12

4.3K 429 14
                                    



Senja tak pernah salah
Tapi kadang kenangan yang membuatnya basah

Senja tak pernah salahTapi kadang kenangan yang membuatnya basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kala malam datang, Taehyung pernah berpikir untuk menyerah. Tapi ketika pagi datang dengan cahaya bersamanya, ia seakan diberikan cahaya untuk kembali bersinar dalam hatinya yang gelap.

Tubuhnya yang semakin lemah dan ringkih membuatnya enggan untuk berharap banyak. Segala pengobatan dan khemo ia lakukan hanya untuk menyenangkan semua sepupunya.

Tapi pada kenyataannya, semua yang dilakukannya hanyalah membawa harapan semu yang kian menyakitkan. Dia memang tersenyum seakan-akan dirinya baik-baik saja.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Jangan hanya menatap makanannya, cepat makan"
Jimin hanya menatap makanannya dengan kosong. Dirinya seakan kehilangan nyawanya saat adiknya tak kunjung ditemukan. Hatinya terasa teriris dengan segala realita dihadapannya.

"Makan makananmu Jim"
Taeyong menatap malas sahabatnya, lalu mengarahkan sendok yang berisi makanan di depan wajah Jimin.

"Bawa Taehyung pulang untukku hyung" mata Jimin berair setelah mengatakan hal itu, perasaan rindunya membuncah keluar saat mengingat adiknya.

"Taehyung pasti pulang Jim, kau harus percaya pada adikmu" Taeyong tak henti-hentinya mengusap rambut lepek Jimin.

"Tapi—"

Brukkkkkkk

"JIMINNNN"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Seokjin mengusap wajahnya kasar kala menerima telfon dari Taeyong. Dia bilang kondisi Jimin nge-drop dan mengharuskannya untuk menginap di rumah sakit. Taeyong sebenarnya sudah mengetahui keberadaan Taehyung, tapi dia merahasiakannya agar tidak terjadi masalah.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang" Seokjin menyenderkan kepalanya pada tembok putih di koridor rumah sakit.

"Hyung" kepalanya kembali terangkat saat Namjoon menghampirinya dengan plastik penuh makanan.

"Kau darimana?" Seokjin menatap semua makanan yang adiknya bawa. Perutnya mulai berulah sekarang.

Namjoon menatap kakaknya, lalu menatap plastik penuh makanan yang dia bawa. "Hyung mau?" Dia menawarkan dengan setengah hati.

"Tentu saja" Seokjin mengangguk semangat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tae-hyung" Jimin mengigau dalam tidurnya. Saat ini dia berada di salah satu kamar rumah sakit. Setelah pingsan yang berujung rumah sakit, sampai saat ini Jimin belum bangun dari pingsannya.
Tangan kirinya ditusuk dengan jarum infus dan mulut juga hidungnya ditutupi oleh masker oksigen.

Taeyong yang berada di samping Jimin terus menghela napas. Perkataan dokter yang menangani sahabatnya itu terus-terusan terngiang sampai saat ini.

'Dia terlalu banyak pikiran, asam lambungnya juga bermasalah karena terlambat makan. Tolong usahakan jaga kondisinya dan atur pola makannya"

Taeyong sudah mengetahui ini pasti akan terjadi. Pola hidup Jimin yang tidak sehat juga terlalu banyak pikiran akan menyebabkan kondisinya menurun. Dia tau yang Jimin butuhkan sekarang adalah adiknya, hanya adiknya. Itu terbukti dari igauan Jimin yang terus memanggil-manggil nama adiknya.

"Bersabarlah Jim, adikmu pasti akan kembali. Aku tau Taehyung tidak akan tega meninggalkan hyungnya dalam kondisi seperti ini" Taeyong menggenggam tangan sahabatnya dengan perlahan. Sahabatnya banyak berubah saat adiknya meninggalkannya. Jimin yang ceria berubah menjadi Jimin yang penuh akan kepalsuan. Senyumannya bukanlah senyuman tulus, tapi senyuman palsu yang menipu banyak orang.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Selamat pagi Taehyungie hyung"
Jongkook menyapa hyung nya dengan senyuman lebar yang begitu menawan. Sementara Taehyung, dia hanya bisa tersenyum tipis sambil menyenderkan kepalanya pada bantal yang telah ditumpuk.

"Hyungie sudah makan?" Jongkook mengusap tangan hyungnya yang diinfus, berharap dapat meringankan rasa sakitnya.

Taehyung mengangguk lemah. "Apa adik hyung ini sudah makan juga?" Suaranya begitu serak dan lirih. Tenggorokannya terasa sakit padahal hanya mengucapkan beberapa kata.

"Tentu saja hyung, tadi Jin hyung memasakanku banyak sekali makanan, suatu saat hyung harus mencobanya ne"

Taehyung tersenyum lebar. Adiknya benar-banar lucu dan polos. "Ne"

Krietttttttttttttt

Jin masuk ke dalam dengan tampilan berantakan. Juga wajah lelah yang begitu kentara. Dia berjalan perlahan menghampiri Taehyung dan Jongkook yang menatapnya dengan serius.

"Tae" jin berdiri di sebelah ranjang adiknya.

"Hmm"

"Ayo kembali ke Korea sekarang"

Degggg

"Kenapa tiba-tiba sekali hyung?"
Jongkook langsung berdiri ketika mendengar perkataan hyungnya. Sementara Jin masih diam membisu seakan enggan menjawab pertanyaan adiknya.

"Jimin—"

"Jimin hyung kenapa hyung?" Kali ini Taehyung bertanya dengan nada khawatir. Ini menyangkut hyungnya. Dia tidak menyangka akan pulang ke Korea secepat ini.

"Jimin sakit Tae, dia membutuhkanmu"

Deggggggggg

Jantung Taehyung ingin copot sekarang. Belum selesai keterkejutannya karena akan segera pulang ke Korea, kini berita mengejutkan lain kembali didengarnya. Andai dia penderita penyakit jantung bukan leukimia. Dapat dipastikan ruang ICU adalah kamarnya sekarang.

"Aku.......ingin pulang sekarang hyung, Jimin hyung membutuhkanku" Taehyung mulai menangis. Dia terlalu khawatir akan keadaan hyungnya.

"Jangan menangis Tae, kita akan berangkat secepatnya. Hyung dan yang lainnya akan mengurus kepulangan kita" Jin memeluk adiknya itu saat tangis Taehyung malah semakin kencang.

Sementara Jongkook, dia masih syok dan berusaha mencerna semuanya. Kembali ke Korea, berarti kembali bertemu dengan masa lalunya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Anyeonggggg😂🤣
Udah panjang kan?
Tambah gaje kan?
Gimana mv nya Bts?💕💕

Jangan lupa Vote, comment, and share yaaa💓💓🌺

See you in next chapter💕

🌺Away🌺

Away (Kth)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang