Hai. Satu-satunya motivasiku untuk menyelesaikan tulisan ini adalah agar kamu dapat membacanya. Setidaknya sisa-sisa kesedihan ini masih bisa ku ukir dengan cerita. Ku tulis dengan derita, yang tintanya berasal dari air mata yang ku punya.
Hai. Apa kabar? Sudah lama. Sejak kau pergi, aku masih mencari-cari. Dari penjelasan hingga penggantimu. Silih berganti yang datang, tapi kenangan bersamamu masih saja berjejak di nisan hatiku.
Bagaimanapun, ku pastikan hatiku patah saat itu. Saat-saat dimana kau memaksaku untuk pergi menjauh. Memaksaku meraba arah dan tujuannya bukan dirimu.
Bagaimanapun, kupastikan aku kehilangan arah saat itu. Berdiam adalah satu-satunya hal yang bisa kulakukan. Mengangkat dagu aku tak mampu. Menutup mata hanya membuatku melihat bayangmu.
Terima kasih. Untuk tidak datang kembali.
Selamat. Atas pencapaian dirimu terhadap penempatan hati yang baru. Semoga bahagia. Aku hanya bisa melihat dirimu dari kejauhan. Dari gambar yang kau bagikan. Dari kata-kata bahagia yang kau sematkan terhadap kecintaanmu kepadanya.
Sekali lagi, selamat. Semoga bahagia.
Untukmu. Patah hati terindahku.
Selamat membaca.
Silahkan vote jika suka. Sertakan Komentar Anda dan Jangan lupa kritik dan sarannya. Kontak ada di bio saya. Terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Perempuan yang Namanya Sengaja Ku Lupakan
PoetryTulisan yang disusun dari bulir-bulir peluh yang jatuh setelah mencoba lari untuk melupakanmu.