#4

31 1 0
                                    

#BertemuBidadari

~ Bidukpun Mulai Dikayuh ~ (4)

Menyongsong hari dengan sejuta asa, walau kadang nelangsa, tapi begitulah alaminya, nikmati saja, semua pasti akan kembali seperti semula.

...

Dua pekan berlalu, Sebenarnya Sinta ingin mengajak suaminya ke rumah orang tuanya, tapi suaminya sibuk, toko yang mereka miliki sedang banyak pembeli setiap harinya, sangat menyita waktu, ia tak enak hati ingin menyampaikan maksutnya, karena setelah kejadian itu suaminya tak pernah lagi membahas masalah walimah itu.
Semuanya biasa saja, seperti tak pernah ada apa-apa. Sinta beberapa kali menelpon ibunya, tapi sama ibu dan bapaknyapun tidak pernah membahas masalah itu lagi sampai hari ini. Entahlah apa yang ada dibenak mereka masing-masing?.

Pikiran tetang hal itu teralihkan. Pekan ini ada tablig akbar. Sinta sibuk menyelesaikan tugas, ia menjadi salah satu panitia pelaksana, maka harus memastikan tugasnya terlaksana dengan baik. Ia tak ingin, amanah yang sudah dipercayakan padanya, tidak terlaksana secara maksimal. Nanti jika waktunya sudah memungkinkan, ia akan mengajak suaminya, berkunjung ke rumah orang tuanya. Tidak saat ini karena ia sendiri sedang sibuk.

...

Sementara di pasar, Rama terlihat sibuk melayani pembeli, dua pekan ini tokonya ramai, terpikir olehnya menambah karyawan. Saat ini karyawannya ada dua orang, satu membantunya melayani pembeli dan yang satu lagi, kurir yang mengantarkan barang-barang kepelanggan.

Rama menghela nafas panjang, Alhamdulillah sudah senggang, batinnya. Kemudian duduk berselonjor kaki agar suapaya otot-ototnya tidak tegang, dari tadi ia bolak-balik mengambil barang-barang dan melayani pembeli. Sudah hampir dzuhur. Rama bergegas mengambil kain sarung dan baju koko, yang memeng disediakan untuk sholat ketika di toko. Begitulah biasanya bergantian sholat dengan kedua karyawannya. kecuali hari jum'at, toko tutup jam 10.30 atau jam 11.00.

Sebelum azan berkumandang Rama menuju masjid. Langkahnya ringan, sampai kemudian tiba waktu azan ia sudah masuk kedalam masjid, mendengarkan azan dengan rasa ketundukan pada Dzat yang Maha Agung Allah Azza wa Jalla.

Seusai sholat ia panjatkan doa-doa terbaik. Sebenarnya beberapa hari ini ia gelisah karena ingat kejadian dua pekan yang lalu dengan ibu mertuanya. Ada sesal dihati, ada juga nelangsa, tapi ia tak tunjukkan itu pada siappun. Allah tempatnya menumpahkan segala keluh-kesah yang ia rasakan.

Terpikir dalam benaknya, dua atau tiga hari ini ia akan mengajak istrinya untuk berkunjung ke rumah ibu dan ayahnya. Menginap dua atau tiga hari, semoga dengan begitu hati ibu mertuanya luluh. Harapan itu sangat besar, Rama benar-benar ingin ibu mertuanya faham, bahwa apa yang ia wacanakan tentang walimah syar'i itu bukanlah kesalahan, tetapi memang Allah wajibkan.

Tak terasa Rama larut dalam doa-doanya hingga bercucuran air matanya. Ingat bagaimana Allah menyelamatkannya dari kecelakaan maut itu, namun mengambil nyawa ibunda tercintanya. Tak kuasa ia membendung tangis, sampai bahunya bergoyang. walau disisi yang lain penuh syukur karena sampai hari ini masih diberi kesempatan hidup oleh Allah.

Ia tak mau larut dalam kesedihan. Bangkit dan menuju toko, harapan terbesarnya tetap berada di jalan Allah hingga ajal menjemput.

...

Bersambung ...

Balam
27072018
03 : 06

Bertemu BidadariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang