19. Jangan saling diam.

532 19 0
                                    

"Jika kekasihmu sedang marah dan kau hanya diam saja, itu artinya kau sedang mengajarinya untuk terbiasa tanpamu. Tetap tunjukkan perhatianmu karena wanita ingin dimengerti bukan didiamkan."



Terkadang aku ingin sekali bisa bercengkerama ria dengan seseorang yang aku sayangi, kami saling bertukar cerita, bercanda tawa bersama, selayaknya dua insan anak manusia yang tengah menikmati indahnya jatuh cinta. Melakukan banyak hal yang positif yang akan memberi semangat diantara kita berdua, hingga membuat genggaman itu semakin erat. Terbesit rasa iri memang saat melihat teman ku yang sedang bersama kekasihnya bisa tersenyum memang, namun apalah dayaku yang hanya bisa menyaksikan kisah indah orang lain itu, padahal aku sendiri juga memiliki seseorang yang aku sayangi, namun kisah kita tak seindah itu.

Tetap merasa kesepian ditengah hiruk pikuknya keramaian, padahal dihati tersimpan nama orang yang selama ini bersamaku.
Merasa sendiri seolah tak ada orang yang akan menggandeng tangan ini, padahal disana ada orang yang aku tunggu dan dia juga seseorang yang selama ini aku jaga hatinya.

"Bagas !." Panggilku setengah berteriak karena memang Bagas sedang bermain basket ditengah lapangan. Bagas pun mengahmpiriku ke pinggir lapangan.

"Ada apa Shil, tumben kesini ?."

"Raka kemana kok gak ikut latihan basket ?."

"Tumben lo nyariin dia Shil, biasanya lo cuek-cuek aja sama Raka."

Sepertinya Bagas sedang mengejekku dengan jawabannya yang tidak mengenakkan ini.

"Gue kan pacarnya wajar dong gue nyariin dia."

"Iya sih lo pacarnya, tapi tetep gak biasanya aja."

"Kalo lo gak mau ngasih tau yaudah, ribet banget sih." Aku semakin jengkel dengan ejekan Bagas. Dan aku juga berniat untuk pergi saja, tapi tiba-tiba Bagas menjawab pertanyaanku yang sedari tadi aku ajukan.

"Dia gak masuk, udah dua hari ini."

"Hah ? Kemana ? Dia sakit ? Kok dia gak ngabarin gue sama sekali ?." Tanyaku yang semakin penasaran sekaligus khawatir.

"Lo gak tau alasannya apa Shil ?." Pertanyaan Bagas dan tatapannya seperti mengintrogasiku.

"Enggak." Tanya ku dengan nada lemas sekaligus memang aku tidak mengerti apa-apa.

"Semua anak disini udah tau Shil, gue pikir lo sebenarnya juga udah tau apa yang terjadi."

Aku berfikir sejenak tentang apa yang dikatakan Bagas. Apa mungkin aku melupakan sesuatu. Ah apa mungkin karna ?

"Maksud lo ini tentang Papanya Raka ?." Aku baru mengingat kemarin memang Papanya Raka muncul di tv dan diberitakan korupsi, tapi aku tetap diam dan menunggu kabar dari Raka, karena aku pun juga takut untuk menghubunginya dulu mengingat hubungan kita tengah renggang beberapa hari yang lalu.
Bagas pun hanya mengangguk, sepertinya dia juga kasihan pada sahabatnya itu. Aku pun langsung pergi meninggalkannya. Pikiranku sudah tidak karuan, apa yang harus aku lakukan.

***

Sampai sekarang pun aku tetap belum mendapatkan kabar dari Raka. Jam sudah menunjukkan pukul 16.30.
Apa sebaiknya aku ke rumah Raka saja ya ? Gumamku dalan hati.
Ah yang benar saja kalau aku harus ke rumah Raka, selama ini Raka belum pernah mengajakku ke rumahnya, apalagi untuk bertemu dengan orang tuanya, sama sekali belum. Aku hanya pernah mengantarkan pulang waktu itu, tapi itupun hanya sampai depan pos satpam perumahannya saja, katanya rumahnya sudah dekat hanya berjarak beberapa rumah dari depan pos satpam.

Kalau sekarang aku kerumahnya, bagaimana reaksi mama Raka nanti. Apa Raka sudah pernah menceritakan tentang aku kepada orang tuanya ? Kalau belum bagaimana aku akan menjawabnya nanti?. Beberapa pertanyaan yang rumit dan membuat kepalaku pusing, muncul tak beraturan di benakku. Tapi jika aku tidak ke rumahnya, aku tetap tidak akan menerima kabar apapun darinya. Aku memang sedang kesal dengannya, bahkan aku sering cuek sama dia, tapi kalau dia dalam kesulitan seperti ini aku tetap mengkhawatirkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Give Me Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang