~ 7 : Innocent ~

13 3 0
                                    

Kevin tak percaya dengan apa yang sedang terjadi sekarang ia terkepung dan bahkan tangannya dipegangi oleh Jessy dan Natalie erat. Nafasnya tercekat. Keringat menetes dengan mulusnya dipelipis Kevin. Vinny malah semakin tersenyum dan tidak mengalihkan padangannya dari Kevin. Tapi senyuman dan pandangannya itu sekarang seolah-olah menelanjangi Kevin.

Vinny kemudian mengelus wajah Kevin perlahan dan memperhatikannya lekat-lekat seakan menyelidik apa perasaan yang tersirat lewat sorot matanya yang memandang nanar. Vinny kemudian tertawa nyaring membuat Kevin terlonjak kaget.

"Kenapa ketakutan gitu?" Vinny bertanya dengan memandang Kevin geli.

"Emm, kita mau apa?" Kevin bertanya bingung.

"Ga ngapain-ngapain kok. Kakak cuma pengen ngobrol bentar sama kamu" Tiba-tiba Vinny tersenyum lembut dan tatapannya menghangat membuat Kevin tertegun.

"Wait, aku ambilin air hangat dulu ya. Muka Kevin pucat banget haha" Vinny tertawa sambil berlalu pergi meninggalkan kedua temannya dan juga Kevin yang memandang bingung.

Vinny meletakkan segelas air hangat di atas nakas dan mengisyaratkan kedua temannya untuk mendekat dan kemudian ikut duduk bersamanya di atas ranjang king size miliknya. Jessy memandang Natalie dengan tatapan penuh tanda tanya yang hanya dibalas dengan Natalie yang mengendik bingung.

Kevin duduk perlahan di atas ranjang milik Vinny. Ia masih merasa was-was. Karena sedari tadi ketiga kakak kelasnya ini terus saja memperhatikan semua gerak-geriknya. Vinny memberikan gelas berisi air hangat dan langsung diminum oleh Kevin yang sepertinya sangat kehausan. Satu gelas air hangat itu tandas dibuatnya. Melegakan rasanya sampai akhirnya matanya sulit untuk terbuka. Rasa kantuk menyerangnya.

*****

Kelopak matanya membuka perlahan, gradasi yang semula gelap berubah terang menampilkan langit-langit kamar yang berwarna putih. Kevin yang tertengun akhirnya mulai sadar apa yang telah terjadi sebelumnya. Ia diberi segelas air putih dan tiba-tiba rasa kantuk menyerangnya. Saat ia ingin bangkit ia tertahan karena kedua tangannya terikat di sudut tempat tidur.

"Bangun juga akhirnya" Vinny muncul dihadapan Kevin dengan senyumnya. Natalie dan Jessy menyusul setelahnya.

"Kak, please. Ini kenapa aku di giniin? Lepasin Kak" pintanya dengan ucapan selembut mungkin agar Vinny mau membebaskannya.

"Eits. Gapapa my dear. Kakak ga bakal buat yang jahat-jahat kok" Vinny merangkak ke tempat tidur dan Kevin memejamkan matanya mencoba siap untuk kemungkinan terburuk.

Vinny mendekat ke atas. Sekarang ia dapat melihat jelas wajah Kevin bagaimana garis wajah remaja laki-laki itu tercipta dengan indahnya membuat setiap orang merasa senang memandang wajah polos itu.

Vinny kemudian mundur terduduk di tepi tempat tidur dan melirik celana abu-abu Kevin. Ia memandang lama. Kevin memandangi Vinny dan celananya bergantian. Apa ada yang aneh? Apa resletingnya terbuka? Rasanya semuanya baik-baik saja tapi Vinny masih memandangi celana Kevin dan beralih ke arah resleting celana Kevin. Hal itu membuat Kevin menelan ludahnya dengan susah payah. Ia tidak mau apa yang ia takutkan terjadi.

"Gimana ni Nat? Buka aja kali ya?" ucap Vinny yang membuat mata Kevin membola.

"Buka aja" ucap Natalie mengangguk singkat.

Dengan cepat Vinny meraih tali pinggang Kevin dan membukanya. Kevin mengangkat kepalanya melihat apa yang dilakukan Vinny benar-benar mengkhawatirkan. Peluh mulai mebasahi wajah Kevin. Sedangkan Vinny fokus pada tali pinggang yang tengah ia buka.

GreenhornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang