22

874 76 0
                                    

“nugu?”

“jimin”

“kau berteman dengannya?”

“ne wae?”

“yak michiyeo? dia sering membullymu”

“tapi oppa dia tidak seburuk yang kamu kira”

“yak kau baru beberapa bulan di seoul hati-hatilah dalam memilih teman”

“semua temanku baik”

“chaeyeong-ah” bentaknya hingga aku terkejut

“jika kau mengira mereka baik terserah tapi jika kau mengetahui dia jahat kepadamu jangan sampai kau menyesal dan menangis” setelah perkataannya selesai ia pergi meninggalkanku

“aish kenapa dia sangat menyebalkan heoh?” ocehku sambil berjalan menuju kamarku

***

“wae?” tanya eomma yg baru saja berada di kamarku terduduk di sampingku yg sedang bermain ponsel di atas ranjang

“ne?”

“apa yg membuatmu bertengkar dengan oppamu?”

“hanya masalah sempele”

“dia tidak akan membentakmu jika masalah itu memang sempele”

“aku benar eomma”

“ceritakan yg sebenarnya kepada eomma”

“aku tadi bangun agak pagi namun aku bosan jadi aku memutuskan untuk olahraga di taman komplek”

“lalu?”

“awalnya aku olahraga sendiri namun di tengah jalan aku bertemu dengan temanku, namun sepertinya chanyeol oppa membencinya”

“tapi aku bingung kenapa dia membenci temanku itu”

“chaeyeong-ah jangan pikirkan perkataan oppa mu ya, dia berkata seperti itu karena mungkin ia tidak ingin kau berteman dengan orang yg menurut dia buruk”

“Tapi...”

“chanyeol, kamu, dan jisung adalah anak eomma jadi eomma tau seperti apa kalian bertiga. dan chanyeol dia orang yg teliti dalam menilai orang”

“percayalah apa yg dia katakan saat ini itu demi kabaikanmu, dia tidak ingin kau di bully di sekolah terus menerus” akupun mengangguk

“ada acara?” akupun menggeleng

“istirahatlah agar tidak lelah”

“eomma”

“ne?”

“boleh chaeyeong minta sesuatu?”

“mwo?”

“chaeyeong ingin melakukan diet jadi chaeyeong minta tolong sama eomma buat nanti menu makanan aku di rubah ya, boleh?”

“selagi itu bukan menu berbahaya baiklah”

“chaeyeong akan mengirimkan menu makanannya ke chat line eomma”

“chamkanma, berati kau juga akan berolahraga?”

“ne, chaeyeong akan berolahraga setiap hari minggu”

“perlu eomma bangunkan?”

“tidak usah chaeyeong akan usaha untuk bangun sendiri”

“baiklah eomma turun ya” akupun mengangguk dan sosok wanita itu hilang dari balik pintu

***

hari ini adalah hari senin
setelah pertengkaran kemarin seharian aku dan chanyeol oppa tidak saling menegur

“eomma, appa sepertinya hyung dan noona sedang bertengkar”

“ani” jawabku dan chanyeol oppa secara bersamaan

“kalian kenapa heoh? sedari kemarin appa tidak melihat kalian berbicara seperti biasa”

“gwenchana” lagi-lagi aku dan chanyeol bersamaan

“ayolah chanyeol kau masih marah dengan ulah chaeyeong kemarin?”

“aku tidak marah hanya saja ia berteman dengan namja yang selalu membullynya di sekolah eomma”

“aku sudah bilang dia tidak seburuk yang kau kira oppa”

“tau apa kau tentang jimin heoh?” seketika kegiatan makan kami terhenti

“dia anggota grub bts chaeyeong-ah”

“bts?” appa dengan nada bingung

“ya bts perkumpulan namja yang selalu membully murid yang buruk di mata mereka dan chaeyeong salah satu korbannya”

“oppa kenapa kau memberi tahu mereka?”

“agar mereka tahu luka yang kau rasakan di sekolah”

“oppa”

“chaeyeong-ah apa itu benar?” tanya appa

“ne?”

“apa ketiga yeoja yang datang sebagai temanmu juga membullymu di sekolah?” tanya eomma

“ani mereka bertiga selalu melindungiku”

“ah jisung-ah kau juga jangan berteman dengan yoojung”

“wae? kenapa aku juga di larang dalam berteman?”

“karena dia adik jimin”

“oppa yoojung itu baik”

“tau dari mana heoh?”

“kemarin di toilet dia menolongku saat aku lemah karena...” aku mengigit bibir bawahku sebelum pembicaraanku selesai

“ah mati kau park chaeyeong kau hampir saja memberitahu mereka tentang penyakitmu”

“karena?” appa dan eomma serta chanyeol oppa bersamaan

“karena bullyan mereka semua iya karena aku habis di bully oleh mereka”

“kapan?”

“saat bangku ku kotor karena ulah Mereka”

“tapi seingatku saat itu rencana mereka gagal karena kau tidak berada di kelas?”

“mati kau chaeyeong mati” berulang kali aku menyumpahi diriku ini

“appa eomma aku sudah selesai sarapan, aku ke mobil dahulu ya” aku mengambil tasku dan segera menuju mobil

“aish bocah itu” akupun tidak memperdulikan ocehan nya

***

Discourtesy ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang