8. Home Sweet Home

5.2K 425 31
                                    

Haiiii... Good afternoon...
Akhirnya aku update Hanniel dan Carmen ya.

Happy reading 😄😘

🌼🌼🌼

Rumah Keluarga Kurniawan sangat ramai.

Mereka sedang mengadakan jamuan makan malam untuk banyak hal. Kesembuhan Olivia Kurniawan, pernikahan Hanniel dan Carmen dan perpisahan untuk pasangan pengantin baru itu. Besok sore mereka akan berangkat ke Montreal.

Hanniel tidak melepaskan genggamannya dari tangan lembut Carmen. Rasanya tidak rela berpisah dari pengantinnya itu. Tapi Papa memanggilnya dan mengajaknya bergabung di taman belakang. Sementara para wanita berada di ruang makan.

Dengan lesu, Hanniel melangkah tapi sebelumnya dia menyempatkan mencium pipi Carmen.

"Cieee... yang nggak mau pisah..." goda Michaella sambil bersembunyi di balik punggung Mamanya.

Carmen hanya bisa tersipu dan membuat Hanniel semakin gemas.

Lagian sih Carmennya yang bikin gara-gara, bikin hati Hanniel kebat-kebit. Kenapa juga Carmen harus cantik, pintar dan baik hati, hingga membuat Hanniel jatuh cinta. Jadinya begini deh, pisah sebentar aja seperti pisah berhari-hari. Nggak rela pokoknya!

Belum lagi dua malam ini Hanniel tersiksa karena hanya bisa memeluk Carmen, tanpa bisa melakukan aktivitas lain. Semalam sih sempat juga mencium bibir Carmen tapi malah hampir kebablasan. Wajar dong, suami istri baru, normal dan masih hot-hotnya ingin menjelajahi satu sama lain.

Awalnya terjadi ketika dia melihat Carmen keluar kamar mandi hanya dengan mengenai terusan putih pendek transparan dan memperlihatkan celana dalam tanpa bra. Ditambah rambut Carmen yang basah dan sangat seksi di mata Hanniel.

Hanniel langsung menghampiri Carmen dan mencium bibirnya. Carmen terkejut tapi menerima Hanniel dengan membuka mulutnya dan merangkul leher Hanniel. Mereka sama-sama terlena dan Hanniel mengangkat Carmen ke tempat tidur.

"Kenapa harus pakai baju seperti ini, Sayang?" bisik Hanniel di sela-sela cumbuannya.

"Disuruh Mama, Mas!"

Oh good! Mama dan segala usahanya! Nice job, Mam!

Tapi semuanya buyar ketika tangan Hanniel mengelus bokong Carmen. Dia meraba lapisan pembalut di celana dalam Carmen. Hasratnya langsung susut ke angka nol dan si junior langsung terkapar lemas. Hanniel menghentikan ciumannya di leher Carmen sambil memejamkan mata.

Sialan!

"Kamu masih mens ya, Sayang?"

Carmen mengangguk malu.

"Kalau gitu Mas mandi aja deh!" Hanniel beranjak sambil mencium dahi Carmen dengan lemas.

Dan sekarang mata Hanniel tetap tidak bisa lepas dari sosok Carmen. Besok sore mereka akan berangkat ke Montreal dan mereka akan memulai hidup mereka berdua. Rasanya campur aduk tapi Hanniel sudah tidak sabar untuk memulainya.

Bukannya menuju taman belakang tempat para pria berkumpul, Hanniel malah berjalan menuju grand piano di ruang tengah dan mulai memainkan sebuah lagu. Sejak melihat Carmen mengenakan gaun putih itu, hati Hanniel semakin membuncah. Dia ingin menyanyikan lagu Beautiful In White hanya untuk Carmen.

Suara berat Hanniel yang lumayan enak didengar itu mengalun lembut dan membuat semua orang mendekat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara berat Hanniel yang lumayan enak didengar itu mengalun lembut dan membuat semua orang mendekat. Mata Carmen mulai berkaca-kaca dan jantungnya berdebar lebih cepat.

So as long as I live I'll love you
Will have and hold you
You look so beautiful in white

And from now to my very last breath
This day I'll cherish
You look so beautiful in white
Tonight...

Semua bertepuk tangan ketika Hanniel menyelesaikan lagu itu.

Hanniel berdiri dan berkata, "Hai Carmen, istrinya Hanniel Adijaya. Aku jatuh cinta padamu sejak pertama kali mataku melihatmu ketika umurmu masih 2 tahun dan aku tetap mencintaimu hingga saat ini. Aku bersyukur kita akhirnya menikah dan besok kita akan memulai perjalanan rumah tangga kita berdua. Carmen, apapun yang akan terjadi, kiranya kita akan selalu bersama hingga maut memisahkan kita. I love you, Wife!"

Carmen langsung meleleh dan meneteskan airmata. Kakinya bergerak menghampiri Hanniel dan mencium bibirnya dengan mesra. Suara deheman Ayah yang cukup keras tidak menghentikan Carmen mencium Hanniel.

"I love you too, Husband!" bisik Carmen di telinga Hanniel.

🍁🍁🍁

Penerbangan mereka menuju Montreal memakan waktu sehari penuh. Sambil memandangi Carmen yang tertidur pulas, Hanniel mulai memikirkan masa depan mereka. Carmen akan meneruskan kuliahnya, sementara Hanniel bermaksud untuk bekerja dan tidak mengandalkan uang dari orangtuanya.

Ayah dan Bunda Carmen sudah menyiapkan dana untuk biaya hidup mereka setidaknya selama 4 tahun ke depan, sampai mereka kembali ke Jakarta dan Hanniel meneruskan perusahaan Papanya. Kedua orangtua Hanniel juga begitu. Hanniel dan Carmen benar-benar tidak akan kekurangan secara materi. Thank God for that!

Tapi Hanniel tetap ingin berusaha mencari pekerjaan untuk kehidupan mereka. Dana itu tetap mereka simpan dalam bentuk tabungan tapi Hanniel ingin membuktikan kepada orangtua mereka bahwa Hanniel mampu menghidupi Carmen.

Jadi sejak beberapa minggu yang lalu, begitu Hanniel mengetahui semua masalah Bunda, dia menghubungi mantan dosennya di Jerman dan meminta rekomendasi untuk bisa mengajar di Montreal. Setelah Hanniel pikirkan dengan matang, dia harus mencari pekerjaan yang dekat dengan Carmen dan bisa mengawasinya secara langsung. Dan pekerjaan itu adalah di kampus.

Hanniel ingin mengajar.

Hanniel akan mengatakannya pada Carmen setibanya di rumah.

Perjalanan mereka dilanjutkan dengan taksi menuju apartemen yang ditempati Carmen. Papa menawarkan sebuah rumah tapi Hanniel menolaknya. Toh, hanya mereka berdua saat ini. Apartemen itu cukup bagi mereka. Mereka berencana untuk memiliki anak ketika mereka kembali ke Jakarta.

"Home sweet home, Mas!" Carmen meletakkan tasnya di sofa dan memeluk Hanniel dengan erat.

"Home sweet home, Love!" Hanniel mengangkat Carmen dan memangkunya di sofa. "Capek?"

Carmen mengangguk sambil meletakkan kepalanya di dada Hanniel.

"Kalau gitu, kita mandi, pesan makan trus tidur. Besok aja unpackingnya ya."

Hanniel menggendong Carmen menuju kamar mandi dan membuka seluruh baju Carmen serta berharap hal baik malam ini. Tapi sayangnya Carmen menggeleng sambil tersenyum.

"Terus kapan dong Sayang?"

"Besok ya Mas!"

YESSS! Hanniel bersorak dalam hati. Diciumnya bibir Carmen dan berkata, "Can't wait!"

🌺🌺🌺

Segitu dulu ya... Semoga suka yaaaa 💋 😘

Jangan lupa VOTE dong dan makasih banyak sudah membaca ceritaku 💜💕

Love you all,
-def-
IG: _deforselina_

CARMEN - Love in Montreal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang