Chapter 8 - The Date [3]

4.3K 754 36
                                    

Dia terpana menyaksikan seorang peserta yang sedang membuat adonan dari tepung, mengosongkan bagian tengahnya, lalu mencemplungkan beberapa butir telur kedalamnya. Ada banyak mangkuk, panci, penggorengan, alat pembuat pasta, juga setumpuk sayuran, buah-buahan, botol-botol berisi wine, dan serbuk tepung yang berterbangan saat beberapa peserta membuat adonan. Dia sangat menyukai aroma saus spageti yang menguar dalam ruangan itu, juga suara keras saat adonan menghantam meja ketika seseorang sedang membentuk piza.

Dia selalu menyukai aktivitas di dapur, sebagai penonton. Terkagum-kagum melihat kemampuan seseorang saat memasak dan tidak sabar untuk mencicipi rasa saat perutnya berontak minta segera diisi.

"Itu daging apa?" tanyanya, menunjuk potongan-potongan daging yang baru saja selesai digoreng. Terlalu kecil untuk menyebutnya ayam dan tampilannya juga berbeda.

"Kelinci. Sudah pernah coba?"

Dia menggeleng, memperhatikan salah seorang peserta meletakkan irisan jeruk dan buah zaitun ke atas tumpukan daging itu.

"Kau harus mencobanya. Itu salah satu menu utama yang sangat populer di sini," beritahu Jack. "By the way, Gina, do you have any desserts?"

"Not yet. We plan to make crostata and tiramisu. You want to make something?"

"Yeah, may I?"

"Of course, we'll just make almond crostata then,"

"Good," Dia menoleh pada Jennie dan memberi tanda agar gadis itu mengikutinya ke meja di sudut. Pria itu menyuruhnya menunggu dan menghilang selama beberapa saat sebelum akhirnya kembali sambil membawa bahan-bahan yang dia butuhkan.

"Kau mau buat apa?"

"Upside-down cinnamon-apple coffee cake."

"Sounds yummy."

"I bet it is."

"Kau juga sangat percaya diri."

"Aku selalu tahu batas kemampuanku."

Jennie mencibir karena pria itu dengan sengaja meminjam kata-katanya.

"Kau bisa membantuku mengupas apel-apel ini dan memotongnya kecil-kecil dalam bentuk dadu. Kau tahu caranya, 'kan?"

Pria itu tidak terdengar meremehkan, hanya ingin memastikan apakah Jennie bisa melakukannya atau dia harus turun tangan sendiri, jadi gadis itu hanya mengangguk, tidak bisa melontarkan pernyataan marah.

Dia meraih apel dari dalam mangkuk lalu mulai mengupas, sedangkan pria itu mengeluarkan cinnamon rolls with icing yang sudah didinginkan dari dalam kaleng, membaginya menjadi delapan, lalu memotong masing-masingnya menjadi empat bagian, meletakannya pada sebuah mangkuk besar. Setelah tahap pertama selesai, dia mengambil mangkuk yang lebih kecil dan memasukkan mentega, gula merah dan corn syrup ke dalamnya, lalu mengaduknya sampai menyatu. Pria itu melakukan semuanya dalam waktu singkat dan meraih apel lalu mengupasnya, membantu pekerjaan Jennie.

"Kau bercita-cita menjadi seorang koki?" tanyanya, memecah keheningan.

"Aku hanya suka memasak. Tapi aku memang ingin memiliki restoran sendiri dengan menu dari berbagai belahan dunia."

"Kenapa hanya memiliki restoran, kau kan pintar memasak?"

"Kemampuan yang cukup untuk mengelola restoran dan memahami keinginan pembeli. Tapi hanya sebatas itu. Ada pekerjaan lain yang harus kulakukan."

"Apa?" sambar Jennie cepat.

"Kau benar-benar ingin tahu ya?"

"Hanya penasaran," elaknya. "Kau pasti orang kaya, 'kan?"

Little White Lies - COMPLETED ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang