cr'*VI

12 2 0
                                    

Memakai baju kaos berwarna putih dilapisi jaket Terlihat sedang mondar-mandir dan suara motor yang baru saja terhenti dari lajuannya pun terdengar.
"Lho dari mana, lama banget sih!"-ucap Vero pada Dita yang baru saja datang dengan motornya.
"Gue habis nganterin teman gue, Lho ada apa?, tumben nyusul Gue ke sini"- ucap Dita.
" Gue tahu Lho ada di sini dari Zahra, terus tujuan Gue kesini mau ngasih ini"- ucap vero.
"Ver kenapa Laptop Horline ada di Lho?, jadi selama ini Lho yang ngambil Laptopnya! Gue harus kasih tahu Horline!" - ucap Dita sambil menarik laptopnya dari tangan Vero.

"Gila mana mungkin Gue ngambil laptop dia, untuk apa, enggak penting banget!" - ucap Vero sambil memberikan mimik wajah yang terkesan risih.
"Iya siapa tahu Lho kan benci sama Dia terus Lho melakukan ini semua"-timbal Dita.
" Gini ya Gue jelasin, waktu malam itu sehabis pulang kerja Gue lihat ini laptop tergeletak diluar sedangkan satpam di suruh ibu kost-an Gue keluar entah beli apa, dan Gue khawatir ada yang maling terus kenapa Gue bawa karena waktu itu sudah larut malam dan sebelum itu juga motor teman gue hilang."

"Oh jadi selama ini Lho menjaga dan mengkhawatir kan barang Horline termasuk Laptopnya hilang."- Ucap usilnya Dita.
" Enggak sama sekali, masa bodo mau hilang apapun juga"- Tegas Vero dengan wajah risih lebih ke jijik sih.
"Yakin, sudah mengaku saja Ver, lagian sudah Gue bilang hati-hati nanti jadi suka"- ucap Dita sambil sedikit ketawa.
" Enggak Dit Gue beneran, Gue bawa karena Gue kira itu milik sahabat Gue tapi ternyata bukan, saat Gue chack belakangnya ada nama cewek aneh itu (Horline ver selak Dita), iya itu, terus Gue langsung nemuin Lho ke sini karena Gue enggak mau ada urusan dengan Dia.
"Terus Gue Harus bilang apa ke Dia?"-Tanya Dita.
" Itu terserah Lho, buat cerita apapun itu yang penting jangan ada nama Gue. Thanks, Bye!" - Ucap Vero sambil meninggalkan Dita.
"Ver! Ver!" - Teriak Dita.
"Nanti Gue harus ngomong apa, Gue enggak mungkin bohongin Dia lagi "- ucap Dita masih berdiam diri dengan ditemani oleh pikiran yang sedang kelimpungan.

Minggu-minggu ini di dalam Studio Dita sudah kebiasaan sering memanggil Michael dengan sebutan Vero jadi sudah melekat di lidah Dita nama Vero tadi juga saat berbincang dengan Horline keceplosan hampir saja ketahuan.

***

Bunyi bel istirahat pun terdengar, Horline segera menemui Dita yang sedang khusyuk dengan buku bahasa inggris yang Ia tatap sedari tadi.
" Dit ternyata Lho sudah banyak persiapan buat kompetisi lusa" - Tanya Horline.
"Iya Gue ingin Kampus kita pemenang nya" - Jawab Dita.
"Oh jadi semalam Lho enggak baca pengumuman di Grup ya?"- Tanya Horline.
"Semalam Gue ketiduran, emangnya pengumuman apa?"-Tanya Dita sambil masih memegang bukunya.
" Lho baca sendiri saja, coba buka Grup kelas kita di ponselmu"- suruh Horline.

Dita pun melepaskan buku dan bergegas mengambil ponsel dalam tas.
"Pak Bagas Rektor kita di bawa ke Rs. malaysia, berarti itu artinya penyakitnya sangat parah"- ucap Dita.

semoga lekas membaik kembali pak, kita semua sangat menyayangi dan membutuhkan bapak, doa saya dan teman-teman selalu menyertai bapak.
(Tulis Dita dalam Group chat).

" Gue sedih banget dengarnya Lin karena Gue sudah anggap Pak Bagas itu nyokap Gue"- Ucap sendu Dita.
"Sudah kita harus yakin dan doakan pasti pak Bagas sembuh" - ucap Horline sambil merangkul Dita.

Tiba-tiba dari belakang datang Zahra.
"Dit, Lin kompetisi bahasa inggris di batalkan jadi besok lusa kita di suruh menjenguk keluarganya pak Bagas, kalau mau lebih jelas lagi lihat di depan di papan pengumuman ya."

"Iya makasih zah nanti Gue ke sana sama Dita" - ucap Horline.

***

Terlihat rumah pak Bagas dipenuhi Mahasiswi dan Mahasiswa untuk ikut sertakan kesedihannya dan bela sungkawa.
"Enggak nyangka ya Zah padahal kemarin kita menjenguk dan sekarang ternyata Allah lebih menyayanginya dari pada kita." - ucap Dita pada Zahra yang sedang berdiam tanpa keluar sepatah kata pun.

Pak Angga pun terlihat berdiri tegak di depan kita semua yang sedang rapi duduk dan memerintah kita untuk mendoakan pak Bagas dan keluarganya di beri kelapangan.
Lalu setelah itu memberi pengumman bahwa Kompetisi bahasa inggris di batalkan.

***

English and LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang