Chapter 5

22 2 0
                                    

Devona sedang menunggu bis di halte seperti biasanya. Ia memperhatikan sekitar, dan seperti biasanya juga, pasti ada seorang gadis penyemir sepatu yang setiap pagi ada di halte.

Kadang Devona heran ketika melihat gadis tersebut, apa dia gak sekolah, itu yang selalu ada dipikirannya.

Sampai akhirnya gadis tersebut melihat Devona lalu ia tersenyum dan menghampiri Devona dengan riang.

"Hai kak!" Sapa gadis tersebut.

Devona hanya menatapnya.

"Oh iya, aku mau bilang makasih banget ya kak buat yang kemarin!" Ucap gadis tersebut riang.

"Sama-sama" balas Devona singkat.

Tiba-tiba ada seorang lelaki paruh baya yang duduk agak jauh dari Devona duduk, ia terlihat sedikit arogan.

"Kak aku mau ke bapak itu dulu ya" pamit gadis tadi ke Devona yang dibalas anggukan kecil.

Entah kenapa dengan gadis tadi pamit seperti tadi, Devona merasa kalau ia seperti seorang kakak. Lebih tepatnya seorang kakak yang menyuruh adiknya bekerja -jahat sekali.

"KAMU BISA KERJA GAK SIH! SEPATU SAYA JADI KOTOR GINI!" Bentak seseorang membuat Devona menoleh ke arah suara.

"Maaf pak, tapi-".

"Tapi apa?! Kamu udah bikin sepatu saya kotor!!" Bentak lelaki paruh baya itu penuh amarah. "Pokoknya kamu harus ganti sepatu saya!!".

"Tapi pak sepatu bapak kotor bukan salah saya. Bapak sendiri yang menendang peralatan semir saya" bela gadis tersebut sedikit gemetar, tapi tetap menatap bapak paruh baya itu.

Devona yang melihat pembelaan gadis itu tersenyum kecil.

"Good!" Batin Devona.

Setelah memperhatikan perdebatan cukup lama akhirnya Devona turun tangan.

"Ini kesalahan Anda!" Ucap Devona.

"Tau apa kamu anak kecil?! Pokoknya saya gak mau tau, sepatu saya harus diganti!!" Ucap bapak itu ngotot.

"Saya punya bukti CCTV" Ancam Devona dengan mata melirik ke tiang di sebelah halte.

"Cih!!" Dengan wajah merah Si bapak langsung meninggalkan mereka begitu saja.

Setelah itu terjadi keheningan yang cukup lama, bahkan Devona sampai melewatkan bisnya. Karena memang sudah niat untuk bolos. Keadaan mood nya memburuk karena kejadian tadi.

"Lo gak sekolah?" Tanya Devona dengan ekspresi wajah datar.

"Sekolah kok, kak" balasnya sambil menundukkan wajahnya.

"Bolos?".

Gadis itu terlihat bingung untuk menjawab. Ia menggeleng kemudian mengangguk. Devona hanya mengangkat sebelah alisnya.

"Bukan bolos... Tapi... izin gak masuk?" ucapnya lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Kenapa?".

"Emm... Itu... Harus kerja,"

"Ngomong yang jelas!" Tegas Devona.

"Iya kak" terlihat ia menghembuskan napasnya kemudian melanjutkan, "Aku harus kerja buat biaya sekolah adik aku kak, untuk bayar kelulusan nanti".

"Orang tua lo ke mana?" Tanya Devona.

"Orang tua aku udah lama meninggal kak" jelasnya dengan senyuman sedih.

"Maaf" Devona terkesiap mendengar penjelasannya, "Nama lo siapa?" Tanya Devona segera mengalihkan topik.

"Gapapa kak, iya, nama aku Gendhis. Oh iya kakak gak sekolah? Udah kelewat tiga bis loh kak?".

You Are My Sun || Kamu Matahari KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang