Bertemu Bidadari

277 7 3
                                    

#BertemuBidadari

~ Ujung Senja ~ 1

By. Ratu Rianti



Matahari belum sempurna menampakkan wajah, udara masih dingan, sisa hujan semalam. Rama masih enggan menanggalkan jaket, ia memeluk dua dengkulnya, pagi ini ia mendapat tugas dari bapak untuk membantu mengecek saluran air di sawah, khawatir air menggenangi tanaman pagi mereka.

"Rama, ayo segera berangkat, bapak mu sudah menunggu di sawah" tegur ibu.

"Iya bu ..." Jawab Rama, sambil beranjak dari tempat duduk.

"Rama berangkat bu ..." Pamit, sambil mencium punggung tangan ibu.

Rama mengucap salam. Rama Aditya adalah anak laki-laki pasangan pak Sastra Suwita dan bu Rahmayati. Ganteng, kalem dan lembut sifatnya. Rambut agak ikal, atletis dan sehat. Baca buku adalah kegemarannya. Masih kuliah, di sebuah perguruan tinggi yang tidak jauh.

Tempat tinggal mereka di pinggir kota, tempat yang indah dan sejuk. Jika ke kota hanya 30 menit perjalanan naik motor. Perkampungan yang ramai, tetapi tidak bising. Setiap rumah berbaris rapi, memiliki taman-taman yang asri dan sederhana tapi begitu mempesona.

"Ya, ati-ati le ..."* jawab ibu, sambil menatap Rama dengan penuh kasih sayang. Rama mengambil sepeda, di kayuh menuju sawah. Ibu mengantarkan sampai pintu sambil menatap Rama hingga tak terlihat.

"Assalamu'alaikum..." Rama menemui bapak.

"Wa'alaikumsalam" jawab bapak

" Mana yang bisa Rama kerjakan pak"

"Itu sebelah sana, coba cek aliran airnya, pastikan tidak tersumbat rumput, karena kalau tersumbat airnya akan terus menggenang menutupi daun padi," Jawab bapak sambil menunjuk ke arah yang di maksut.

Rama pun dengan sigap mendatangi lokasi yang di tunjuk, masih segar diingatan, dulu waktu kecil, jika diajak kesawah ia senang sekali, karena bisa mencari belut, keong, capung, jangkrik, dan bisa berlarian bebas. Berbeda dengan sekarang, jika kesawah sudah dipastikan untuk membantu menyiangi rumput, nyemprot hama atau hanya sekedar mengusir burung. Semua menyenangkan.

Sebenarnya bapak punya satu karyawan yang biasa membantu di sawah. Jika bapak sibuk di toko. Tapi sepertinya pagi ini bapak ingin kami yang mengerjakan.

"Rama kalau sudah dibersihkan, pindah ke sebelah sana, itu masih ada petakan yang tergenang" bapak memberi intruksi.

"iya pak ..." Jawab Rama singkat.


Anak dan bapak itupun bekerja sama untuk menyelamatkan sawah mereka dari genangan air. Setiap petakan memiliki batas gundukan tanah yang lebarnya tidak lebih dari 50 cm dan memanjang tanpa batas, seperti jalan setapak. Selain untuk pembatas, bisa juga untuk berjalan mengelilingi sawah hingga ke tengah, atau sampai ke ujung.

Pak Sastra adalah seorang petani dan pemilik toko kelontong di pasar, istrinya bernama Rahmayati, mereka memiliki dua anak Rama dan Neni Agustina.


Neni anak ke dua pak Sastra, kuliah di kampus yang sama dengan Rama. Usia Neni dua tahun lebih muda. Berkerudung dan selalu mengenakan gamis panjang bila keluar rumah. Wajahnya manis, cerdas dan manja. Membaca adalah kegemarannya. Bertubuh tinggi semampai.


...

Ibu dan Neni menyiapkan makanan. Begitulah jika bapak dan ibu sibuk, mereka pun sibuk. Saat ini sedang libur, mereka bisa maksimal membantu.


Di dapur yang tidak terlalu luas itu. Tapi cukup leluasa. Ada kompor gas, tempat cuci piring. Rak dan lemari untuk menyimpan makanan. Semua alat dapur tertata rapi. Bersih dan nyaman. Lantai keramik dan dinding warna biru membuat nyaman.

Bertemu BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang