~ 2 : Scar ~

32 21 15
                                    

Vinny mengusap wajahnya kasar. Sudah berkali-kali ia memejamkan matanya mencoba terlelap dalam dunia mimpi. Namun entah mengapa hal itu seakan sangat sulit dilakukannya sekarang. Apa ia terkena insomnia?

Suara ketukan pada pintu kamarnya membuatnya terhenyak dari posisinya. Ia segera bangkit dan duduk tegak.

"Sweety, Kamu belum tidur? Tadi Mommy dengar dari Daddy kamu susah tidur ya?" ibunya datang sambil membawa segelas susu vanila hangat.

"Eh. Iya Mom, gak bisa tidur. Tapi gapapa kok paling ntar lagi ngantuk sendiri" ucap Vinny diakhiri dengan senyum manisnya walaupun lampu kamarnya dalam kondisi tidak menyala.

Lalu perempuan dengan tubuh yang bisa dikatakan jangkung itu pun segera menghidupkan lampu dan duduk di pinggir ranjang putrinya. Rambutnya yang tergerai panjang dengan warna blonde makin berkilau tertimpa cahaya lampu.

Jane Lavosier adalah perempuan keturunan Prancis namun neneknya adalah orang Indonesia dan Jane juga sudah lama menetap di Indonesia. Walaupun sekarang pekerjaannya membuatnya harus selalu pergi ke negara lain lebih lama dan hanya bisa pulang tiga bulan sekali atau bahkan berbulan-bulan lebih.

Yang ia sedihkan adalah ia harus meninggalkan putri kesayangannya seorang diri. Tanpa adanya pembantu. Karena itu sesuai permintaan Vinny sendiri. Ia bilang ia bisa mengerjakannya sendiri tanpa pembantu. Oleh karena itu kondisi rumah saat ditinggal oleh Jane selalu berakhir dengan kondisi berantakan karena Vinny.

"Nih" Jane menyodorkan segelas susu yang dibawanya kepada Vinny kemudian melanjutkan "Diminum susunya. Terus sini peluk. Mommy kangen banget sama kamu" Jane menunggu Vinny menyelesaikan beberapa tegukan susu yang dibawanya tadi kemudian menarik Vinny ke dalam pelukannya.

Tentu saja ia sangat merindukan putrinya itu karena ia baru saja pulang dua hari yang lalu dan akan pergi besok. Kali ini ia tidak bisa berlama-lama di Indonesia di karenakan ada beberapa kendala di perusahaannya yang terletak di Newyork.

"Mom?"

"Ya, sweet heart?"

Vinny tersenyum namun matanya tak bisa berbohong bahwa sebenarnya ia tengah bersedih. Jane hanya menatap putrinya tersebut dalam diam karena ia pun bingung harus berbuat apa.

"Mom, apa gak bisa lebih lama di sini?" ucap Vinny penuh harap.

Jane menghembuskan nafasnya lembut kemudian melanjutkan, "You know the answer".

Vinny hanya pasrah. Ia tentu saja mengetahui jawaban yang akan diberikan Ibunya. Sudah pasti tidak bisa.

"Um, okay" Vinny mencoba mengerti.

"Sorry, but Mommy ntar bakal usahain biar cepat balik ke Indonesia. Believe me" ucap Jane mencoba menghibur putrinya.

Vinny hanya mengangguk. Kemudian tersenyum sambil mempererat pelukannya pada tubuh Ibunya.

*****

"Woi!"

"Huwaaa!"

Vinny berteriak kencang karena dikagetkan oleh Jessy. Vinny segera berbalik kebelakang dan mendelik menatap Jessy. Bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Tapi Vinny enggan bangkit dari tempatnya. Ia malah melamun tidak jelas.

"Lo sih. Sekarang banyak bengong" Jessy mendengus sebal.

"Eh, apaan sih lo Jess? Si Vinny kan dari dulu emang suka bengong" ucap Natalie.

GreenhornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang