Kami Sekelas~

22 1 0
                                    

Semester berlalu terasa begitu cepat. Ku habiskan masa liburanku dengan membaca novel, nonton anime, drama korea lalu tidur dan makan. Begitu seterusnya sampai-sampai Mama terlihat ingin marah tapi dia sudah lelah. Maafkan anakmu Ma, tolong jangan menyesal telah melahirkanku.

"Jangan mentang-mentang kamu peringkat 3 jadi bisa malas-malasan ya." Mama merapihkan kamarku yang porak poranda dilanda oleh badai novel yang telah aku baca.

"Kan masih libur Ma. Belajarnya juga libur. Udah aku bilang aku aja yang beresin." Sibuk dengan novelku.

"Ah kamu ngomong sekarang 'aku yang beresin', dikerjainnya minggu depan."

"Yang penting kan dikerjain."

"Terus-terus Mamanya ngomong dijawab terus !! ga sopan tau." Berkacak pinggang dan mulai mengambil sapu ijuk di pojok kamarku.

Aku kembali fokus membaca novel yang sedikit lagi akan tamat.

"Ha kamu tuh apa ngga punya temen buat main ?"

"..."

"Dari pada kamu ngeberantakin kamar kamu, mending kamu urus tanaman Mama tuh sana udah pada mau layu."

"..."

"HEH INI ANAK KALO DIAJAK NGOMONG YA ?!!" Mama mencubit kecil kakiku sebelah kanan. tentu sakit.

"Ah Mama sakit tau. tadi aku jawab di bilang ga sopan, gimana sih ?" mengusap-usap pusat rasa sakit.

"Oh Mau ditambah lagi kali ya cubitnya, sini kamu !!"

"NGGA MAU!!!!"

~

Hp flipku berdering menandakan sms masuk. itu dari Intan.

"Ha gimana kalo kita ngga sekelas ?"

-Ya gapapa kan masih bisa ketemu-

"lo harus sering-sering ke kelas gue!"

-sip!

Kepikiran nanti gimana kalo aku gapunya temen ? bersosialisasi itu susah buat aku. Dan aku tipe orang yang ga begitu suka berteman dengan banyak orang. Terbukti sampai sekarang temanku cuma Intan dan Gita. Memang semua teman di kelas ku kenal dan mengenalku tapi kami tak pernah main atau jalan bersama.

~

Hari pertama masuk sekolah tiba dan seperti biasa aku harus melihat namaku di mading. Belum selesai aku membaca barisan nama-nama tersebut seseorang menarik tanganku dari kerumunan. Tentu orang itu Intan.

"Ha kita ngga sekelas. huhu" sambil memelukku.

"lebay banget sih. gue belom tau gue kelas berapa tau."

"lo kelas 8D."

Aku cuma angguk-angguk dan mulai berjalan menuju kelas 8D bersama Intan. Sepanjang perjalanan menuju kelas Intan mengeluh karna dia masuk kelas unggulan. Ya 8A sekelas dengan Gita. Intan bilang dia tidak suka karna semakin banyak orang yang lebih pintar darinya, semakin kecil kemungkinan dia untuk mempertahankan peringkat rapornya.

Begitu masuk aku melihat ke seluruh penjuru kelas. belum banyak yang datang. Aku memilih posisi tempat duduk yang sama persis ketika kelas 7 dulu. Intan ikut duduk denganku.

"Mending lo balik deh ke kelas lo, cari temen. kalo lo duduk disamping gue, nanti dikiranya bangkunya ngga kosong. gue gamau duduk sendirian."

"Iya deh iya.. bye!"

Intan hendak menuju pintu, disaat yang bersamaan seseorang ingin masuk yang membuat Intan harus diam dan menunggu dia masuk baru Intan bisa keluar. Seseorang yang membuat Intan terdiam itu adalah Kenji.

Intan menoleh kearahku dengan memainkan bola matanya seperti berkata "Kenji sekelas sama lo."

Cuma bisa diam dan menarik nafas aku beranjak dan mendorong Intan keluar dari kelas. "Wah senangnya jadi Haha. Ciyeeee."

"Sstttt kalo sampe ada yang tahu bisa heboh. Gue gamau orang lain tau."

"Jadi sekarang lo ngaku kalo lo suka sama dia ? bukan cuma kagum ?"

Ku bekap mulut Intan. "Bacot banget sih. Udah sana."

Sambil berjalan Intan senyum konyol meledek ku. Anak itu benar-benar tidak mengerti keadaan.

