Zahraa memasuki pekarangan rumah mewah berukuran sangat besar, Chia menyambut kedatangannya ke rumah mereka setelah ia diminta untuk bertamu ke kediaman milik Chia dan keluarganya.
Mata Zahraa tak henti-hentinya mengamati kesekitar rumah sambil menahan rasa kagum. Cat putih bersih mendominasi rumah bertingkat dua tersebut, halaman yang hijau dan terawat menambah kesan hidup. Membuat siapa saja bisa betah berlama-lama.
"Ayo masuk, Zahraa," ucap Chia mempersilahkan Zahraa untuk masuk.
"Iya, kak."
Setelah memasuki rumah, tepat di ruang tamu Zahraa mendapati sosok Reza, Eki dan Galang tengah mengerjakan tugas sekolah bersama. Pandangan dari ketiga orang yang semula sedang sibuk tersebut pun langsung tertuju padanya yang baru saja tiba.
"Eh, Zahraa." Reza terkejut ketika mendapati Zahraa yang datang ke rumah tanpa sepengetahuannya.
Zahraa pun tersenyum sebelum akhirnya mengucapkan salam. "Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," jawab ketiganya bersama-sama.
Lalu, Zahraa pun duduk pada sofa panjang berwarna hitam yang terdapat di ruang tamu tersebut sambil memperhatikan ketiga laki-laki yang nampak serius dengan tugas-tugas mereka tersebut. Chia yang ikut duduk tepat di samping Zahraa pun malah merasa heran karena kakaknya itu tiba-tiba saja bisa merasa peduli dengan tugas-tugas sekolah, padahal biasanya kalau bukan minta tolong pada Chia, ya nyontek atau nggak dikerjain.
"Aneh ya? Padahal nggak biasanya dia bisa ngerjain tugas sekolah kek gitu." Chia berbisik tepat pada Zahraa. Membuat gadis tersebut malah tertawa kecil.
Reza yang bisa mendengar bisikan dari Chia itu pun langsung menyahuti. "Alah, ini aja ngerjainnya terpaksa kok. Lagian nih ya, gue nggak biasa ngerjain pekerjaan rumah segini banyaknya, capek."
Zahraa yang mendengar kalimat tersebut langsung berucap. "Kalau mengerjakan sesuatu itu harus iklas, Reza. Harus dari hati, supaya Allah meridhoi dan melancarkan semuanya," ujar Zahraa, memberi masukan pada Reza agar ia bisa jauh lebih memahami.
"Tuh dengerin, Za. Makanya jangan suka main game mulu, jadi kaget gak lo pas dihadapin tugas yang banyak." Ejek Eki, membuat Reza jadi memutar bola matanya dengan sebal.
"Bacot lo, gue tempeleng tau rasa." Reza menahan geram.
"Santai-santai," ucap Eki sambil angkat tangan karena tak berani.
Drrtt... drrttt....
Bunyi handpone milik Chia yang bergetar di dalam saku celananya. Segera ia mengangkat panggilan tersebut setelah membaca nama dari si penelpon.
"Iya? Oh, oke-oke. Beres, iya masih di rumah, belum, sabar ya. Dalam waktu kurang dari satu jam kita bakal udah di sana, iya. Lo sabar aja." Telepon singkat itu pun langsung diakhiri secara sepihak. Senyum manis mengembang di bibir Chia seketika setelah ia menerima panggilan tersebut.
"Siapa? Pacar lo ya? Senyum-senyum segala, curiga gue," sahut Reza dari balik meja kaca yang ia gunakan untuk tempatnya belajar.
"Apaan sih! Sewot aja," kata Chia mengelak.
"Nggak enak firasat gue, Za." Eki turut menimpali, membuat mata Chia jadi melotot saat menatap ke arahnya.
"Btw kalian pada laper nggak? Cari makan di luar yuk," ajak Chia setelah berdiri dari duduknya.
"Ngapain, pesen online aja simple kan?" Reza nampak malah untuk makan di luar, mungkin karena tugasnya yang belum selesai.
"Aduh, gapapa kali, sekali-kali. Kapan lagi makan di luar rame-rame gini. Yah mau yah? Plissss," ucap Chia sambil memelas, membuat Reza jadi enggang untuk menolak.
"Yaudah deh." Reza menurut, Chia pun tersenyum riang. Sementara Zahraa hanya angguk-angguk tanda menurut.
"Gue ikut ya."
"Gue juga."
Eki dan Galang angkat tangan karena ingin diajak makan, membuat Chia menatap mereka sinis.
"Nggak, kali ini cuman gue sama Reza dan Zahraa aja yang berangkat." Tolak Chia tanpa pertimbangan, membuat bahu kedua laki-laki itu merosot turun seketika.
"Udah, kak. Ajak aja, lebih rame lebih bagus." Usul Zahraa, Reza pun ikut menganggukkan kepala tanda bahwa ia setuju. Sementara Eki dan Galang tertawa riang lagi.
Chia sempat terdiam cukup lama sebelum akhirnya menyetujui. "Iya deh, boleh."
Setelah melewati kesenangan karena bisa ikut makan-makan. Mereka pun segera bersiap untuk menuju tempat makan yang sebenarnya sudah disiapkan oleh Chia.
Bersambung....
,*****
Besok selamat memasuki bagian yang menegangkan, siap kan? Yaudah pantengin aja hehehe....
Sampai besok, assalamualaikum,^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Sabda Cinta Zahraa [END]
Spirituale[Chapter Completed] {Spiritual x Teenfiction} Awalnya, Zahraa berpikir kalau kehidupan barunya selama di SMA akan menimbulkan kesan yang paling tak terlupakan semasa hidupnya. Pendidikan yang berjalan sesuai harapan. Pergaulan yang baik. Juga terjau...