#7

25 0 0
                                    

#BertemuBidadari

~ Bidukpun Mulai Dikayuh ~ (7)

Oleh Ratu Rianti

Setiap manusia dicipta sempurna. Walau tak semua. Bersykurlah, karenanya mendekatkan kebaikan, kebaikan mendekatkan kepada takwa dan takwa mendekatkan kepada syurga.

...

Rumah pak Sastra terlihat sepi walau penghuninya lengkap. Hari masih pagi, Azan subuh baru usai para lelaki di rumah ini masih ada di masjid. Sinta dan Neni masih larut dalam sujudnya. Setiap nikmat yang Allah beri adalah anugerah terindah bagi manusia. Manusia tinggal menikmati saja, seluruh kebutuhannya sudah Allah penuhi.

Sinta, berharap apa yang akan ia ungkapkan pada suaminya kali ini berkenan. Sebenarnya permintaannya sederhana. Ia ingin mengajak suaminya berkunjung ke rumah orang tuanya. Namun mengingat kejadian beberapa pekan yang lalu, Sinta sungkan pada suaminya. Tapi pagi ini ia akan mengutarakan apa yang menjadi keinginnannya. Masih dengan mukenanya sinta membaca ayat-ayat suci firman Allah Ta'ala.

"Assalamu'alaikum." Pak Sastra dan Rama berbarengan mengucap salam dan masuk rumah, sepulang dari masjid.
"Wa'alaikumsalam." Terdengar jawaban dari dalam rumah. Pak Sastra masuk kamarnya duduk dikarpet samping lemari. Tempat ini dulu ketika istrinya masih ada, adalah tempat sholatnya. Sekarang menjadi tempatnya untuk membaca Al Qur'an. Jika tak ada pekerjaan yang harus dikerjakan pagi-pagi, biasanya sampai matahari terbit ia ada disini.
...
Rama menuju kamarnya, menemui istrinya yang masih bermukena dan membaca Al Qur'an. Sinta segera menghampiri suaminya, mencium punggung tangannya, sambil terseyum dan menatapnya. Ada damai disana, seperti berada ditempat yang indah. Tatapan suaminya menyejukkan hatinya. Semoga kita selalu dalam keberkahaan Allah batinya.

Rama bergetar setiap ia menatap istrinya, wanita cantik yang sholihah yang Allah kirimkan untuknya. Bersyukur karena ia #BertemuBidadari. Tak pernah terbersit dihatinya jika ia seberuntung ini. Allah telah begitu menyayanginya dengan kecelakaan itu. Koma, lalu lumpuh, tak bisa berjalan beberapa lama, sampai kemudian ia berjodoh dengan Sinta. Sungguh Allah yang Maha Kuasa yang merancang ini semua. Tak henti-hentinya ia bersyukur.

"Eh ... mas, kok malah menatapku begitu, terus melamun, ada apa.?" Sinta mengajak suaminya untuk duduk ditempat tidur, sambil masih menggenggam tangan suaminya.

"Mas, nggak melamun, hanya masih belum percaya kalau mas punya istri kamu, cantik dan sholihah." jawab Rama tersipu, sambil mengeratkan genggaman tangan istrinya, kemudian melanjutkan ucapanya, "Kecelakaan itu kadang masih membayang, ibu yang meninggal, mas nggak tau karena koma, semuanya masih terekam dengan jelas, yang aneh lagi kamu kok mau, sama mas, yang waktu itu masih belum bisa berjalan dengan normal. Beberapa hari ini mas kepikiran itu semua. Ditambah mas jadi merasa bersalah sama ibu. O ya ... Besok In syaa Allah kita ke rumah ibu dan bapak, kita nginep disana dua atau tiga hari, gimana.?"

"Sinta terseyum." Batinnya berbunga, baru saja ia hendak menyampaikan apa yang menjadi keinginnannya ternyata suaminya sudah mendahuluinya. Allah Maha Tahu, Allah Maha Penyayang.

"Ia, mas aku setuju, setuju banget malah, sebenarnya aku juga mau ngomongin itu ke mas, tapi belum aku ngomong mas sudah duluan, ya sudah, aku tinggal setuju saja." Jawab Sinta.

"Alhamdulillah, semoga setelah kita berkunjung kerumah ibu dan bapak, semuanya jadi seperti semula lagi, Aamiin." Rama berharap, dengan kunjungannya ini ibu mertunya luluh hatinya.
"Ya sudah, sana ke dapur bikin sarapan." lanjut Rama.

Tak menunggu perinta dari suaminya dua kali, sinta melepas mukenanya, keluar dari kamar dan menuju dapur.
...
Indah, adalah ketika suami istri taat pada Rabbnya. Berjalan bersama, mengayuh biduk rumah tangga berdua, baik suka maupun duka.

Bersambung ...

Balam.
Senin, 30072018 05:10

Bertemu BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang