Puisi adalah fotografi
Bagaimana mata insan menampaknya
Bagaimana rasa menafsirkannyaPuisi adalah senjata
Mengawali riuh nalar dan nurani
Mengakhiri pembicaraan dengan caranyaPuisi adalah pesan
Untuk cinta tiada tersurat
Untuk rindu tak beralamatAku kehilangan puisi ku
Aku kehilangan jalan ku
Dan kau berbahagiaBukan maksudku memutar cerita
Aku kehilangan ceria
Bukan maksudku melaut kembali
Aku rindu pelangiTak tahu ku dalam rapal angin
Ramal ku dengan pujaan yang ter ingin
Kenapa desau mu menghanyutkanku kembali?
Kau kira mengapa ku terus tulisi dirimu puisi?Tatapku tenang
Hadapkan aku pada tuan mu
Biar ku beri dia diksi
Juga ramuan pahit tentang lampauSebelah mata menampakmu kabur
Langkah kaki begitu bising
Diam!
Biar ku hapus hitamkuSelamat tidur puisi, semoga lelap