~ 1 : Vin ~

35 22 30
                                    

Vote sebelum membaca dan komentar sesudah membaca ya~

~☆~

"Vin!"

"Ya?" ucap mereka secara bersamaan. Refleks remaja perempuan dan remaja laki-laki tersebut saling pandang satu sama lain.

Keduanya sama-sama menoleh. Merasa ada yang memanggil namanya.

Gadis yang mengenakan seragam sekolah super ketat dan rok abu-abu yang sangat mini dan tak kalah ketat itu pun menoleh heran.

Pasalnya yang tadi memanggil "Vin" itu adalah teman sekelasnya yaitu Jessy. Bagaimana bisa laki-laki disebelahnya ini ikut menoleh dan menyahut saat Jessy memanggilnya.

Jessy melangkah mendekati keduanya yang masih saling bertatapan satu sama lain dengan heran.

"Hei!" Jessy memukul pundak Vinny, temannya yang sedari tadi ia panggil.

Remaja laki-laki itu pun bergegas pergi meninggalkan dua orang perempuan yang berseragam ketat yang membuatnya jengah.

Ia menyahut karena ia kira ada yang memanggilnya. Ternyata tidak ada yang memanggilnya. Lagi pula ia kan siswa baru mana mungkin banyak yang mengetahui namanya.

"Ya Jess? Lo manggil gue apa bukan sih?" ucap Vinny dengan alis yang tertaut bingung.

"Gua tampar juga nih! Ya elo lah" ucap Jessy dengan tangan di atas udara seperti hendak menampar.

"Lah tadi ada anak cowok yang noleh. Gue kira lo manggil dia. Eh, gak deh. Pasti manggil gue dong ya" ucap Vinny dengan mata yang terlihat berpikir dan jari telunjuk di dagu.

"Ish udala. Lo kayak gitu malah keliatan bego tau" Jessy memutar bola matanya kemudian dihadiahi tatapan berang dari Vinny.

"Btw, gue belum pernah liat anak cowok tadi deh" Jessy mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Mungkin anak baru, adek kelas kayaknya. Kan hari ini PLS* yang terakhir. Terus hari ini juga katanya mereka semua uda pada ditentuin kelasnya masing-masing" jawab Vinny.

*PLS: Pengenalan Lingkungan Sekolah.

Vinny terdiam sesaat. Ia mengingat-ingat wajah remaja laki-laki tadi. Sepertinya ia merasa wajah laki-laki tersebut sangatlah penting untuk ia ingat. Merasa bahwa wajah tersebut tidaklah asing. Wajah itu mengingatkannya pada seseorang. Tapi siapa?. Ia merasakan debaran aneh saat kedua bola matanya bertemu pandang dengan laki-laki tadi.

"Eh, tapi biar gitu tadi itu anak mukanya lumayan loh" ucap Jessy memecah lamunan Vinny, ia mencoba mengingat wajah laki-laki tadi.

"Dih. Emangnya lo mau sama adek kelas?" tanya Vinny.

"Gapapa kali. Toh enak sama adek kelas bisa di bego-begoin dianya" Jessy tersenyum penuh arti.

"Dibego-begoin gimana? Lo kira dia sebego itu?" Vinny mengernyit.

"Nah bodoh kan lo. Ya dimainin lah. Diapain kek yang penting gue seneng" ucap jessy gemas.

"Ga ngerti gue sama rencana jahat lo" Vinny mendengus kemudian berlalu pergi melewati Jessy.

"Tungguu ihhhh"

*****

"Kamu ganteng banget deh, uhhh" ucap Aurel sambil mengelus pangkal hidung adik kelasnya itu dengan jari telunjuknya. Dan kemudian mengelus lembut pelipisnya dengan mata sayu. Ia mencoba merayu.

Remaja laki-laki itu hanya bisa terpaku. Sambil sesekali jakunnya turun naik menelan salivanya sendiri.

"Ehmm, Kak. Maaf aku permisi ya" ucapnya langsung dan melenggang pergi meninggalkan Aurel dan yang lainnya.

GreenhornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang