—[lowercase = tidak ada penggunaan hurup kapital]
-------------------------------------------------------------------
[it's 1.20 AM, you better sleep]
rintikan air hujan turun lebih sedikit dari beberapa menit yang lalu. lembab, aroma khas setelah hujan terasa sangat jelas. jalanan sepi, kegelapan yang hanya di terangi oleh lampu jalanan yang berkunang-kunang. langkah berat seorang lelaki dengan jas hujan hitamnya membuat air di permukaan jalan memercik dan menimbulkan suara yang memecahkan keheningan malam.
ia menyeringai di balik jas hujannya dan menatap tajam ke arah depan. melewati beberapa rumah yang tidak banyak penghuni, penerangan yang redup dan sunyi, semuanya sudah terlelap. langkahnya terhenti di depan sebuah rumah putih terlihat minimalis yang memanjang ke belakang dengan taman luas di kanan-kiri rumah tersebut. ia menatap rumah itu sebentar, melihat sekeliling dan berjalan ke rumah tersebut dengan santainya.
tok
tok
tokwalaupun kau adalah orang jahat, kau harus memiliki etika yang kuat saat berkunjung ke rumah orang lain, bukan? ia menunggu pintu di bukakan dengan sesekali menggigit kukunya tanpa menghilangkan seringaian sempurna di wajah putihnya.
klek,
senyumannya semakin merekah dengan tatapan tajam ke arah seorang gadis yang membukakan pintu untuknya.
"siapa?" tanya gadis itu halus. ia agak bergidik melihat sosok di hadapannya sekarang.
greb!
lelaki itu langsung membungkam mulut gadis itu dengan selembar tisu dan mendorongnya kedalam, membekapnya di saat gadis itu meronta ingin melepaskan diri.
blam!
ia menutup pintu agak kasar dan menguncinya. gadis itu masih meronta hingga akhirnya jatuh setengah sadarkan diri karena obat bius yang sengaja ia racik agar korbannya masih tersadar. lelaki itu membuka penutup kepalanya dan mengacak rambutnya pelan.
"tidak baik seorang gadis masih terjaga di waktu seperti ini," bisiknya masih memperlihatkan senyuman gilanya. layaknya seorang memiliki penyakit syaraf, gadis itu hanya bisa menatap Jimin dan menangis. bahkan ekspresi wajahnya tidak tergambarkan sama sekali. wajah memelas itu, Jimin sangat membencinya.
Jimin berjongkok di hadapan gadis itu, mengenakan sarung tangan hitam dan mengeluarkan sebuah pisau kecil kemudian menarik garis tipis di sepanjang tangan gadis itu. karena bius yang hanya mengganggu syaraf perasanya, tentu tidak sakit. namun, hanya sementara sampai efeknya menghilang.
tidak lama, hanya sekitar 10 menit, gadis itu kembali bisa bergerak. ya, Jimin menunggu selama itu untuk dapat melihat gadis itu bergerak lagi. Jimin tertawa pelan saat melihat gadis itu menangis kesakitan tanpa suara. suaranya telah hilang, di balik lemahnya obat bius yang ia hirup, terdapat efek samping di mana penghirupnya akan kehilangan suara mereka.drap
drap
drapJimin melangkah mendekat, sementara gadis itu menyeret dirinya untuk menjauh. Jimin langsung mencengkram rambut gadis itu, memainkan pisaunya di permukaan wajah gadis itu dengan sangat halus. sentuhannya beralih ke leher, bahu, dada, perut, selangkangan hingga paha.
tsuk!
gadis itu berteriak dalam diam, merasakan sakit yang luar biasa. tubuhnya memberontak, menahan tangan Jimin saat tangan Jimin menusuk pisaunya dalam dan menarik pisaunya memotong paha gadis tersebut hingga terdapat sebuah celah yang sangat lebar di pahanya. bahkan dua buah telur pun cukup untuk di masukkan.
cairan merah kental dan pekat itu sejak tadi terus merembes ke lantai kayu bermotif dan tekstur kecoklatan. gadis itu memegangi pahanya yang telah tersayat dan terbuka dan menangis. Jimin menarik dagu gadis itu dan menatap matanya tajam.
"kau sangat manis, aku menyukaimu, bagaimana ini?" tubuh gadis itu semakin bergetar hebat, air matanya tak terbendung, entah sebanyak apa yang telah ia keluarkan. Jimin mencium bibir gadis itu dan melumatnya dengan sangat lembut. namun, gadis itu memalingkan wajahnya.
sret!Jimin langsung menampar gadis itu dengan pisaunya, meninggalkan sebuah goresan panjang di pipi kiri gadis itu. darah kembali mengalir. Jimin berdiri, tanpa sepatah katapun, di ambilnya sebuah vas bunga kecil, menghantam kepala gadis itu kuat hingga tersungkur. tidak cukup, ia memukulinya bertubi-tubi bak orang gila. yah, dia memang gila .
hantaman kuatnya terus menerus ia lakukan, suara becek akan hancur leburnya kepala si pemilik dan percampuran antara cairan merah pekat dengan seluruh isi tengkorak si pemilik.krak!
dengan sepatu kulit hitamnya, ia menginjak pecahan kepala itu dan melumatnya dengan penekanan kuat. giginya menggertak di balik senyumnya yang belum menghilang sejak awal. kakinya menginjak perut gadis itu dan mengelap tapak sepatunya yang kotor ke pakaian si pemilik tubuh yang telah tergeletak tanpa nyawa.
"itu sebabnya seorang gadis harus tidur cepat, bukannya begadang."
ia terkikik geli dan berjalan meninggalkan rumah itu tanpa jejak.
END
Bagaimana? Cringe kah?😂 dah lama gak update nih wkwwk
KAMU SEDANG MEMBACA
[BANGTAN TERROR]
HorrorKumpulan Cerita Horor Oneshoot/Chapter BTS. [Brothership-Bromance Thanks for support #41 [Horor/8-7-2018] #72 [Thriller/8-7-2018]