P26 ⏩ I'm Sorry

2.1K 235 56
                                    

Jungkook masih berdiri menatap ke bawah dengan lamat. Demi Tuhan, ia sangat merindukan gadis itu. Tak ada ungkapan paling memilukan yang dapat menggambarkan begitu menderitanya pria itu karena merindukannya. Jieunpun sama. Gadis itu membalas tatapan itu tanpa kedip sedikitpun. Ia tak pernah menyangka bahwa kini melihat bayangan Jungkook tampak jelas berdiri diatas jembatan. Benarkah ia tidak berhalusinasi?

Sepersekian detik, kedua insan itu masih saling tatap dalam diam. Mencoba menyalurkan perasaan yang tampak sulit dijelaskan dan sulit dimengerti. Mereka sama-sama tidak mengerti tentang perasaan aneh yang timbul akibat gejolak batin yang mereka rasakan lewat manik mata yang saling beradu. Yang pasti, keduanya sama-sama terluka.

" JIEUN." Panggil Jungkook pada akhirnya. Suaranya parau hampir tak ada tenaga.

Meski begitu, Jieun dengan jelas mendengarnya. Hatinya pilu. Berulangkali ia meyakinkan dirinya bahwa objek tersebut semu, namun nyatanya suara bass yang amat ia rindukan itu jelas nyata masuk menerpa gendang telinganya. Sudah sangat lama ia tak mendengar suara yang akhir-akhir ini terus berintonasi tinggi itu, kini melembut memanggil namanya. Ia rindu. Apalagi mengetahui fakta bahwa Jungkook dapat menemukannya di pantai ini. Pantai yang menjadi saksi usaha Jungkook untuk menghibur Jieun kala itu.

Jieun bisa menitikkan air mata sekarang. Ini tidak benar. Sekali lagi ini tidak benar, gadis itu terus berusaha meyakinkan diri. Memang gadis itu merindukannya namun ia merasa sama sekali tidak berhak atas itu. Jungkook bukan miliknya, dan selama ini ia berusaha setengah mati untuk melupakan perasaannya.

Bukankah Jungkook sudah melakukan hal yang menurutnya benar? Menjauhi gadis itu dan mengabaikannya. Namun mengapa malam ini dia muncul? Muncul dan memperdengarkan suaranya demi memanggil gadis itu?

Jieun tampak gusar. Ia bisa saja jatuh pada pria itu lagi, alih-alih melupakannya. Pertahanan yang ia bangun bisa saja runtuh jika terus-terusan berdiri disini menatap Jungkook yang entah mengapa tatapannya bak bius yang perlahan-lahan menyedot alam bawah sadarnya. Sekali lagi ini tidak benar.

Maka, tanpa aba-aba Jieun segera melangkah pergi meninggalkan Jungkook yang masih mematung.

" LEE JIEUN!"

Jungkook dengan langkah panjangnya, segera menyusul Jieun yang tampak berlari menjauh. Pria itu menuruni tangga jembatan dengan cepat lalu mengejar Jieun yang juga berlari menghindari dirinya. Perlahan langkah kaki gadis itu melemah. Sekuat tenaga ia mencoba berlari, tetap saja Jungkook dapat mengejarnya. Pria itu seketika menghentikan langkah gadis itu dengan terpaksa menarik lengannya.

" Lepas! Tinggalin aku sendiri!" Jieun memberontak dengan mencoba melepas cengkraman kuat Jungkook pada lengannya. Namun itu tak berhasil. Bagaimanapun tenaga Jungkook lebih kuat darinya.

" Gimana bisa aku ninggalin kamu, disaat aku hampir gila nyariin kamu kemana-mana!" ujar Jungkook tampak frustasi. Mata gadis dengan kulit seputih susu itu tampak berkaca-kaca menyaksikan ekspresi kalut Jungkook dari jarak sedekat ini.

" Pergi Jungkook!" seru Lee Jieun dengan suara serak menahan tangis. Jungkook mulai melepaskan cengkraman lengannya dan berganti meraih kedua tangan Jieun. Ia masih berusaha menggegam kedua tangan gadis itu meskipun Jieun selalu melakukan penolakan.

" Pergi!! Buat apa kamu kesini?! Kamu nggak pernah peduli sama—"

" AKU PEDULI SAMA KAMU, JI."

" Kamu peduli sama aku karena ayah udah nggak ada?! Aku nggak butuh belas kasihan kamu! Pergi!" gertak gadis itu meluapkan emosi yang selama ini ia tahan. Tubuh gadis itu bergetar, amarahnya memburu. Jieun bukanlah seseorang yang baik dalam menyembunyikan luka dalam dirinya dengan berpura-pura tegar. Jungkook menyaksikan betapa rapuhnya gadis itu kini. Pun pria itu sama sekali tidak gentar untuk tetap berdiri dihadapannya.

Jeon's Decision [JK x IU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang