3. Kamu Selalu Yang Terbaik Untuk Aku!

5.6K 538 21
                                    

Haiiii... Diantara keseruan pasangan Rocky dan Elora, ayo kita intip cinta2annya Hanniel dan Carmen... ❤❤❤

Semoga suka yaaaa 💋😘😘

🌼🌼🌼

Setelah tiga hari bersama Carmen, Hanniel malah semakin tidak ingin pulang. Sekarang dia malah berpikir keras untuk membujuk kedua orangtuanya agar segera melamar Carmen. Sering sih hatinya menanyakan apakah dia mencintai Carmen setulus hati atau memang karena terbiasa.

Jawabannya selalu sama. Hanniel mencintai Carmen setulus hati.

Bukannya Hanniel tidak pernah bertemu wanita-wanita cantik di luar sana. Apalagi dia bertahun-tahun sekolah di luar negeri, di Jerman tepatnya tapi tidak sekalipun Hanniel tergerak untuk mencari gadis lain. Hanya Carmen.

Bahkan ada beberapa gadis yang mengejarnya sampai ke apartemen dan melakukan berbagai cara agar Hanniel luluh, tapi hatinya tetap untuk Carmen.

Ketika pertemuan mereka di bandara beberapa waktu yang lalu, Hanniel makin tidak ingin melepaskan Carmen. Sekali dia memeluk Carmen, selamanya Hanniel tidak akan melepaskannya. Itu makanya selama 4 tahun di Jerman, Hanniel jarang menelepon Carmen ataupun pulang ke Jakarta, karena dia tahu pasti bahwa dia tidak akan sanggup berpisah lagi.

Setelah dengan kegigihan dan teknik rayuan tingkat tinggi yang diajarkan Mama kepadanya, akhirnya Papa dan Ayah Ben luluh juga. Mereka berdua mengijinkan Hanniel berlibur Natal di Montreal bersama Carmen tapi dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Seperti layaknya undian. Yah begitulah kedua orangtua yang mereka sayangi itu. Banyak bengkoknya daripada lurusnya. Tapi Hanniel menyayangi mereka semua.

Dan saat ini mereka berdua, dirinya dan Carmen baru saja masuk ke dalam apartemen setelah mereka melakukan jogging di taman dekat-dekat sini. Cuaca dingin tapi Carmen tetap ingin olahraga karena dia tidak ingin sakit di negeri orang. Benar juga sih!

Carmen langsung membuka jaketnya dan mengambil air minum lalu menyodorkannya pada Hanniel. Melihat keringat bercucuran di tubuh Carmen, Hanniel langsung berbalik badan.

Sebaik-baiknya dia jadi pacar, tapi dia masih pria normal yang sedang disuguhkan pemandangan indah dalam wujud seorang gadis berusia 17 tahun yang seksi dan hanya mengenakan tanktop tipis. Lebih baik dia balik badan dan mengatur nafasnya dengan baik. Dan sialnya sepanjang 24 tahun hidupnya, juniornya yang biasanya hanya bangun di pagi hari, sekarang tiba-tiba saja juniornya berontak di bawah sana. Oh no!

"Mas, aku bikinin sarapan dulu ya!" Carmen mengejutkannya dengan rangkulan tangannya di pinggang Hanniel dan suara seraknya di telinga Hanniel yang masih normal.

Hanniel cuma bisa mengangguk dengan jantung yang kembali mengajak marathon. Yang paling bikin Hanniel lemas adalah sepasang gundukan lembut yang menempel di punggungnya. Walaupun hanya sesaat tapi efeknya luar biasa. Saking luar biasanya hingga membuat Hanniel kabur ke kamar mandi.

Hanniel keluar dari kamar mandi dengan pemandangan Carmen yang sedang menyiapkan sarapan tapi matanya melekat di televisi yang sedang menampilkan video klip Calum Scott dengan lagu 'you are the reason'.

Tiba-tiba saja, "Lho kok... Calum Scott bisa mirip dengan Mas Hanniel? Atau Mas Hanniel yang mirip Calum ya?"

Hanniel menoleh ke televisi dengan wajah cemberut. "Apaan sih, Sayang? Mas nggak mau ah mirip dia. Rambut Mas lurus kok, rambut Calum keriting tauk!"

"Ihhh... Calum Scott ganteng ya, Mas!" Carmen masih tidak peka. Matanya semakin melotot melihat pria di TV itu.

Hanniel buru-buru meraih remote dan mematikan TV lalu melempar remote itu sembarangan. "Lebih ganteng Mas kali, Sayang!" Ditariknya kursi di samping Carmen dan duduk dengan wajah cemberut.

CARMEN - Love in Montreal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang