Hallo, karena aku lagi gabut segabut-gabutnya aku mau share fakta-fakta cerita ini.
1. Abizar dan Kiara itu pernah tokoh dalam 2 judul berbeda. Pertama "Part of Abizar's life" sama "Da in dimidio" tapi aku sama sekali enggak dapet feelnya. Maka terciptalah cerita ini.
2. Gema Raihan Athaya, lucu aja rasanya. Athaya itu terinspirasi dari anak guru Undang-Undang Farmasiku dulu. Berhubung aku ngefans banget sama si bapak itu, jadi aku masukin 😂
3. Kejadian di mana Kiara diperkosa dan orang tuanya minta Abizar si penolong untuk menikahi Kiara pun benar adanya. Kejadiannya di angkot. Hati-hati ja buat kalian yang sering pulang malem dan naik angkutan umum. Tapi, dikejadian nyata enggak benar-benar nikah.
4. Sikap manja Gema apakah terinspirasi dari Gibran? Bisa jadi begitu, tapi di sini Gema lebih parah sepertinya. Ada yang bilang juga kalau tokoh Gema kok enggak kayak anak enam belas tahun, malah kayak anak delapan tahun. Entah, mungkin banyak yang menangkap demikian, dan enggak semua berani mengungkapkan. Sejujurnya aku hanya mau menciptakan tokoh yang "bersih" dalam artian dia enggak "terkontaminasi" sama dunia luar. Dia hanya remaja yang fokus sama keluarganya, sama cita-citanya. Dan tentang kenapa kok Gema ini kayak berlebihan banget sama Abizar? Emang ada anak enam belas tahun kayak gitu? Ada, walaupun hanya segelintir aja. Kakak kelasku dulu kayak gitu, cuma pas kelas 11 mulai banyak berubah. Udah kenal cewek, tau nongkrong, dan lain sebagainya. Di sini juga Gema meladeni bagaimana sang ayah memanjakan dia karena dia enggak mau Abizar merasa kehilangan dia. Kalau ada yang punya anak atau adik yang beranjak dewasa, sadar atau enggak kalian akan merasakan kehilangan itu. Dia masih ada, tapi kok rasanya jauh. Aku merasakan sendiri hal itu. Gema enggak mau melukai ayahnya.
5. Ini cerita pertamaku yang benar-benar menekankan kedekatan ayah sama anak. Kalaupun sebelumnya ada, pasti ada rintangan di awal entah itu ayahnya egois atau saling benci. Di sini benar-benar dekat dan saling sayang. Kenapa? Karena aku pernah ada di posisi sedekat itu sama bapakku, kemudian karena sesuatu hal aku jadi enggak bisa bersikap sama. Aku kesulitan menganggap semuanya baik-baik aja dan gak pernah ada apa-apa. Dan sekarang, jujur aku menyesal. Harusnya aku lebih pemaaf.
6. Penyakit yang diderita Gema (Ewing's sarkoma) terinspirasi dari dua sosok yang luar biasa. Almarhumah Lolyta Agustin dan almarhum Dafa. Saat cerita ini dibuat, Dafa masih ada, tumornya belum tumbuh sebesar saat terakhir banyak orang yang memublikasi fotonya. Dia sama mamanya mengabadikan momen sebelum memangkas habis rabutnya karena mau kemoterapi. Aku mengawasi dia diam-diam, melihat bagaimana dia berinteraksi dengan orang, walaupun hanya lewat sosial media. Aku enggak berani nyapa dia, walaupun aku sangat ingin. Sampai tiba-tiba aku dengar kabar Dafa udah enggak ada. Di situ aku nangis berkali-kali, dan aku nyesel kenapa aku enggak berani nyapa dia pas dia masih ada. Aku ingin kalian turut merasakan semangat mereka. Turut melihat bagaimana mereka berjuang. Dan Dafa benar-benar membuat aku kagum luar biasa. Di saat dia sangat kesakitan, yang dipikirkannya tetap orang lain. Dia sangat menyayangi orang terdekatnya. Terlebih mamanya. Kasih sayang, semangat, dan kebaikan hatinya buat aku berpikir, di dunia ini ternyata masih ada orang yang enggak egois. Kadang, saat terluka, sakit, dan terkurung dalam kesulitan, orang cenderung malas peduli pada orang lain di sekitarnya. Dafa enggak, almarhum bahkan turut memikirkan teman-teman seperjuangannya saat orang berbondong memberikan bantuan sama dia.
7. Banyak adegan yang aku ambil dari apa yang aku lihat selama nemenin bapak di rumah sakit. Saat operasi, efek sampingnya, dan beberpa adegan di part-part terakhir.
8. Kenapa aku selalu lama ngetik dan update cerita ini? Jawaban pastinya, berat. Cerita ini berjalan saat bapakku menghadapi penyakit yang sama hanya beda jenis, beda bagian yang diserang. Aku sempat lega, dari beberapa hasil pemeriksaan dinyatakan kalau tumornya termasuk tumor jinak. Bahkan seneng karena mereka langsung ambil tindakan operasi yang artinya penderitaan bapakku akan selesai. Dan kalian tau? Ternyata hari itu bukan operasi pengangkatan tumor seperti yang dijanjikan sebelumnya, tapi cuma biopsi. Semua tiba-tiba jadi berasa cepet, tumor dikategorikan ganas, udah menyebar ke pembuluh darah, dan bapakku gak bisa operasi. Sekarang harus radioterapi yang dijadwalkan bulan Maret. Lama. Aku minta doanya aja dari kalian semoga bapakku dikuatkan dan segera diberi kesembuhan.
9. Ending sudah aku ketik dari jauh-jauh hari. Mungkin ini cerita pertamaku yang cara penulisannya mundur. Jadi, aku enggak bisa menjanjikan dan merubah apa pun untuk ending hehe. Beberapa bagian sudah aku ketik dan tinggal publikasi. Tinggal menunggu kalian memenuhi ruang komentar aja di setiap part yang aku tulis :)
10. Masih ada fakta-fakta lain yang akan aku tulis setelah ending karena terkait akhir cerita ini sendiri :)
Sekian dan terima gaji.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Time
Teen FictionAku dibesarkan dalam kebingungan Dituntun berjalan menapaki lorong ketidakadilan Jika memang tak pernah diharapkan Mengapa hari itu aku tak lantas ditiadakan? Percuma dilahirkan hanya untuk bermukim dalam sepi Disudutkan ribuan tanya tanpa jawaban p...