Sekolahku memang terbilang sekolah yang cukup besar sekaligus menjadi yang paling favorit di daerah ini, dengan fasilitas yang cukup memadai, membuat sekolah ini menjadi salah satu sekolah yang paling di minati.
.
.Aku berlari menuju ke tempat teduh agar tidak terguyur hujan, 'ku putuskan untuk berhenti di depan kelas 10 ipa 1, kulihat di sepanjang lorong kelas sepuluh sangatlah sepi.
"Kok nggak ada orang yah? hmm mungkin karena hujan jadi mereka belum sampai ke sekolah," gumamku dalam hati, aku pun melanjutkan langkahku, menuju kelas 12 ipa 2 di lantai 3.
Ku naiki anak tangga yang menuju ke lorong kelas 11. Sama hal nya seperti kelas 10, kelas sebelas pun masih sepi. Aku mulai merasakan keanehan karena tidak mungkin di setiap lantai kelas sepi seperti ini, tapi aku tak menggubris nya dan tetap melanjutkan langkahku menuju ke tangga berikutnya yang akan menuntunku ke lantai 3.
Satu persatu anak tangga yang menuju ke lantai tiga kulewati. tiba-tiba suara petir memecah kesunyian yang ada. Suara petir yang menggelegar bergema memenuhi lorong sekolah yang masih sepi, tetap 'ku lanjutkan langkahku hingga akhirnya aku pun sampai di depan kelas 12 ipa 2, "tapi kok pintunya masih tertutup?" batinku, sekali lagi aku tak memikirkan hal itu,dan masuk ke dalam kelas.
beberapa saat kemudian kulihat sahabatku datang, langsung ku sapa dia dengan sapaan biasa.
"Hey Ruth kamu baru datang?"
"Eh lo Zal. Iya nih, gara-gara hujan gua telat," ucapnya sambil membersihkan bajunya yang basah.
Ya, Zalfa adalah namaku,sebenarnya nama asliku adalah Zalfa Ufairah. Akan tetapi teman-temanku lebih akrab memanggilku dengan sebutan Zalfa. Ruth sendiri adalah sahabat ku yang paling lama setelah 3 sahabatku yang lain.
Setelah selesai membersihkan bajunya, Ruth pun berjalan menuju kursinya yang berada di belakangku, aku pun membalikkan tubuhku dan menghadap Ruth.
"Uthe (panggilan Ruth)."
Ruth pun langsung melirik ke arahku.
"Iya ada apa Zal?"
"Uthe lo ngerasa aneh gak sih sama hari ini."
"Aneh kenapa Zal?" tanya Ruth sambil memasang raut wajah serius.
"Hari ini kok sepi banget yah. Apa hari ini libur?" tanyaku
"Ya... Mungkin karena hujan kali jadi mereka telat," ucap Ruth dengan nada biasa saja. Tiba-tiba semua hening kembali karena aku dan Ruth kehabisan topik pembicaraan.
Selang beberapa saat setelah obrolan kami. Tiba-tiba Ridwan, Alif dan Devin masuk ke dalam kelas dengan baju yang basah kuyup.
"Huhh! untung kita gak telat, gua kira udah mulai jam pelajaran," tutur Devin sambil membersihkan rambutnya yang basah.
"Kalian cuman bertiga?" tanya ku pada Ridwan dan yang lain.
"Ya seperti yang lo liat," jawab Alif singkat.
"Ehh kalian liat murid-murid lain gak di bawah?" tanyaku seketika membuat Ridwan sejenak mengingat-ingat.
"Gak tuh. Gua cuman liat beberapa siswa yang lagi lari di jalan karena kehujanan," jelas ridwan. kamipun kembali pada kegiatan kami masing masing. Devin, Ridwan dan Alif sedang sibuk membersihkan pakaian mereka sedangkan aku dan Ruth sedang sibuk menghafal pelajaran sebelum di mulai.
"Eh kalian tau gak?" tanya Ridwan sambil duduk di barisan kedua setelah kami, di susul Alif dan Ridwan.
"Tau apa?" tanyaku penasaran.
"Mengenai berita tentang penyebaran sebuah virus asing yang telah melumpuhkan sebagian besar benua Eropa."
"Hah! Yang bener? Eh, virus apaan?! Gimana ceritanya?!" ucap Ruth memasang wajah penasaran. Menurutnya topik seperti ini sangat cocok untuk menemani pagi hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Z-virus (LENGKAP)
HorrorSAMA SEKALI BELUM DI REVISI. JADI MOHON MAAF JIKA MASIH BANYAK KEJANGGALAN, KESALAHAN, KETIDAKPAHAMAN, KETIDAKASLIAN, DAN KETIDAKWAJARAN YANG ADA DI CERITA INI. OKE. Koreksi? Tentu boleh. Hanya saja kasih tau saya di mana kesalahannya. Biar revisi l...