Chapter 4

143 17 6
                                    

*diatas gambarnya Naura*

"Jadi, apa kau akan mulai menjauhiku?" tanyaku setelah melihat ekspresi terkejut Nira

"Sudah kubilang kan, aku gak bakal meninggalkanmu."

"Apa kau tidak takut denganku?"

"Aku gak bakal takut denganmu selama kamu masih manusia."

"Aku bukan manusia."

"Kau manusia, manusia yang diberi kelebihan. Mungkin saja kelebihan itu berguna untuk masa depanmu."

"Benarkah kau tidak akan meninggalkanku?" tanyaku. Mataku sekarang tidak kuat menahan air mata, yup, air mata keluar dari mataku setelah sekian lama tidak keluar.

"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu sampai akhir hayatku." Aku yang mendengar jawaban dari Nira menangis sejadi-jadinya.

at tomorrow

"Apa kau selalu memakainya?"

"Iya, aku selalu memakainya. Aku tidak pernah melepaskannya sejak kelas 3 SD," jelasku membuat Nira tidak percaya.

"Apa tidak sakit?"

"Entah bagaimana, aku tidak pernah merasakan sakit."

"Syukurlah kau tidak merasakan sakit. Jadi, hari ini kau akan melepaskannya dengan alasan diperbolehkan memakai lensa kontak?"

"Kurasa tidak."

"Kenapa tidak?"

"Firasatku bilang lebih baik besok."

"Ok kalau firasatmu bilang begitu. Ya sudah ayo kita berangkat," kata Nira aku mengangguk. Kami pun pergi ke kelas kami. Sekarang baru jam 5:50.

at class

Tidak banyak orang yang datang, hanya ada enam orang termasuk aku, Nira, Sarah, dan kembarannya.

Aku dan Nira duduk di kursi kami. Tiba-tiba seseorang datang kemeja kami.

"Hai Naura. Kenalin nama aku Theodor Gorge Warolf. Kau bisa memanggilku Theo, salam kenal" kata seorang anak laki-laki yang mungkin menurut kalian tampan berambut abu-abu dan mata berwarna kuning.

"Salam kenal," jawabku singkat.

"Apa kau sudah memilih ekskul yang ingin diikuti?" tanya Theo.

"Belum. Bisakah kau ke tempat dudukmu, saat ini aku merasa tidak nyaman."

"Oh, maafkan aku," katanya berlalu pergi.

"Kamu beruntung~"

"Kumohon jangan katakan kalau aku beruntung," potongku.

"Oh, maafkan aku Naura," kata Nira menunduk menyesal.

"Haaahh. Jadi, apa yang ingin kau katakan?"

"Tadi aku mau bilang kalau kamu beruntung banget."

"Kenapa kau mengatakan itu? Kau tau kan kalau aku gak suka disebut beruntung."

"Maksudku beruntung di bagian yang lain."

"Di bagian mana?"

"Aku cerita sedikit dulu ya." Aku mengangguk setuju.

"Jadi, kamu itu udah beruntung mulai dari kemarin. Sarah yang akan terlihat mengerikan kalo ada siswa yang mendekatinya, kemarin itu malahan dia yang deketin orang. Trus tadi, laki-laki kedua terpopuler disekolah ini deketin kamu. Padahal jarang ada yang bisa deketin dia."

"Ooh."

"Kok cuman oh sih?"

"Soalnya aku gak peduli. Tadi kamu bilang kedua terpopuler. Jadi, siapa yang pertama, ketiga, dan seterusnya?" tanyaku mencoba mengalihkan topik.

"Bentar, aku ada catatannya," kata Nira membuka tasnya dan mengambil sebuah buku bertuliskan.

Daftar cowok terganteng dan terpopuler:
1. Peter Orion Ampiran
2. Theodor Gorge Warolf
3. Adam Zraw
4. Arya Putra Mandira
5. Zoran Rairn

Sedikit data cowok terganteng dan terpopuler:
1. Nama: Peter Orion Ampiran
    Panggilan: Peter
    Tanggal lahir: 17 November
    Zodiak: Scorpio
    Kelas: God Class II
2. Nama: Theodor Gorge Warolf
    Panggilan: Theo
    Tanggal lahir: 18 Oktober
    Zodiak: Libra
    Kelas: God Class II
3. Nama: Adam Zraw
    Panggilan: Adam
    Tanggal lahir: 8 Febuari
    Zodiak: Aquarius
    Kelas: Human Class I
4. Nama: Arya Putra Humra
    Panggilan: Arya
    Tanggal lahir: 14 April
    Zodiak: Aries
    Kelas: Devil Class II
5. Nama: Zoran Rairn
    Panggilan: Zoran
    Tanggal lahir: 10 Mei
    Zodiak: Taurus
    Kelas: Angel Class III

"Buat apa coba kamu nulis yang gak ada gunanya, kayak gini?"

"Bukan aku aja tau, masih banyak yang lain."

"Serah deh. Kamu gak pasang foto mereka?" tanyaku iseng.

"Oh iya, aku lupa. Nanti aku pasang," kata Nira.

"Aduuuhhh.....," kataku seraya menepuk jidatku.

"Apa ada yang kamu suka diantara mereka?" lanjutku.

"Ya ampun Naura, kamu lagi sakit, ke UKS aja."

"Apaan sih! Aku sehat-sehat gini."

"Habisnya aku kira kamu itu orangnya gak suka ngobrolin masalah cogan."

"Aku emang gak suka."

"Trus, kenapa nanya aku tentang cogan-cogan tadi?"

"Penasaran aja," elakku menatap ke arah lain.

"Ok ok. Gak ada orang yang aku suka diantara mereka. Aku hanya sebatas fans biasa mereka." Aku yang mendengar jawaban dari Nira hanya ber-oh ria.

"Fans biasa?"

"Iya, soalnya ada beberapa yang jadi fans fanatik mereka."

Satu persatu murid mulai berdatangan saat aku membaca dan saat kami mengobrol tadi. Setelah itu terdengarlah bel berbunyi menandakan saatnya masuk ke kelas.

at after school

"Nira, kamu masuk ekskul apa?" tanyaku seraya merapikan buku milikku.

"Aku masuk ekskul paduan suara, renang, sama pecinta alam"

"Gak kebanyakan tuh?"

"Gak papa kok, soalnya cuman hari Jum'at sama Sabtu yang dipakai ekskul, kalo gak banyak-banyak nanti malah mager."

"Ooh gitu."

"Kenapa nanya?"

"Gak, cuman cari referensi doang."

"Referensi buat apa?"

"Aku kan belum masuk ekskul apa pun."

"Oh iya ya. Jadi kamu mau masuk ekskul apa?"

"Kayaknya aku mau masuk ekskul volly, fotografi, sama pecinta alam."

"Kapan mau daftarnya?"

"Sekarang aja, nanti gak inget."

"Ok." Kami pun pergi ke ruang guru meminta formulir pendaftaran ekskul.

BERSAMBUNG

#remake# 18 April 2019

Aura yang Kulihat [REMAKE] [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang