Cia yang sebelumnya fokus memperhatikan Rizky, seketika terpecah dengan aroma mie instan yang dimasak oleh Liana dan Matt. Tanpa ba-bi-bu, Cia berlari membantu Liana yang memegang piring kemudian menjadi orang pertama yang mengambil mie ke piringnya.
"Serius amat lo berdua, bahas apaan?" Tanya Matt kepada Rizky, namun Rizky menggeleng pasrah
Melihat kegirangan Cia ketika makanan membuatnya tersenyum tipis mengingat bagaimana dulu Cia kecil sangat suka merebut jajan yang Rizky bawa. "Makanan aja lo gercep" Sindir Rizky
"Tau dari mana lo? Liana lo pasti yang kasitau dia?" Namun Liana menggelengkan kepalanya dan menatap Matt ingin memberitahu tentang apa yang sebelumnya diceritakan. Namun Matt membisikan "Biar mereka berdua aja Li yang selesaiin masalah mereka"
Tak lama kemudian ponsel Liana bordering, ia segera mengambil ponselnya yang berada di meja dapur karena tertinggal. Tertulis nama mama dilayar ponselnya. Ia mengangkat telepon dengan girang, akhirnya kedua orang tuanya bisa dihubungi.
"Mamaaaaa, kenapa baru telfon Liana?" Gerutu Liana tanpa mengucap salam, terdengar suara tertawa di ujung sana yaitu papanya.
"Maaf sayang, mama sibuk banget hari ini. Kamu gimana? Udah makan? Sekarang lagi ngapain?" Pertanyaan bertubi-tubi langsung dilontarkan
Liana bingung harus menjawab dari mana, Mama tolong nanya satu – satu. "Ini liana mau makan habis masak mie instan. Oh iya ma, ada Cia dan temen Liana juga datang supaya rumah gak sepi, boleh kan? Ada Matt sama Rizky. Mama mau kenalan gak?"
Mendengar cerita Liana yang begitu girang, membuatnya tersenyum dibalik teleponnya, "Boleh sayang" Ucap Azure
"Okay mama aktifkan video callnya ya!" Liana beralih menekan tombol video call dan melihat wajah Azure dan Pras yang mengintip diujung sana
Liana membawa ponselnya dan mengarahkan kameranya kepada Cia, "Halo tante, apakabs? seperti biasa ya Cia numpang makan hehehe" Azure yang sudah sangat paham dengan sahabat anaknya tertawa, karena tingkahnya yang cukup anti mainstream itu.
"Makan yang banyak, abiskan aja itu persediaan Liana" Ucap Pras diujung sana. Cia langsung menghentikan makannya dan terdiam. Kemudian ia berbisik kepada Liana, "Kok ada bokap lo gak bilang? Gue malu anjir"
"Oh iya pah. Jangan marah ya, disini ada teman Liana cowok namanya Matt dan Rizky" Liana menunjukkan kameranya kepada kedua lelaki tampan yang terlihat seperti anak kembar
"Halo om, maaf ya om kita masuk rumah om. Cuma buat jagain Liana kok om ehehehe" Ucap Matt
"Iya om gak akan macam-macam" Tambah Rizky. Namun Pras sedikit mengingat muka Rizky, setelah memperhatikan cukup lama.
"Hayo lo mampus, ditatap tajam sama papanya Liana" Bisik Matt dan Liana kemudian melihat layar ponselnya bahwa papanya sedang berfikir.
Akhirnya Pras mengingat sesuatu, "Kamu Rizky anaknya Pak Doni kan? Om sepertinya pernah melihat kamu, namun om lupa dimana"
Rizky semakin bingung bagaimana papa Liana bisa mengenalnya. "Iya om saya anak Pak Doni, ayah saya temannya om ya?" Pras diujung sana tersenyum dan mengangguk.
"Yaudah kalian lanjutkan, semoga nyaman ya dan tolong jagain Liana disana. Orangnya cengeng dan penakut soalnya suka lebay. Om sama tante harus pergi lagi, Assalamualaikum"
Mereka semua kompak menjawab "Waalaikumsalam". Namun berbeda dengan Cia yang sedang memikirkan sesuatu. Nama Pak Doni juga tidak asing ditelinganya, ia mengingat sesuatu namun ia tidak yakin.
'Anak pak tandon, don don doni" Ia mengingat sesuatu namun ia tidak ingat dimana dan kapan kejadian itu dan ditujukan untuk siapa. Ya hobinya saat kecil adalah mengejek temannya dengan nama ayah teman-temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Left slowly
Teen FictionJatuh cinta? Sulit dipercaya bagi seorang gadis yang sudah berusia 16 tahun. Tapi, ia tidak pernah menyadari bahwa ia jatuh cinta? Berada diantara dua situasi yaitu logika yang selalu menolak, namun hati yang selalu menerima? Aquiliana Grezvania E...