Chapter 3

55 13 6
                                    

Devona POV.

Aku mengerjapkan kedua mataku, cek hp. Pukul lima pagi. Aku bangun dan mencuci muka.

Setelah selesai, aku turun menuju dapur untuk minum. Ada seseorang di dapur, ternyata Bibi Sur yang sedang menyiapkan sarapan.

"Selamat pagi Non" sapa Bibi Sur ramah ketika melihatku.

"Pagi Bi," sapaku balik "Tumben Bi masak banyak?" tanyaku.

"Oh.., ini Bibi masak banyak buat Bapak, Ibu sama Non Hana" balas Bibi Sur yang masih sibuk dengan masakannya.

"Papa Mama belum berangkat ke kantor?" tanyaku heran.

Tidak seperti biasanya papa dan mama belum berangkat ke kantor, padahal sakarang sudah hampir pukul enam, biasanya papa mama kalau berangkat selalu sangat pagi dan pulang entah jam berapa.

"Iya Non, Tuan dan Nyonya belum berangkat."

Aku hanya mengangguk dan beranjak meninggalkan Bibi Sur.

**

Setelah sampai dikamar, aku mandi dan bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Ketika sudah selesai, tak lupa aku memakai pelembap wajah, supaya wajahku tidak kering.

Karena polusi yang ada di Ibu Kota terlalu banyak dan juga sesuatu yang tidak boleh lupa adalah memakai Lip Balm, karena bibirku sangat sensitif.

Setelah semua persiapan untuk sekolah dan diriku sendiri sudah beres, aku turun dari kamarku menuju ruang makan.

Kulihat ada papa dan mama yang sudah duduk dimeja makannya masing-masing.

"Pagi Pa, Ma" sapaku sembari duduk ditempatku biasa duduk.

"Pagi sayang." Balas papa dan mama berbarengan.  

"Tumben belum berangkat, emangnya gak ada kerjaan di kantor?" celetukku.

Kudengar mereka menghela napas.

"Kerjaan kantor lagi enggak terlalu banyak, jadi hari ini berangkat agak siang" jelas mama yang hanya aku jawab dengan oh saja.

Dan acara sarapan pagi tersebut berjalan sangat hening, hingga akhirnya aku memecahkan keheningan tersebut karena aku sudah selesai.

"Ma, Pa, Hana udah selesai, aku berangkat ya" pamitku.

"Hana" panggil papa yang membuat aku menghentikan langkahku yang baru dua langkah.

Aku berbalik, "Kenapa Pa?" tanyaku.

"Papa cuma mau nganter kamu sekolah, boleh gak?" Jawab sekaligus tanya papa, mama cuma menatapku menunggu jawaban.

"Enggak, aku mau pake bis aja" jawabku.

"Kenapa kamu enggak mau papa atau mama anter? Kan cuma ke sekolah aja?" tanya papa.

Aku menghela napas.

"Alasan pertama adalah aku enggak mau kalau ada yang tau aku adalah anak Papa dan Mama. Kedua, aku mau hidup dengan tenang disekolah tanpa ada yang menganggu, karena kalo mereka tau aku anak papa atau mama nanti hidup aku di sekolah enggak akan tenang. Yang ketiga , Aku enggak mau semua hal yang aku rahasiain ini terbongkar" jelasku panjang lebar yang membuat mereka menghela napas panjang.

"Oke, Papa mengerti. Bagaimana kalau kamu Papa antar sampai halte bis aja?" tawar papa yang kujawab dengan anggukkan.

Malas berdebat.

*****

"Terima kasih atas tumpangannya" ucapku sangat formal ketika sudah sampai dihalte bus, bahkan sampai membungkukkan sedikit tubuhku.

You Are My Sun || Kamu Matahari KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang