The Aim.

402 55 2
                                    

TANPA sadar, ia sudah kembali lagi ke jalanan yang disangga tiang beton tinggi berneon. Kembali bersandar di motornya yang setia menemani, sambil menghitung uang hasil copetannya tempo jam. Lumayan, dapat Rp125.000, batinnya. Sekilas melirik ke arah barang copetannya yang lain, Sakha mendapati dompet yang tadi ia curi dari turis asal Rusia tadi.

Tangannya tergerak untuk segera membuka dompet kulit mahal yang sudah usang itu dengan mata berbinar. Namun binaran di keping cokelat si pemuda segera sirna, kala ia dapati fakta bahwa dompet tersebut kosong. Hanya ada kartu identitas si pemilik dan sebuah foto seorang wanita bertampang Jawa. Sakha masygul. Hendak dia lempar dompet itu hingga langit keseribu—meskipun itu tidak mungkin.

Tangan kanan yang benar-benar hendak melempar dompet kulit usang itu terangkat, membuat selembar tipis foto berukuran tiga kali empat sentimeter terjatuh. Gue kebalik pegangnya, pikir Sakha. Foto tersebut lantas menarik perhatian Sakha untuk meraihnya.

Dia terdiam. Membaca dalam batin tulisan di sebalik foto cetak di tangannya.


Seperti itulah tulisan di balik foto si wanita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti itulah tulisan di balik foto si wanita. Nama Arthesyne sangat familiar. Mirip seperti nama sandi yang sering digunakan para peretas di dunia persiberan. Sakha mengamati wajah wanita itu baik-baik. Ia menyadari detail-detail kecil seperti bekas cat rambut. Tahi lalat kecil di bawah mata kanannya, juga latar belakang peta wilayah Republik Indonesia yang lazim digunakan dalam kartu identitas wajib.

Dia mengedip, kemudian mengalihkan perhatian ke kartu identitas milik turis asal Rusia tadi. Wajahnya ternyata cukup bengis, ada bekas luka vertikal di mata kirinya. Kantong matanya memberi kesan menyeramkan. Hidungnya agak bengkok dan mulutnya membentuk senyum sinis. Di kartu itu tertera identitas lengkap si pemilik.

Александэр Чекхов
Российская Федератсия

Aleksander Chekhov, Sakha nyaris keseleo lidahnya kala ingin mengucap nama yang tertera. Pria berusia 42 tahun yang berasal dari Orhsk, sebuah kota di sebelah selatan Rusia. Satu hal yang cukup menggelisahkan, pria ini pernah dipenjara entah karena kejahatan apa—terlihat dari sebuah catatan kecil yang terselip dalam dompet yang sama.

Haruskah gue laporin temuan gue ini ke polisi?

Namun pikiran tersebut segera gugur dari pikiran. Bagaimana jika identitasnya sebagai pencopet ketahuan? Sakha bersender pinggang pada motor, bimbang.

Lima menit, pada akhirnya, dia tidak mau ambil pusing. Kedua benda itu Sakha selipkan ke kantong celananya. Dia memacu motornya ke pusat kota untuk menghabiskan hasil copetan malam ini.

Nusantara 2060Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang