#11

20 1 0
                                    

#BertemuBidadari

~ Bidukpun Mulai Dikayuh ~(11)

Oleh : Ratu Rianti

Berusaha tetap pada standar syara. Meninggalkan apa-apa yang memang dilarang dengan segenap kemampuan adalah kewajiban. Semoga Allah segera memberi jalan.

...

Hari kedua di rumah orang tuanya, Rama dan Sinta merasa sudah waktunya membicarakan masalah walimah pernikahan mereka. Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang kelurga. Walau tidak luas tapi ruagan itu amat nyaman. TV dengan layar lebar,  seperangkat sofa yang empuk dan suhu ruangan yang sejuk.

Rama membuka perckapan, "Pak, bu ... Rama bade matur"*

"Matur opo to le?"* jawab pak Jaka.

"Begini pak, bu ... tentang walimah itu,  apakah kita jadi akan mengadakannya?" tanya Rama.

Sinta dan ibunya diam, tapi bu Fara mulai gelisah, sepertinya ada yang ingin ia sampaikan.

"Harapan bapak dan ibu jadi, karena banyak teman-teman bapak dan ibu yang nanya, kapan pestanya?. Bapak punya anak hanya satu, dan pesta ini hanya satu kali saja dilakukan seumur hidup." Jawab pak Jaka.

"Ia, ibu pengen pestanya ngundang semua teman-teman bapak dan ibu, kita nyewa gedung yang luas." Bu Fara menimpali.

"Lalu konsepnya acaranya bagaimana?" Rama bertanya hati-hati.

"Ya, seperti yang ibu bilang itu, namanya pesta ya harus meriah dan rame, terus ada musiknya, mosok pesta ndak ada musiknya," jawab bu Fara

Rama dan Sinta terdiam, mereka saling berpandangan, kemudian Rama bicara.

"Pak, bu kalau musiknya nasyid saja gimana? Kemudian gedungnya kita bagi dua, di tengah pake hijab atau penutup, bagian kanan untuk tamu laki-laki dan bagian kiri untuk tamu perempuan, otomatis tempat makan dan masuknyapun dua, ibu tetap bisa mengundang teman-teman ibu dan bapak, lalu di wilayah perempuan dipasang layar jadi tamu perempuan tetap bisa menikmati acara, karena panggung hanya di wilayah laki-laki." Rama menjelaskan.

"Piye to, mosok tamune dipisah, nanti yo pada bingung,  terus aneh, itu ndak umum, ibu ndak mau begitu, wes to, ndak usah aneh-aneh, ikut umumnya saja, ibu ndak mau jadi omongan orang." Bu Fara menolak kembali, konsep yang diajukan Rama.

"Bu, itu konsep walimahnyakan seperti yang pernah Sinta ceritakan ke ibu dulu, dulu sebelum Sinta menikah, ibu setuju-setuju saja, kenapa sekarang ibu tidak setuju,?" Sinta ikut bicara dengan lembut, sambil memegang tangan dan merangkul ibunya.

"Pokoknya, ibu ndak setuju!, kasian tamunya kalau dipisah, wong merekakan suami istri, nanti kalau mau pulang dadak cari-carian," bu Fara mulai bicara dengan nada agak tinggi.

Semua terdiam, Sinta masih tetap merangkul dan memegang tangan ibunya. Ia berharap ibunya tetap tenang, agar segera mendapat solusinya.

...

Bersambung ...

Terjemahan:

*Matur = Bicara
*Le = Panggilan sayang untuk anak laki-laki

Balam, Jum'at,  03082018  04:30

Bertemu BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang