Masih ada yang baca kah?
See you again with author and Couple in my story.
****
5 tahun kemudian.
Untuk Amanda dan Bima
Hai. Ini aku Clarisa. Orang yang sama pernah mengusik hidup kalian. Aku minta maaf yang sebesar-besarnya sama kalian. Aku dulu dibutakan oleh cinta dan aku terlalu berobsesi untuk memiliki Bima. Jujur Bima adalah cinta pertama aku. Sekarang aku sadar kalau cinta bukan sekedar memiliki tapi harus rela melepaskan. Untuk Amanda aku minta maaf karena dulu pernah buat kamu sakit hati. Aku ngerti banget, kamu pasti sedih. Karena kita sama-sama perempuan.
Mungkin kalian akan baca surat ini setelah aku tidak ada didunia ini. Selama didalam sel tahanan aku sadar jika hidup tidak hanya untuk mengurusi hidup orang lain. Aku sudah membuang banyak waktuku hanya untuk menganggu kalian. Kalian bahagia tapi aku tidak. Dan itulah yang aku sesalkan, aku bodoh terlalu sibuk mengurusi hidup kalian. Aku minta maaf.
Selama ini aku sakit, mungkin ini teguran dari Tuhan. Aku benar-benar merasakan kesepian yang tidak bisa aku ceritakan kepada kalian. Yang pasti saat ini aku sudah lega, sudah bisa menuliskan surat ini untuk kalian. Mohon maafkan aku agar aku bisa tenang ketika kalian baca surat ini. Jangan lupa untuk selalu mengunjungi tempat peristirahatan terakhirku.
Semoga kalian tetap bahagia, tanpa adanya peganggu sepertiku.
Tertanda,
Clarisa.Amanda terdiam dan menangis membaca surat yang baru saja diberikan oleh Hani. Hari ini dan saat ini, Amanda sedang berada dirumah duka. Clarisa meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya. Selama didalam tahanan ternyata Clarisa mengidap penyakit mematikan, yaitu kanker otak. Hani sebagai seorang Ibu tidak pernah menyangka jika anaknya menyimpan penyakitnya selama ini. Hani selalu berkunjung untuk menjenguk ketika Clarisa didalam tahanan tapi Clarisa tidak pernah mengeluhkan rasa sakitnya kepada Hani.
"Kenapa Tante enggak pernah bilang kalau Clarisa sakit? Dia pasti mau ketemu kami secara langsung." tanya Amanda yang terisak.
Hani ikut menangis sama halnya dengan Amanda. Hatinya masih tidak bisa menerima semua kejadian yang begitu cepat menimpa dirinya.
"Tante juga enggak tahu. Tante enggak bisa jelasin apa-apa saat ini," kata Hani yang juga terisak.
Acara pemakaman sudah dilakukan siang tadi, saat ini sudah malam selepas acara baca Yasin untuk mendoakan Almarhum. Bima duduk disamping Amanda dan Hani duduk disamping suaminya. Para tamu sudah mulai meninggalkan rumah duka karena malam semakin larut.
"Mas, pasti Clarisa sedih kan enggak bisa bicara langsung sama kita? Harusnya aku mengunjungi dia," ujar Amanda kepada Bima. Memang semenjak anak pertamanya sudah menginjak usia 2 tahun Amanda mengganti panggilan kepada Bima, agar anaknya mengerti.
Bima merangkul istrinya dan mengusap punggungnya agar lebih tenang.
"Dia enggak sedih, lewat surat yang dia tulis kita bisa tahu kalau dia minta maaf. Itu sudah lebih dari cukup. Lebih baik kita doakan dia saja semoga diterima disisi Allah," kata Bima membujuk. Amanda masih terisak.
"Kita pulang ya, kamu harus istirahat." Bima membujuk lagi. Amanda diam antara setuju dengan tidak dengan ucapan suaminya.
"Om, Tante, kami permisi pulang. Terima kasih sudah memberikan surat dari Clarisa. Om dan Tante harus kuat untuk semua ini," kata Bima izin sebelum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda & Bima [TERBIT]
Teen FictionMOHON MAAF JIKA ADA KESAMAAN NAMA DAN TEMPAT KARENA INI HANYALAH CERITA FIKSI CERITA INI REAL DARI IMAJINASI PENULIS. DIMOHON UNTUK TIDAK PLAGIAT DAN MENCOPY CERITA INI *** Diterbitkan oleh Glorious Publishe...