Begitulah memang benar aku sangat senang bisa satu kelas dengan orang yang ku kagumi. Tapi amat disayangkan kami terpisah jarak yang cukup jauh. Kenji duduk di kursi paling belakang. Sesekali aku curi-curi pandang agar bisa melihat wajah Kenji.

~

Hari itu walaupun hari pertama masuk, guru-guru sudah memberikan tugas yang harus langsung di kumpulkan. Seperti salah satunya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Ibu Siti guru Bahasa Indonesiaku memberi tugas kepada kami untuk menulis cerita di selembar kertas tentang pengalaman yang paling tidak bisa terlupakan di hidup kami.

Ku pikir 'ah aku jagonya menulis' namun aku lupa hidupku tak pernah berkesan. :( lantas apa yang akan aku tulis ? Ketika semuanya sudah dikumpulkan Bu Siti membaca satu persatu kisah-kisah kami. Dari pengalaman yang indah bisa wisata keluar negeri sampai yang lucu membuat seisi kelas berkelakar heboh Bu Siti bacakan.

Pada akhirnya aku hanya menuliskan pengalamanku bertemu dengan penulis favoritku, tapi karena saking senangnya aku tak bisa berkata-kata, padahal aku bisa saja meminta tanda tangannya. Tidak menarik bukan ? ya begitulah hanya itu pengalaman yang mungkin berkesan dihidup ku yang kelam :D

Sampai pada akhirnya cerita yang aku tunggu-tunggu. Yeup, cerita Kenji. Aku ingin tau orang pendiam dan dingin semacam dia memiliki pengalaman yang tak terlupakan seperti apa. Ini cerita Kenji :

Pada malam minggu seperti biasanya aku dan teman-teman selalu mencari sesuatu hal yang dapat kita kerjakan. Dari main game sampai melakukan hal aneh. Malam itu kami ingin sesuatu yang berbeda. Salah satu temanku mengajak kami ke Makam Jeruk Purut yang terkenal angker. Aku dan yang lain agak ragu karna gosip yang beredar jika kita mengitari makam tersebut sebanyak 7 kali, kita akan didatangi hantu pastur penunggu makam yang tidak ada kepalanya. Tapi temanku bilang itu hanya mitos. Karna tidak ingin dipanggil pengecut akupun dan yang lain setuju dengan ajakannya. Malam itu kami sampai makam pukul 12 lebih dan suasana disana sudah tak enak. Dan kami memang benar-benar melakukannya. Mengitari makam 7 kali. Benar tidak terjadi apa-apa dan entah mengapa aku kecewa, padahal aku juga takut. Setelah kecewa dan ingin pulang, ketika kami hampir melewati batas antara gerbang makam dan jalanan, kami mendengar sesuatu bergerak dari belakang kami. Sontak kami melihat kearah datangnya suara. Dan dari posisi kami berdiri kami melihat sangat banyak bermacam-macam hantu yang menatap kami seperti hendak mengantar kami pulang. Mereka tidak melakukan apapun tapi tentu kami sangat takut karna kami semua tidak dapat bergerak untuk melarikan diri. Ketika salah satu temanku membaca ayat kursi sambil teriak badanku sudah mulai dapat digerakan. Seketika itu pula aku dan yang lain lari sambil berteriak. Kami lari sangat jauh sampai mencoba mencari keramaian, tepatnya dipangakalan ojek yang bapak-bapaknya masih menonton tv beramai-ramai. Kami gemetar dan lemas, terduduk dijalanan aspal sambil berpandangan satu sama lain kemudian tertawa seperti orang yang menertawakan lawakan yang amat lucu. Ya lucu bagaimana kami bisa dihampiri semua makhluk ketika yang kami cari hanya si penunggu makam yang terkenal itu.

Aku, Bu Siti dan yang lain memberikan tatapan aneh pada Kenji. Pikirku 'apakah dia benar-benar mendapatkan pengalaman ini ?' tapi jika dilihat dari bagaimana Kenji, sepertinya dia tidak bohong.

"Ah masa si Kenji kamu ngelihat hantu ? kan tidak ada yang namanya Hantu." Kelakar Bu Siti.

"Bener bu saya ngga bohong."

Wah hebat sampai sekarang aku belum pernah lihat hantu. Dibalik ceritanya, aku bisa melihat dia orang yang menyenangkan dan suka menulis cerita. Aku senang paling tidak kami memiliki hobi yang sama.







OTW Move On!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang