#8

29 2 0
                                    

#BertemuBidadari

~ Bidukpun Mulai Dikayuh ~ (8)

Oleh : Ratu Rianti

Berhentilah mengeluh, keluhan takkan memberimu apa-apa, justru akan menambah sesakmu. Bangkitlah, dekatilah dzat yang menggenggam nyawamu. Ceritakan padaNya dan mintalah apa yang kau mau.

...

"Alhamdulillah, semua sudah siap." Sinta bergumam.

"Mbak, hari ini aku pulang sore, ada beberapa hal yang harus ku selesaikan hari ini, sebenarnya aku pengen dirumah aja, tapi tugas ini nggak bisa ditunda, harus selesai hari ini." Neni tiba-tiba curhat.

"Ya sudah nikmati aja, mbak dulu waktu jadi mahasiswa juga begitu, malah kadang jadwal dosennya juga nggak jelas, suka berubah tiba-tiba." Sinta menghibur Neni, yang terlihat lesu diatas bangku, sambil memutar-mutar tutup gelas.

Pikiran Neni menerawang, ingat ibunya, ingat masa kecilnya. Tak terasa bulir bening mengalir dari kedua matanya.

"Lho ... kok nangis, kenapa?" Sinta bertanya dan heran melihat Neni tiba-tiba menangis.
"Nggak apa-apa mbak, cuma lagi inget ibu aja." Jawab Neni, sambil mengusap airmatanya.
"Doakan ibu setiap saat, jangan sedih ah, jadi aneh begitu mukanya, sekarang mendingan panggil bapak dan mas Rama, ajak sarapan." Sinta mengalihkan Neni dari pikiran yang membuatnya sedih.

"Oke ...." Neni beranjak dari bangkunya, sambil mengusap airmatnya, menuju ketempat dimana bapak dan Rama berada, mengajak mereka sarapan.

"Weeh ... masak opo iki nduk? koyone enak tenan."* Komentar pak Sastra di meja makan.

"Sayur sop, ayam goreng, kaleh sambel kecap, monggo pak disekeca'aken."* Jawab sinta, dengan seyum khasnya. Pak Sastra langsung mengambil nasi, sayur dan lauk. Ia makan dengan lahap. Sinta, Neni dan Rama bahagia melihat bapak mereka sarapan dengan lahap.

"O ya pak, yang jemur padinya siapa,? jangan dijemur sendiri lho pak, nanti bapak kecapean." Rama membuka obrolan setelah mereka semua selesai makan. Sinta dan Neni membereskan meja makan.
"Ada dua orang yang jemur, kamu tenang saja le ... ndak usah khawatir." jawab pak Sastra.
"Oh ... Alhamdulillah. Begini pak, Rama bade matur kaleh bapak,* In syaa Allah besok Rama dan Sinta mau berkunjung ke rumah pak Jaka dan kemungkinan nginep disana dua atau tiga hari."

"Mmm ... sepi nanti kalau kalian pergi, tapi kalian harus kesana, semoga saja dengan kunjungan kalian bu Fara melunak hatinya." jawab pak Sastra, dengan mimik sedih.

"Ia pak, harapan kamipun begitu. Hari ini Rama mau ke toko dulu, besok dua atau tiga hari tutup, jadi Rama harus menyelesaikan akad-akad dan mengabarkan pada sales kalau dua atau tiga hari kedepan Rama libur. Bapak mau ke toko juga,? ayo bareng sekalian." Rama sebenarnya tak tega meninggalkan bapak dan Neni.
...

"Neni, besok, In syaa Allah mbak dan Mas Rama mau nengokin ibu dan bapak, jadi kemungkinanannya, nginep di sana, dua atau tiga hari, nggak apa-apa ya, Neni dan bapak di rumah berdua." Sinta membuka pembicaraan pada Neni.

"Yaa ... sepi dong, nggak seru." jawabnya.

"Ga lama ini, kan cuma dua atau tiga hari."

"Tapi pasti nggak enak banget mbak." Neni pasang muka sedih.

"Ya, mau bagaimana lagi, mbak juga harus silaturahim dan menyelesaikan masalah yang kemarin itu, semoga saja, setelah kami berkunjung ibu luluh hatinya ... Aamiin." Sinta memberikan pengertian pada Neni.

"Ia mbak, supaya masalahnya tidak berlarut-larut dan semoga cepet selesai ... Aamiin." Jawab Neni. Merekapun terseyum bersama, walau Neni sebenarnya masih sedih. Sedih karena masih ingat ibunya, dan sedih karena mas dan mbaknya mau pergi. Walau hanya beberapa hari.

...

Bersambung ...

Terjemahan :
*Masak apa nduk ( panggilan sayang untuk anak perempuan jawa)? Sepertinya enak banget.
*Silahkan pak dienakin makannya
*Begini pak, kami ingin bicara pada bapak.

Balam. Selasa, 31072018 05:30

Bertemu BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang