

Jantung Sonhee tak mampu memompa dengan baik lagi. Meskipun Jungkook sering menggodanya, tapi entah kenapa, kali ini berbeda. Padahal Jungkook juga tak hanya sekali mencumbu bibir dan lehernya, tapi tak pernah sepanas kemarin.

Sonhee menelan ludahnya susah payah. Gadis itu memutuskan untuk menatap Jungkook dengan berani. “Aku mau masuk, Jeon.”

Jungkook tak menuruti. Lelaki itu mengubah posisinya menjadi berdiri di ambang pintu. Memajukan wajahnya di depan wajah Sonhee sehingga menjadi posisi membungkuk. “Cium dulu.” Sonhee menutupi wajah Jungkook dengan telapak tangannya.

“Minggir sana.” Sonhee memekik, kemudian melihat keadaan sekitar. Masih sepi.

“Tandaku tidak terlihat, ya?” Jungkook bercecak. Berpura-pura kesal sambil mengerucutkan Bibirnya. “Padahal aku susah payah membuatnya.”

Pipi Sonhee semakin memanas. Setelah membuang napasnya dalam-dalam, Sonhee langsung menyerang Jungkook dengan cubitan-cubitan di area pinggang. Membuat Jungkook meringis kesakitan.

“Awas, ya sampai kau membahas yang kemarin malam lagi.”

Wajah Sonhee berubah kesal. Gadis itu menyenggol bahu kekasihnya agar ia mendapat akses untuk memasuki kelasnya.

Sementara Jungkook masih menunggunya di luar—menyapa beberapa murid yang melewati dirinya. Sonhee menata lokernya yang sudah beberapa hari ini tak ia buka.

Sonhee keluar menyusul Jungkook. Melirik lelaki itu tatkala Jungkook melambaikan tangan pada beberapa murid yang lewat di depannya. “Berhenti menyapa orang-orang. Kau bahkan diabaikan, Jeonie.” Raut wajah Sonhee berubah malas.

Jungkook menunduk guna menatap wajah kekasihnya. “Bilang saja kau cemburu.”

Sonhee memutar bola matanya, “Cemburu, my ass.” Gadis itu menjauhi Jungkook, meskipun sadar kalau Jungkook tetap mengikutinya. “Berhenti mengikutiku, Jeon.”

“Kau cemburu, ya?”

Lagi, Sonhee memutar bola matanya sambil menghentikan langkah. Berbalik ke arah Jungkook, lalu melipat kedua lengannya di depan dada. “Sayangnya kau menyapa laki-laki, kau gila? Kau pikir aku harus cemburu dengan mereka?”

Jungkook mengedikkan bahu, “Siapa tahu... Atau kau ingin seperti tadi malam—”

Sonhee buru-buru membekap mulut Jungkook dengan kedua tangannya. Sedikit berjinjit kesusahan karena Jungkook terlalu tinggi. “Ya! Sudah kubilang jangan dibahas lagi.” Sonhee melihat sekeliling. Ia patut bersyukur karena tak banyak yang melewati koridor. “Menyebalkan.” Ucapnya setelah melepas bekapan pada mulut Jungkook.

Jungkook mengimbar senyum kelincinya, “Tapi kau sayang, 'kan?” menggunakan tangannya untuk menarik-narik ujung rambut Sonhee; berusaha membuat gadis itu semakin kesal. “Sayang...” Merasa diabaikan, Jungkook berdecak dan menarik pergelangan tangan Sonhee ketika melihat koridor sangat sepi.

“Kau mengabaikanku.” Jungkook bersuara lagi.

Sonhee berusaha sekuat tenaga untuk melepaskan dekapan Jungkook, namun gagal. Kemudian gadis itu merutuki, kenapa tenaganya selalu tidak bisa mengalahkan seorang laki-laki sekalipun itu adalah sepupunya yang masih kecil.

“Lepas—” Ucapan Sonhee terpotong saat suara seseorang mengganggu momen mereka berdua;  Jungkook dan Sonhee.

“Sonhee-ssi, kau sedang apa di situ?” kedua atensi mereka refleks menoleh ke kanan.

Sonhee menjauhkan tubuhnya ketika Jungkook mengendurkan lengan, “Kim Taehyung...”

———

Akan segera diperbaiki jika ada kesalahan penulisan.


-26 November 2018
ymowrite

JEON JUNGKOOK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang