"Deb, kamu ada plester kompres gak?" Tanya Angeline yang sedang membuat makan siang, dibantu Debby.Debby menggeleng, "Gak ada... Belum nyetok lagi, nanti aku beliin sekalian anter Tante sama Devona pulang".
"Oke... Deb, tolong susun makanannya di meja makan ya, Tante mau bangunin Devona dulu".
"Siap Tan!" Ucap Debby sembari mengangkat tangannya hormat yang hanya mendapat gelengan dari Angeline.
Angeline berjalan dengan pelan menuju kamar keponakannya yang berada dilantai satu.
Dengan perlahan Angeline membuka pintu kamar keponakannya dan terlihatlah anaknya yang sedang pulas tertidur.
"Hana... Bangun yuk... Makan siang~" panggil Anggeline sembari mengelus rambut Devona lembut.
Dengan mudah Devona sudah terbangun, ia bukan tipe orang yang sulit untuk dibangunkan.
"Mama udah dateng? Jam berapa sekarang?" Tanya Devona dengan suara serak khas bangun tidur, sembari mengusap kedua matanya.
"Jam setengah satu. Ayo bangun, makan siang dulu, abis itu baru kita pulang" jelas Angeline.
"Cuci muka dulu".
Devona bangkit dari ranjang dan dengan langkah lunglai, ia melangkah menuju kamar mandi.
"Ayo Ma" ucap Devona yang sudah selesai membasuh wajahnya.
Angeline berjalan dibelakang Devona. Dengan cermat ia memperhatikan setiap gerak yang dilakukan oleh putrinya. Mencari segala kejanggalan yang ada pada putrinya.
Dengan langkah yang dipercepat, Angeline menyamakan langkah Devona kemudian merangkul dan mengacak rambutnya.
"Ih Mama! Jangan acak-acak terus rambut aku!" Ucap Devona menggerutu.
Angeline tertawa melihat ekspresi wajah Devona yang terlihat sangat kesal, "Jangan marah-marah mulu ah... Nanti cantiknya luntur hahaha~".
Devona menatap Angeline dengan wajah datar.
"Udah-udah... kamu sensi banget hari ini, sekarang kamu duduk disini, biar Mama ambilin makanan kamu" titah Angeline yang dituruti Devona.
"Ini makan siang kamu, kamu abisin ya!" Seru Angeline sembari tersenyum.
Devona menatap makanannya dengan ekspresi yang sulit dijelaskan, "ini terlalu banyak" ucapnya menatap makanannya datar.
Angeline menggeleng, "No... No... Ini gak banyak! Harus kamu habiskan dan gak ada penolakan!".
Dengan perasaan yang tidak karuan, Devona menatap makanannya. Yang sebenarnya memang tidak banyak, hanya berisi sangat sedikit nasi putih, kemudian beberapa lauk-pauk yang lebih mendominasi dibandingkan nasinya.
Dengan perlahan Devona mulai memakan makanannya dengan ogah-ogahan.
Sedangkan Debby, ia hanya memperhatikan apa yang dilakukan ibu dan anak ini didepannya, sembari sesekali menyuapkan makanan kedalam mulutnya.
Semua makan dengan hikmat, sampai akhirnya Angeline membuka suara.
"Nasinya juga dimakan Hana, Jangan lauknya aja".
Devona menggeleng, kemudian kembali memakan lauk yang ada dipiringnya, sama sekali tidak menyentuh nasinya.
"Kamu mau makan sendiri atau Mama suapin?" Ucap Angeline dengan senyum yang terpampang lebar.
Tanpa menjawab, Devona langsung menyendok nasi putih yang ada dipiringnya, tentu saja dengan lauk yang lebih dominan.
Suapan pertama dan kedua, Devona mampu menelan makanannya, tapi tidak dengan yang ketiga.

KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Sun || Kamu Matahari Ku
Fiksi RemajaIni cerita tentang seorang gadis yang sangat tak acuh dengan keadaan yang ada di sekitarnya, bahkan dirinya sendiri pun ia tak acuh. Ia sangat tidak suka bila kehidupannya diusik, walau hanya sedikit saja. Ia adalah gadis yang sangat menyukai keten...