cr'*IV

11 2 0
                                        

Masih lanjutan cerita bagian yang kemarin.

"Mungkin dia lagi main" - ucap Vero.
"Haduh,  masa iya dia main pas jam pelajaran lagian ya ver setelah beberapa detik dosen ninggalin kelas dia sudah ada di dalam kelas hah, oh berarti pas jam pelajaran pun iya ikut sekarang gue ngerti itu artinya dia pindah kelas ke atas tapi buat apa?." - ucap Gadis venus.

"Gini saja sekarang, kamu tanyain saja pada sahabatmu jujur pada diri sendiri kenapa dia menghindari temannya?" - usul Vero.

"Benar juga, ya sudah nanti akan aku tanyakan makasih ya ver. Bye!"- ucap Gadis Venus.

" Iya sama-sama Gadis venus. Bye!" - jawab Vero.

***

Terlihat Sebuah bangunan kost-an
dan juga Horline sedang berduduk diteras depan, tak begitu lama ia mendengar suara motor datang ke parkiran Kost.
"Suara motor ini, kayak kenal oh tidak, gue harus buru-buru masuk sebelum wajahnya tampak di hadapan gue." - ucap Horline sambil beranjak dari duduknya dan segera masuk kedalam kamar kost-an nya.

Motor Michael pun berbaris rapi diparkiran dan ia segera membuka helm dan meninggalkan motornya.
"ini makanan siapa, di teras dan ini laptop, ini kan sudah sangat larut malam banget, kalau misalkan ada maling, gue bawa ke kamar saja mungkin si Bram kelupaan." - ucap Michael sambil menjinjing laptop
untuk dibawa ke kamarnya.

Dan si Horline,  saat akan mematikan lampunya teringat seseuatu.
"Laptop gue masih di luar"- ucap Horline sambil meranjak dari tempat tidur dan bergegas keluar.

" kemana laptop gue,  enggak mungkin hilang,  gue tanyain satpam.
"Pak lihat laptop saya disana enggak" sambil nunjuk ke teras yang tadi ia duduki.
"Enggak nak,  dan dari tadi saya duduk disini enggak liat laptop ada disana" - ucap pak Barno (satpam).

***
pagi pun telah tiba dan dalam semua orang dalam kelas terlihat rapi dan tenang kecuali Horline, dia masih memikirkan Laptopnya.

"selamat pagi"- ucap pak Angga Dosen bahasa inggris)
"pagi! Pak. " (serentak)

"Maaf saya kemarin enggak bisa  masuk karena ada rapat dan hasilnya yaitu akan ada kompetisi puisi pakai bahasa inggris senasional"

Pak Angga Melihat tangan Horline mengangkat ke atas tanda ingin bertanya.
"pak dimulai nya tanggal berapa?"

"tanggal 02 juli setelah perayaan ultah Rektor"

"Oh jadi kita semua di anjurkan menikuti kompetisinya?" - Tanya ulang Horline.

"Iya semuanya dari kating
hingga kalian-kalian semua dan pendaftaran sudah di sediakan lewat E-mail."

KATING (kakak tingkat), yang jumlah semesternya lebih tinggi dari pada Horline, kalau di sekolah masa SMA gue sih bisa disebut Kakak kelas.

"pak saya mau tanya, kompetisi nya akan diselenggarakan dimana?"suara Michael pun terdengar.

"Di gedung Universitas Bayangkhari" jawab pak Angga.

"sudah jelas ya,  sekarang sini kumpulin tugas yang sudah bapak beriakan minggu kemarin."

"Waduh mampus gue, semua tugas ada dalam laptop" - ucap Horline dalam hati.

"Lin kenapa wajah lho kelihatan cemas gitu?" - Tanya Dita.
"Semua tugas gue ada dalam laptop dan laptopnya semalam hilang" - jawab Horline.
"Kok bisa?"
"Ceritanya panjang Dit" - jawab Horline.
"Nanti gue temanin lho menghadap ke pak Angga,  pasti bapak juga memakluminya"- Ucap Dita.

Mereka berdua pun maju kedepan dan Horline menjelaskan semuanya.
"Oh yasudah bapak kasih waktu seminggu,  kalau memang di pastikan hilang, bapak kasih soal baru untuk gantinya." - Jelas Pak Angga.
"Iya pak nanti saya akan berusaha mencarinya,  makasih pak" - ucap Horline dan Dita.

"Jangan lupa persiapkan diri kalian untuk kompetisi yang akan datang,  dan berusahalah untuk mengharumkan universitas kita,  bapak doakan kalian berhasil"

"Amin!" - jawaban serentak.
" ya sudah sekian dulu dari bapak dan selamat pagi"-pak Angga dan kemudian meninggalkan kelas.
"Pagi!" - jawaban serentak

"Zahra lho ikutkan nanti jangan lupa kalau mau belajar ajak-ajak gue ya?"-ucap Horline.

" Yang ada lho ajarin gue, dan lho kan yang paling mahir dalam pelajar yang satu ini" - ucap Zahra.

"Bisa saja  lho sedang merendah untuk meroket kan ?" - Tanya Horline.

"Harusnya gue yang nhomong kayak gitu" - ucap Zahra

Tetiba Dita menyelak obrolan kita, "kalian pada ngapain sih ngobrol enggak ada ujungnya,  mendingan kita ke kantin perutku sudah lapar."

Dulu pertama masuk kampus Horline kenal Zahra dari Dita karena dia teman bawaan Dita.

***

English and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang