Bias matamu selalu kurindu
Senyum tulusmu begitu menenangkan hati
Kerut wajahmu, bukti kerja keras mendidikku
Sabar menenangkan jiwa
Marah membuat takut karena ulahku sendiri
Begitu bodohnya mencoba mempertahankan ego
Begitu bodohnya luapan emosi bak gunung muntah
Tangis ditahan demi sebuah kesalahan
Mencoba pergi tanpa lebih dulu pamit
Melelahkan menjadi bagian hidupmu
Lalu, berpikir kembali melalui hatiDirimu yang tua lebih lelah
Lebih menekan ego
Lebih memilih mengalah demi diriku
Lebih dari segala halCuma seonggok tai saja dari anjing
Bisa meledak lima gunung
Sedang ketika rumput sebelah mencoba meludah
Hatimu tetap damai
Matamu mencoba tak melihat
Telingamu kau tutup rapat
Bibirmu tak membalas
Kudengar hanya pujian saja
KAMU SEDANG MEMBACA
Pusi-Puisi Rindu
PoesiaKumpulan puisi tentang Rindu yang tak pernah henti. Seperti air mengalir. Tak ada ujung, jika pun ada. Akan terdiam dalam balutan rindu yang lebih dalam dan besar.