#24

11 1 0
                                    

#BertemuBidadari

~ Bidukpun Mulai Dikayuh ~ (24)

Oleh : Ratu Rianti

Rendahkan hati mu agar kebenaran mampu ngalir didalamnya. Pupuskan ego mu agar bijak keputusan mu. Kuatkan prinsip mu agar kau tetap asa di jalanNya. Istiqomahlah.

...

Bu Fara masih diam. Sambil memegang remot. Ia berfikir. Apa yang di katakan pak Zai benar. Pak Zai sahabat suaminya sejak dulu. Kalau pak Zai saja suka, datang di acara walimah syar'i kenapa ia justru tidak menyetujui walimah syar'i anaknya sendiri. Hanya takut jadi pembicaraan orang. Berkecamuk pikiran bu Fara. Ia makin gelisah. Segala apa yang dikerjakan sepertinya salah.

Tangannya menyentuh power pada remot. Nonton televisi membuat bu Fara terlihat tenang. Serius menyimak acara. Pak Jaka penasaran, duduk disamping istrinya. Acara yang disajikan di telivisi adalah proses pernikahan syar'i anak seorang Ustadz tanah air. Gedungnya di bagi dua, ditengah di pasang tirai tinggi dan rapat. Tamu laki-laki tidak bisa melihat tamu perempuan, begitupun sebaliknya.

Tamu laki-laki dipisah dengan tamu perempuan. Pelaminannyapun dua. Pengantin laki-laki ditemani oleh ayah dan tamu laki-laki. Ada panggung di sana, ada MC yang memandu acara, memanggil siapa saja yang mengisi acara, tak terlewatkan di ujung panggung ada sekelompok anak muda dengan seragam yang apik, mereka grup nasyid. Dan masih duduk di barisan mereka terlihat beberapa ustadz terkenal ikut hadir, ada juga dari kalangan pejabat.

Tempat makan dan segala jenis makanan berjejer rapi di sebelah kiri barisan kursi tamu. Bunga-bunga penghias ditata sedemikian rupa hingga begitu indah. Warna pink dan ungu mendominasi. Terlihat sangat kontras.

Pengantin perempuan terlihat di temani ibu dan tamu perempuan. kursi tamu di susun rapi, di samping kanan berjejer tempat makanan. Di tata dengan jarak yang pas, antrian tamu rapih dan nyaman. Bunga-bunga di letakkan di tempat yang pas. Benar-benar terasa nyaman. Tidak ada satu laki-laki pun di tempat ini. Yang melayani makanan dan keperluan semuanya perempuan.

Tidak ada panggung tapi ada layar lebar yang di pasang di depan deretan kursi. Hingga para tamu perempuan tetap bisa menikmati rangkaian acara dengan leluasa. Semua sederhana tapi terlihat apik karena di tata oleh tangan yang terampil.

Pintu keluar dan pintu masukpun terpisah antara tamu laki-laki dan perempuan. Ada penerima tamu di sana, dan ada petugas, yang siap membantu memudahkan para tamu, untuk bertemu kembali dengan suami atau istrinya.

Bu Fara terkesima melihat itu, seperti mempelajari dengan detil setiap apa yang terjadi di sana. Ia begitu tenang, tak segelisah tadi.

"Pak makan yuk ..." Selesai nonton acara itu bu Fara merasa lapar. Padahal sebelumnya ia tidak mau di ajak makan oleh suaminya.

...

Bersambung ...

Balam, Sabtu, 18082018 4:38

Bertemu BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang