1. Till We Meet Again!

8.2K 649 56
                                    

Haiiii... Ceritanya aku lagi nungguin si bungsuku di sekolah dan sekalian aku update Carmen untuk kalian yang tersayang... 😘😘😘

Selamat baca ya sayang2ku... 💜💜💜

🍂🍂🍂

Dear Mas Hanniel kesayangannya Carmen,

Kalau Mas baca surat ini berarti aku sudah berada di Montreal, Canada. Untuk saat ini aku nggak bisa tunggu Mas pulang tapi aku janji akan selalu tunggu Mas datang jemput aku.

Baik-baik di Munchen ya, Mas. Jangan pernah naksir perempuan manapun kalau nggak mau babak belur aku hajar. Hahaha... becanda deh Mas...

Sayang, love, cinta, rindu dan semua hal baik yang bukan recehan untuk Mas tersayang,

-CV yang paling cantik di dunianya Mas Niel-

Carmen menyerahkan surat singkat itu ke tangan Ayahnya. "Jangan lupa dikasih ke Mas Niel ya, Yah."

"Hari gini masih pake surat, Kak?" goda Ben sambil menyenggol bahu Carmen.

"Ihhh Ayah... biar Mas Niel inget terus soalnya kalau pake WA bisa mudah dihapus, Yah," jawab Carmen sambil merona.

Olivia dan Calvin masih terdiam dengan pikiran masing-masing. "Ayah yakin Vania nggak akan bisa mengganggu Carmen lagi?" tanya Olivia resah.

"Yakin, Bun. Ayah sudah suruh pengacara kita untuk urus itu."

Mereka berempat masih duduk manis di sebuah kedai kopi di Bandara Soetta untuk menunggu penerbangan menuju Montreal. Ben memutuskan Olivia dan Calvin yang mengantar Carmen ke Montreal dan Ben tinggal di Jakarta untuk menjaga Colin dan Claire.

Ben mengambil kelas bisnis untuk mereka bertiga karena penerbangan memakan waktu 23 jam lebih, hampir 24 jam. Dia tidak ingin kedua perempuan kesayangannya kecapean.

Penjagaan di rumah mereka juga diperketat karena Ben tidak ingin Vania mengganggu anak-anaknya yang lain. Ben sudah meminta pengacara mereka untuk menyelidiki Vania dan Pandji dan motif apa yang menyebabkan Vania ngotot untuk merebut Calvin dan Carmen. Setidaknya berjaga-jaga untuk segala hal sangatlah perlu.

Ben meraih tangan Olivia dan menggenggamnya erat. Dia benci pada apapun yang mengganggu pikiran istrinya. Diciumnya punggung tangan Olivia sambil tersenyum. Calvin terdiam dan sibuk dengan handphonenya sementara Carmen meletakkan kepalanya di bahu Olivia.

🌿🌿🌿

Hanniel memeluk kedua orangtuanya dan adik kesayangannya dengan mesra. Kepulangannya kali ini untuk permanen. Kuliah S2nya sudah selesai dan dia akan mulai bekerja di perusahaan Papa hari Senin nanti.

Tapi yang lebih membuatnya bersemangat adalah kerinduannya pada Carmen. Dia pulang untuk Carmen. Untuk kembali bersama gadisnya yang sudah dia tinggalkan kurang lebih tiga tahun. Lebih malah.

Hanniel sudah pergi sejak dia lulus SMA di usianya yang ke-16 tahun. Dia memilih Munchen, Jerman untuk menimba ilmu. Sampai hari ini terhitung 7 tahun dia pulang pergi Munchen - Jakarta hanya untuk menuntaskan rindunya pada keluarga dan terutama pada Carmen.

Aneh memang dirinya. Sejak usianya 12 tahun dia sudah menyatakan diri akan menjadi suami Carmen suatu hari nanti. Waktu itu Carmen baru berusia 6 tahun dan Hanniel selalu ingin melindunginya. Awalnya Hanniel pikir dia hanya merasa berkewajiban melindungi Carmen saja, tapi semakin Carmen tumbuh dewasa, semakin rasa di hati Hanniel terlihat nyata. Ini bukan hanya kewajiban untuk menjaga dan melindungi Carmen, tapi Hanniel mulai mencintai gadis itu.

CARMEN - Love in Montreal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang