Pagi itu agak mendung dan dingin. Hari pertama masuk Sekolah Menengah Pertama. Sekolahku tidak jauh, hanya jalan kaki 10 menit dari rumah. Dengan membawa beberapa perlengkapan kegiatan orientasi aku melihat ke sekeliling ketika langkahku memasuki pekarangan sekolah.
Langkahku bergerak menuju mading sekolah yang cukup sesak dipadati siswa lain. Mereka mencari nama masing-masing, begitu juga denganku. Disanalah tertulis namaku "Halia Putri - 7G".
Tak butuh waktu lama untuk keluar dari kerumunan dan mulai mencari kelasku. Ternyata ada dipaling atas dan letaknya sangat pojok.
Sesampainya dikelas, aku mencari tempat duduk baris ke dua dari depan, persis baris pertama dekat pintu. Kulihat belum terlalu ramai dan anak-anak yang sudah datang tidak ada yang bicara satu sama lain membuat suasana semakin canggung.
Kelas hampir penuh ketika suara hujan membuatku refleks melihat ke jendela. "Kayanya ngga akan ada upacara penyambutan orientasi deh." seru seseorang yang membuatku berpaling ke arah datangnya suara tersebut. Ketika mata kami bertemu dia tersenyum simpul.
"Bangkunya kosong kan ? gue duduk sini ya ?"
"Kosong ko." Ucapku sambil tersenyum untuk memberikan kesan yang baik bagi teman baruku ini.
"Gue Intan." Menjulurkan tangan tanpa berhenti tersenyum.
"Gue Haha. Eh maksud gue, Halia. Nama gue Halia."
"Siapa tadi lo bilang ? Haha ? nama panggilan lo Haha ?" Terlihat dari wajahnya, Intan sangat antusias mendengar jawabanku sambil berusaha menahan tawa.
"Iya, panggilan gue dirumah dan pas SD Haha."
"Kocak banget. Tiap ada orang ketawa lo merasa terpanggil dong ?"
"Kadang sih." Sepertinya aku akan cocok berteman dengan Intan.
Benar saja apa kata Intan saat pertama bertemu tadi. Tidak ada upacara penyambutan siswa baru karena hujan deras. Hanya ada sambutan dari wali kelas masing-masing.
Saat istirahat aku terkejut dengan kedatangan Gita dikelasku, dia teman SDku. Sebelumnya dia tidak bilang akan masuk ke SMP yang sama denganku.
"Gue liat dimading tadi ada nama lo Ha, makanya gue tau lo disini." Gita menjelaskan tanpa ku minta. Seperti tahu apa yang sedang aku pikirkan.
Aku memperkenalkan Gita ke Intan dan sebaliknya. Kami bertiga cukup klop dalam mengobrol karna suka dengan hal yang sama. Dan dari obralan kami aku tahu bahwa Gita masuk ke kelas unggulan 7A. Dia memang pintar dari dulu dan selalu peringkat satu.
~
Tak terasa sudah dua minggu aku di SMP. Sudah mulai banyak tugas dan kegiatan ektrakulikuler. Aku memilih eskul PMR karna sesuai dengan minatku. Walaupun menurutku eskul paskibra lebih keren dan membanggakan.
Bel tanda istirahat berbunyi, aku dan anak-anak yang lain bergegas ke kantin. Hari itu Intan tidak masuk karna sakit yang mengharuskanku jalan bersama teman kelasku yang lain.
Di koridor menuju kantin masih di satu lantai dengan kelasku, ku lihat Gita sambil tersenyum dan berlari kecil lalu melambaikan tangan kearahku.
"Kalian duluan aja ya, gue sama temen gue ke kantinnya." Berbicara kepada teman sekelasku.
"Ada apa Git ? mau istirahat bareng ?" Tanyaku ketika Gita sudah sampai dihadapanku.
"Ge to the R deh lo Ha. Gue ada misi niih." Gita menujukan secarik kertas yang dilipat kecil. "Ayo ikut gue!" Gita menarik tanganku memaksa aku untuk mengikutinya.
Tepat didekat tangga, didepan kelas 7D Gita berhenti didekat anak laki-laki yang sedang diam. "Kenji, Nih dari Fanny kelas 7A." Gita mengulurkan secarik kertas tadi kearah anak itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
OTW Move On!
RomancePernah tersakiti bukan berarti tidak bisa cinta lagi. Untuk orang yang pernah tersakiti, mendekati lubang yang sama saja tak ingin. Apalagi jatuh kembali kelubang itu ? Tapi buat Halia berbeda. Dia berfikir semua orang pasti berubah yang membuat dia...