TIGA : Makan malam

296 21 1
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Karakter semuanya hanya milik Masashi Kishimoto-san kecuali beberapa OC yang akan saya buat! Story is mine!

Sorry for many typo(s)

Hope you like it~

•••

"Semua wanita pasti ingin dipuji cantik bagaimana pun rupa mereka."

•••

Sakura memandangi pantulan dirinya di kaca yang menampilkan dirinya memakai dress pink pucat selutut yang nampak menonjolkan warna rambutnya, lalu juga sepatu berwarna hijau tosca dan riasan tipis diwajahnya yang cantik.

Mikoto yang melihat tampilan Sakura yang nampak cantik itu mengangguk dengan bangga. "Kau terlihat cantik.. ah tidak, kau selalu terlihat cantik!"

"Obaa-san jangan menggodaku," gerutu Sakura sambil menutupi wajahnya yang memerah malu.

Mikoto yang melihat itu tertawa dan menggenggam tangan halus nan pucat Sakura dengan erat. "Jangan gugup," bisik nya ketika merasakan tangan Sakura yang bergetar, "kau cantik apa adanya, ne Sakura-chan."

Sakura terdiam dan hanya bisa menurut ketika Mikoto membawa pergi ke ruang makan yang sudah diduduki oleh Itachi dan Sasuke yang tengah sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Boys.. bagaimana penampilan Sakura-chan malam ini?" tanya Mikoto ketika sampai di depan Sasuke dan Itachi yang sibuk.

"Cantik.." jawab Itachi sambil tersenyum kecil, entah itu tulus atau tidak, tapi Sakura bahagia ketika Itachi mengatakan hal itu.

"Jelek!" tegas Sasuke sambil meneguk air putih disampingnya tanpa melihat kearah Sakura yang bertampang sedih.

Yah, bagaimana pun Sakura menyukai Sasuke walau Sasuke belum pernah menyebut nama depan Sakura dan juga mereka jarang berbicara dan sekalinya berbicara, Sasuke malah mengatakan kalau dirinya jelek tanpa melihat kearahnya.

Sakit hati ini.

"Hush! Sasuke-kun tidak seharusnya berbicara begitu, kau seharusnya melihat dulu baru menilai!" tegur Mikoto sambil duduk disamping Sakura yang menatap kosong kearah gelas wine yang kosong.

Sasuke lalu menatap kearah Sakura masih dengan tatapan datarnya dan lalu kembali menatap kearah lain selain Sakura.

Dan setelahnya, makan malam pun berlangsung dengan Mikoto yang terus meremas tangan Sakura lembut.

•••

Setelah makan malam selesai, Sakura memilih untuk duduk di taman belakang sambil sesekali menghela nafas.

"Percuma saja berdandan cantik, bagiku kau tetap jelek." Suara itu menusuk bagai angin malam ini. Sakura tahu suara siapa tahu itu tanpa menoleh sedikit pun ke belakang untuk mencari tahu.

"Aku tahu," bisik Sakura sambil memejamkan mata membiasakan rasa sakit di dadanya setiap Sasuke berkata. "Semua wanita pasti ingin dipuji cantik bagaimana pun rupa mereka."

Sasuke terdiam tidak menjawab. Ketika ia ingin berbalik pergi, suara Sakura berkata pelan.

"Kenapa kau tidak ingin mengakui aku Sasuke?"

"Aku tidak tahu," balas Sasuke datar. "Seharusnya aku yang bertanya, Sakura, kenapa kau masih berusaha walau aku sudah menghempasmu jauh-jauh?"

"Karena aku mencintaimu.. tidak ada alasan lain untuk diriku berusaha, Sasuke. Walau kau menolak, cinta ini tak pernah luntur, bahkan sekalipun kau menghancurkan hati ini.. aku pasti akan bangkit kembali untuk meraih hatimu yang tak pernah menjadi milikku." Kini Sakura menatap kearah Sasuke sambil tersenyum kearah wajah Sasuke yang datar walau matanya menampakkan sedikit riak. "Jadi biarkanlah aku berjuang walau kau terus menolak. Hingga.. seseorang mendapatkan hatimu dan membahagiakan dirimu, baru.. baru aku akan melepaskan cinta ini."

Sasuke pun menunduk lalu menatap kearah langit malam yang gelap tanpa kerlip bintang. "Percuma saja, hatiku sudah beku."

"Kalau begitu biarkan aku jadi matahari yang siap mencairkan hatimu dan menghangatkan nya untukmu."

Sasuke terkekeh kecil. "Terserah kau saja, yang pasti, hatiku sudah beku dan hanya untuk gadis kecil yang bahkan tak akan pernah kutemui lagi dan mungkin saja sudah melupakan ku."

Setelahnya Sasuke pergi meninggalkan Sakura yang berpikir memikirkan perkataan Sasuke.

"Akan ku pastikan, bahwa aku akan menjadi matahari dilangit untuk mencairkan dan menghangatkan hatimu."

•••

Sasuke menatap datar figura dinakas nya. Kembali dirinya memikirkan tentang setiap ucapan Sakura ditaman tadi yang membuat dirinya kalut.

Dia takut, sangat takut. Karena setiap orang yang ia sayangi akan segera pergi meninggalkan dirinya secepat hembusan nafas. Seperti gadis berambut panjang merah muda di figura nya.

Dia takut, jika suatu hari dirinya mencintai Sakura maka Sasuke akan ditinggal sendiri lagi jatuh ke dalam laut yang menjadi kenangan indah sekaligus buruk untuk dirinya sendiri.

Kejadian dimana ia kehilangan cahaya nya, dimana ia terus merasa bersalah sampai kini.

Ia membenci Sakura karena dirinya mengingat kan nya akan cahaya yang telah redup dihatinya.

"Seharusnya kau tidak berkata begitu," lirih Sasuke sambil menutup mata sementara tangan kirinya menggenggam figura dimana foto menampilkan dua manusia beda gender tengah tersenyum bersama diantara kembang api disaat mereka tengah berada di pantai, tempat favorit nya yang kini menjadi tempat terkutuk untuk Sasuke.

"Percuma saja.." bisik nya pada kamar nya yang sudah seperti kapal pecah karena Sasuke sering membanting barang disekitar nya ketika mengingat kejadian itu. "Aku ini tetap tenggelam di dasar laut diantara kegelapan dan masa lalu."

"Maaf," rintih nya.

•••

"Kapan-kapan mari pergi ke pantai bersama lagi!"

•••

T

BC..

Maaf baru up sekarang, biasa sibuk :v dan juga lebih pendek, semoga maklum, dan juga saya akan up secepat nya, doakan bakal dapet pencerahan dan tidak ada kesibukan.

Arigathanks~!

Because I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang