day-3

2.9K 339 82
                                    

Pagi pun tiba, aku terbangun dari tidur setelah mendengar seseorang berseru memanggil-manggil namaku. Ridwan, suara cowok itulah yang berhasil membawaku kembali ke atas permukaan kesadaran.

"Hmmm. Lo udah bangun Zal," sapanha seraya tersenyum padaku.

"Iya gue udah bangun. Oh ya, lo udah tidur belum?"

"Udah kok gue udah tidur tadi," jawabnya, aku hanya mengangguk kemudian berdiri menghampiri Wanda dan Marsha yang sedang sibuk membagikan makanan pada yang lain.

"Sha, gimana? masih kebagian semuanya?" tanyaku pada Marsha memastikan jika makanan cukup untuk mereka.

"Masih kok Zal, cuman pembagiannya gak sebanyak kayak kemarin," jelas marsha. Aku hanya mengangguk paham lalu pergi menuju ke tempat Ruth.

"Zal, lo semalem kok malah tidur sama Ridwan?" tanya Ruth tiba-tiba padahal aku baru saja mendudukkan tubuhku di sebelahnya.

"Hehehe, sorry gue gak bilang semalam kalo gue ikut jaga sama Ridwan. Iya sih niat awalnya mau jaga. Tapi tiba-tiba gue ngantuk terus ketiduran," jelasku sambil memperlihatkan deratan gigiku.

"Oh." Singkatnya lalu melanjutkan makan.

***

Setelah makan pagi kami selesai, akupun memulai perjalanan untuk mengambil makanan di luar.

"Kalian udah siap?" ucapku pada Malvin, Bastian, Wanda, Fauzan, dan Vanya. Mereka mengangguk memberikan tanda bahwa mereka sudah siap.

"Sebelum itu pake ini dulu," ucapku sambil memberikan masker satu persatu pada mereka.

"Lo punya masker sebanyak ini dari mana?" tanya Vanya padaku.

"Gue kan ketua PMR jadi hari ini itu rencana nya gue mau taruh masker ini ke uks tapi ya gitu deh," ucapku sulit tuk menjelaskan tapi syukurlah Vanya bisa mengerti.

Setelah semua memakai masker aku pun menyuruh mereka mengambil senjata yang semalam disiapkan.

"Zal, lo udah pada siap belum?" tanya Ridwan.

"Udah."

Mendengar ucapanku, Ridwan mulai membuka pintu secara perlahan lalu membiarkan kami berenam keluar secara mengendap endap agar tidak menimbulkan suara. Setelah kami ada di luar, Ridwan pun langsung menutup kembali pintu kelas kami.

"Oke, sekarang kita udah tau kan tugas kita masing masing?" ucapku, mereka mengangguk kemudian tanpa aba-aba apapun kami langsung terpecah menjadi tiga tim.

***

Aku dan Bastian berjalan menuju lantai bawah. Sejauh ini tidak ada hal yang menakutkan selain dari darah yang bercecer dan beberapa organ dalan yang berserakan di lantai dan sudah mengeluarkan bau busuk. Meskipun keadaan aman tapi kami tidak boleh lengah karena di sekolah ini tidak mungkin hanya ada beberapa zombie. Pasti banyak.

Setelah berjalan beberapa lama akhirnya kamipun sampai di depan toko toserba.

"Bas, keluarin tasnya cepet," ucapku. Tanpa basa-basi bastian langsung mengambil tas yang iya gendong lalu memberikannya padaku.

Suasana di depan toserba masih sama seperti di dalam sekolah. Sepi tanpa ada tanda-tanda zombie sejauh mata memandang. Tanpa pikir panjang, Aku dan Bastian pun langsung bergegas masuk ke toko itu untuk mengumpulkan makanan. Kami tidak boleh terlena dengan keadaan yang terlihat aman ini. Karena pepatah mengatakan, "air yang tenang belum tentu tidak ada buaya."

Sesampainya di depan pintu toko, ternyata pintu toko tidak di kunci. Kubuka pintu itu secara perlahan agar tidak menimbulkan bunyi yang memancing zombie-zombie itu untuk datang.

Z-virus (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang