08

11K 1.4K 16
                                    

Hari ini Sonhee banyak tersenyum. Menyapa banyak guru dan murid yang lewat di depannya. Padahal biasanya gadis itu tidak mau membuka mulutnya di pagi hari. Malas. Mungkin ia akan tetap diam hari ini kalau bukan karena janjinya terhadap Jungkook.

Sonhee bersandar pada punggung kursi. Kemudian menghela dan menghamburkan napasnya lantaran merasa bosan. Hari ini Jungkook tidak masuk sekolah. Yang menjadikan Sonhee khawatir karena Jungkook sama sekali tidak mengirimi pesan.

“Sonhee, kau sudah mengerjakan tugas dari Pak Min?”

Sonhee lantas mendongak, menggeleng. Melihat ketua kelasnya memutar bola mata, membuat Sonhee jadi semakin kesal. “Akan kukerjakan nanti, Bro. Kau tenang saja,” katanya.

Sebelum meninggalkan kelas, Sonhee sempat mengetikkan pesan untuk Jungkook.

Apa kau baik-baik saja, Jeonie?

***

Makan siang sudah berlalu. Namun tidak ada satu pesan pun yang menyambangi ponsel Sonhee. Jungkook tak memberi kabar. Ponselnya juga tidak aktif karena Sonhee sempat menghubunginya.

Membolos adalah pilihan yang terbaik untuk Sonhee saat ini. Ia pikir akan merasa lebih tenang jika ia membawa kakinya ke atap sekolah. Menikmati besarnya tiupan angin yang membelai rambutnya. Setidaknya, ia dapat menghilangkan kejenuhan di hari tanpa Jungkook ini.

Sonhee mendudukkan bokongnya di atas kursi kayu di pojok atap. Gadis itu beberapa kali mendongak saat angin datang dan berhasil membuat rambutnya terbang ke mana-mana.

Nyaris tertidur karena terlalu lama menutup mata, namun segera membuka mata ketika mendengar pintu atap terbuka. Maniknya langsung bertemu pandang dengan seseorang yang baru saja memasuki atap—mengganggu kenyamanannya.

“Kim Taehyung...”

“Jung Sonhee...”

Mereka berucap bersamaan. Taehyung yang merasa keheningan tercipta beberapa detik, refleks mengusap tengkuknya. “Kau membolos juga?” tanyanya lebih dulu sembari melangkah mendekati Sonhee.

Sonhee mengangguk. “Ya. Aku sedang malas mengikuti pelajaran hari ini,” jawabnya, lalu lekas kembali duduk.

Taehyung terkekeh, “Gadis sepertimu bisa membolos juga, ya?” katanya sedikit bergurau.

Sonhee hanya mengendikkan bahunya. Memilih memandangi langit biru yang terpampang bersamaan pohon-pohon besar yang tertiup angin.

“Aku dengar, kau kekasih Jungkook kelas B. Benar?” refleks Sonhee menatap Taehyung. Memberi tatapan seolah meminta untuk mengulangi kembali kata-katanya. Taehyung menghela napas, “Kau kekasih Jeon Jungkook?”

Sonhee mengangguk, lagi. “Ada apa?”

“Tidak. Hanya saja ... Kekasihku bercerita kalau kau dan Jungkook memiliki banyak kesamaan. Banyak yang menyukai hubungan kalian,” jelasnya. “Bahkan kekasihku sempat iri dengan hubungan yang kaujalani,” tukasnya cepat.

Sonhee tertawa. Jadi, banyak yang iri denganku, ya? Batinnya. Ah, Sonhee jadi rindu Jungkook kalau begini.

“Kau mau bermain denganku, Sonhee-ssi?”

Sonhee mengernyit. Jangan konyol. Permainan apa yang dijalankan oleh remaja-remaja yang sudah hampir lulus sekolah? Gadis itu hampir menolak, tetapi berpikir kembali. Sepertinya asik juga jika bermain saat membolos.

Diam sejenak. Sonhee melirik Taehyung. “Bermain apa?”

“Beri aku dua tantangan, aku juga akan memberi dua tantangan untukmu. Siapa yang menang, akan mendapatkan apa yang ia mau. Bagaimana?”

JEON JUNGKOOK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang