Haiiii... Selamat sore... 😃
Tangan ga berhenti ngetik sampe lupa kalo blm maksi. Isi perut cuma dengan sepotong bolu dan secangkir vanilla latte.
Sekarang baru terasa lapar... 😁Anyway, happy reading 😘 😘
🌸🌸🌸
"Test pack?"
Kimberly tidak mengacuhkan kebingungan Hanniel. Dia dan Olivia malah menuntun Carmen menuju kamar mandi.
"Sekalian mandi ya, Sayang? Bunda yang mandiin?"
Carmen mengangguk dengan wajah yang hampir menangis.
"Mas, tolong siapin baju Carmen ya. Mama dan Bunda urus istrimu dulu!"
Hanniel menggaruk kepalanya dengan bingung lalu membuka lemari untuk menyiapkan baju Carmen. Jantungnya berdebar lebih cepat dan rasanya bahagia sekali membayangkan Carmen ternyata hamil, tapi Hanniel buru-buru menenangkan hatinya. Dia harus siap dengan segala kemungkinan dan tugasnya adalah mendukung Carmen apapun hasilnya.
Ketiga perempuan kesayangannya itu keluar dari kamar mandi 15 menit kemudian. Tubuh Carmen dililit handuk putih besar dengan rambut yang masih basah. Sial, dalam keadaan sakit aja Carmen bisa begitu menggairahkan.
Kimberly menepuk bahu Hanniel dengan sebal. "Awas ngences! Udah setiap hari lihat Carmen telanjang aja masih juga belum puas!"
"Nggak akan pernah puas, Ma!" jawab Hanniel tertawa puas. Dihampirinya Carmen dan dipeluknya.
Gantian Olivia yang menepuk bahu Hanniel. "Yang mau jadi bapak, jaga sikapnya!"
"Yahhh Bun, sekali-kali juga ya, Sayang? Ehhh... Bunda barusan bilang apa?"
Kimberly mengulurkan sebuah test pack putih yang sudah bergaris 2 merah ke tangan Hanniel. "Selamat ya, Anaknya Mama, si calon Papa!" Kimberly memeluk Hanniel dan mencium pipinya.
Hanniel menatap nanar pada test pack di tangannya. Dia terduduk di lututnya sambil memeluk pinggang Carmen dan menciumi perutnya. Mata Carmen juga berkaca-kaca dan tangannya terulur mengusap kepala Hanniel.
"Kamu nangis, Mas?" tanya Olivia sambil mencium kepala Hanniel. "Selamat ya, calon Papa baru!"
Hanniel menghapus airmatanya dan berdiri, memeluk erat Carmen. "Makasih ya, Tuhan. Istriku hamil!"
"Papa, batalkan aja dokternya!" teriak Kimberly dari lantai atas. "Kita langsung ke rumah sakit aja, Carmen positif hamil!"
"Emang paling pinter lo, Kim bikin gempa bumi lokal!" Olivia hanya bisa geleng-geleng kepala.
🌼🌼🌼
Ketika Dokter Paramitha mengatakan Carmen positif hamil 6 minggu, Hanniel melompat dan berteriak kegirangan seperti orang yang berhasil memasukkan bola ke dalam gawang. Kalau perhitungannya benar, berarti di hari ketika mereka lupa menggunakan pengaman untuk pertama kalinya, saat itu juga bayi mereka tercipta.
Hanniel menarik nafas dengan penuh kebanggaan. Terbukti tokcer memang pejantannya!
Tentu saja 'sedikit' kekacauan terjadi. Ketika Mama berteriak Carmen hamil, kedua 'Bos Besar' secepat kilat berlari ke kamar mereka dan memperlihatkan wajah tidak percaya. Carmen yang masih mengenakan handuk langsung bersembunyi di balik punggung Hanniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
CARMEN - Love in Montreal
RomanceTELAH TERBIT DI GOOGLE PLAYSTORE https://play.google.com/store/books/details?id=BfGYDwAAQBAJ THE FLOWERS SERIES Book # 1 18+++ Sejak Carmen berusia 6 tahun, Hanniel sudah mengklaim dirinya sebagai 'calon istri Mas Hanniel'. Hanniel melakukan itu kar...