~ 4 : I'm Fine ~

15 9 4
                                    

Kevin menatap kaca jendela dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang entah kemana. Ia masih bingung akan kejadian yang menimpanya kemarin.

Vinny mengantar Kevin pulang dengan mengenakan kaus putih polos dan celana jeans sedungkulnya. Begitu tiba di tempat tujuan Vinny mendadak kehilangan senyumnya yang selalu menghiasi wajah manisnya itu. Entah apa yang terjadi kedua bola mata Vinny menjatuhkan bulir-bulir air mata yang meluncur melewati pipinya dan kemudian jatuh ke tanah bagai kristal yang di serap bumi.

Kevin mematung melihat Vinny yang berusaha menyembunyikan wajahnya yang sendu. "Kak" Kevin dengan ragu menyentuh pundak kiri Vinny.

"Hah?" Vinny tersenyum walau Kevin tahu bahwa itu dilakukannya untuk menutupi kesedihannya.

"Kakak kenapa?"

"Gapapa kok. Gak ada apa-apa. I'm okay baby". Vinny mengusap lembut sebelah pipi Kevin dengan ibu jarinya.

"Tadi..." terhenti sesaat Kevin melanjutkan kalimatnya dengan ragu. Ia menurunkan jari-jari tangan Vinny dari pipinya kemudian melanjutkan "kakak nangis?"

"No, i'm fine. Don't worry. Okay?"  ucap Vinny meyakinkan Kevin.

"Uhm, Okay" Kevin mengangguk singkat.

"Udah kamu cepat turun udah keburu malam. Entar kamu di cariin lagi. Nanti mereka pada khawatir. Apalagi liat kamu yang babak-belur gini".

"Iya kak. Gak mampir dulu?"

"Gak deh, udah malam gak baik kan anak gadis bertamu jam segini. Nanti di kira yang enggak-enggak sama tetangga" ucap Vinny asal. Padahal ia bahkan sering pulang lebih larut dari ini. Keluyuran entah kemana menghabiskan rasa bosannya di saat kedua orangtuanya sibuk bekerja.

"Oh iya deh. Kak Makasih ya udah mau nolongin aku, ngobatin aku, terus nganterin pulang" Kevin tersenyum manis dan melanjutkan "Makasih banyak ya kak. Aku gak tau harus gimana lagi. Pokoknya makasih Kak".

Vinny mematung. Kevin sangat manis. Entah kenapa ingin rasanya Vinny mendekap Kevin dengan erat.

"Ishhh, jangan gituu!" Vinny menggeleng-gelengkan kepalanya kuat. "Kamu cute banget tau, gemes jadinya".

"Imut?" tanya Kevin tak percaya sebelum akhirnya ia tertawa sambil melihat ekspresi Vinny. "Haha ada-ada aja kak. Masa aku imut"

"Iya beneran tauu! Udah dari dulu kamu imut" ucap Vinny keukeuh pada perkataannya.

"Tau dari mana kak?"

"Aku tau. Dari dulu aku memang tau semua tentang Kevin" Vinny tersenyum penuh arti.

Kevin mendadak membisu. Ia berusaha keras untuk menemukan maksud perkataan Vinny. Walaupun nihil. Ia benar-benar tidak mengetahuinya arti kalimat Vinny yang sepertinya mempunyai maksud yang dalam.

"Haha. Kamu jadi serius gitu mukanya. Udah lupakan" Vinny terkekeh memandang raut wajah Kevin yang berubah bingung.

"Makasih deh kak. Kalo gitu aku masuk" Kevin terhenyak dari lamunannya.

Kevin membuka pintu mobil dan keluar dengan perlahan dikarenakan tubuhnya yang terasa sakit jika di gerakkan. Ia meringgis sesaat. Ketika ia sudah berada di sisi mobil ia tersenyum lagi kepada Vinny sambil menutup pintu.

"Wait,"  Vinny menahan pintu yang hendak tertutup. "kamu mau kan kalo aku mintain sesuatu?" lanjut Vinny memandang Kevin serius.

"Mau kak" jawab Kevin langsung. Jawaban singkat dari Kevin sontak membuat Vinny tersenyum puas. Padahal ia tidak tahu apa isi permintaan Vinny yang mungkin saja akan membuatnya kerepotan.

GreenhornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang