DELAPAN : Surat hitam

182 10 0
                                    

Disclaimer : Masashi Kishimoto
Karakter semuanya hanya milik Masashi Kishimoto-san kecuali beberapa OC yang akan saya buat! Story is mine!

Sorry for many typo(s)

Hope you like it~

***

Sakura pulang dengan muka yang terlihat lelah dia tersenyum ketika melihat Sasori berada dirumah padahal biasanya ketika Sakura pulang rumah terasa kosong, sepi, dan dingin.

Sakura berjalan menuju Sasori lalu mencium kening Sasori, "aku pulang Saso-nii."

Sasori yang mendengar suara Sakura membuka matanya perlahan lalu menatap kearah manik hijau bersinar milik Sakura. "Kau pulang? kenapa lama sekali?"

"Yah biasalah.. aku kan sibuk," kekeh Sakura sambil menuju kearah dapur lalu meminum air putih.

"Kau membuatku khawatir kau tau?" decak Sasori sambil duduk dari posisi tidurnya. "Hari ini siapa yang memasak?"

"Saso-nii saja, aku tidak pandai masak seperti Saso-nii."

Sasori mendengus. "Bilang saja kalau kau memang malas Saki."

Sakura mengedikkan bahu lalu tersenyum kecil. "Yah aku kan merindukan masakan Saso-nii jadi aku membiarkan Saso-nii untuk masak! Masak yang enak ya Saso-nii~"

"Terserah kau saja."

Sasori lalu menyalakan televisi yang ada di depan nya. "Sakura.."

"Hm?" Sakura menyahut sambil mengambil apel yang ada di kulkas dan sebuah pisau serta piring.

"Aku ingin bilang sesuatu padamu, mungkin aku akan bekerja di balik meja saja dan tidak berkerja di lapangan lagi, bagaimana menurutmu?"

Sakura berjalan menuju Sasori lalu duduk disamping Sasori menaruh piringnya di atas meja kopi lalu mulai mengupas apel nya. "Yah aku sih tidak keberatan, lagipula kau bekerja juga karena aku kan? padahal.. paman Kakashi tidak keberatan jika harus membiayai mu kuliah Saso, padahal dulu kau ingin menjadi seorang dosen seperti ayahkan?"

"Apakah dulu aku pernah mengatakan hal itu?" tanya Sasori sambil mengernyitkan dahi lalu kemudian kepalanya terasa pusing jika harus mengingat kembali.

"Iya, ah maaf kau lupa. Aku pun juga sudha tidak terlalu ingat, tidak usah dipaksakan untuk mengingatnya Saso-nii. Kalau kau ingin tetap di lapangan aku senang dan jika kau ingi berkerja di balik meja aku juga senang dengan begitu kau akan lebih sering di rumah."

"Jadi keputusan ada di tanganku?"

Sakura mengangguk. "Ya begitulah, kalau begitu mau apel?" tanya Sakura sambil memotong apel lalu menaruhnya apel yang sudah di potong menjadi apa yang Sakura harapkan di piring.

"Hm ya terimakasih." Sasori berucap tulus lalu memakan satu apel yang sudah fi potong. "Mm.. bisakah kau ceritakan lagi saat aku ingin menjadi dosen seperti ayah, Saki?"

"Baiklah. Jadi saat itu kalah aku tidak salah ingat kau masih sekolah menengah pertama, kau mengatakan kalau menjadi dosen akan sangat hebat suatu hari nanti dan kau mengolok-olok aku karena aku saat itu masih belun punya cita-cita," kekeh Sakura.

"Begitu ya.. seperti nya menyenangkan ya bisa mengingat masa lalu yang menyenangkan," gumam Sasori smabil menatap luruh kearah televisi.

Sakura tersenyum pahit. "Menurutku tidak juga karena setiap kali aku mengingat potongan masa lalu yang indah tiba-tiba saja sekelebat bayangan tentang deburan laut benar-benar menyiksaku."

"Maaf kan aku karena menyuruhmu mengingat masa lalu."

"Tidak apa, aku juga ingin mengingat masa lalu yang bahagia bersama aniki."

Sasori tersenyum laku menepuk pucuk kepala Sakura dan mengelusnya perlahan.

"Sakura."

"Hm?"

"Bagaimana kalau kita berdamai dengan masa lalu dan mencoba melupakan nya?"

***

Pagi ini Sakura lebih memilih untuk tidak bertemu dengan Sasori karena perkataan Sasori kemarin tentang masa lalu padahal Sakura sendiri tidak begitu mengingat masa lalu.

Entah kenapa Sakura sedikit sakit hati dengan perkataan Sasori. Ia tidak tahu apa-apa dan mungkin Sasori tahu sesuatu dan dia tidak diberitahu apa-apa.

Menghela nafas, Sakura berjalan menuju lorong sepi karena Sakura datang lebih pagi dari yang lain.

Sakura lalu berhenti tepat di depan lokernya, ia mulai membuka lokernya dan mengambil sebuah buku lalu sebuah surat hitam jatuh tepat di kakinya dan tadinya Sakura ingin mengabaikan surat hitam itu tapi akhirnya Sakura mengambil surat hitam itu dan membacanya yang bertulisan;

'BEWARE'

"Hati-hati?" gumam Sakura lalu tanpa ragu Sakura membuang kertas hitam itu ke tempat sampah dan berjalan menuju lantai dua dimana kelasnya berada.

Ketika Sakura sedang berjalan kearah tangga seseorang memakai hoodie hitam dan memakai celana jeans biru dongker berdiri di hadapabnya, dan dari bentuk tubuhnya orang itu adalah perempuan.

Dan orang itu menabrak dengan cepat kearah Sakura yang membuat Sakura oleng dan jatuh, untung saja Sakura sempat melindungi kepalanya dan yang terakhir Sakura lihat adalah sehelai rambut merah lurus dan kemudian semuanya hitam.

***

Because I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang