Selamat

17 0 1
                                    

Sajak bahagia yang kau bagikan ketika hari istimewamu saat itu menjadi pertanda kalau aku sudah bukan yang nomor satu.

Satu persatu aksara yang kubaca kian membuatku sengsara. Menyayat, menyisihkan bulir-bulir darah menjadi cucuran air mata.

Setiap aksaranya memiliki nada. Nada bahagia atas kepemilikanmu terhadap dirinya. Setiap nada bahagia yang kubaca, hatiku terluka.

Seakan tidak percaya, ketika waktu berlalu aku hanya menjadi persinggahan kesedihanmu. Menjadi tempat bersandarmu, menemani santapan makan malammu, dan memberi ucapan bahagia atas pagimu yang kau balas dengan berpura-pura.

Saat ini aku berjalan pada malam yang kian hilang meninggalkanku sendiri. Menyisir rumput yang kian menepi, seperti membiarkan aku menyusuri nikmatnya lara atas nostalgia yang aku cipta.

Sial, aku hilang kendali. Lukaku belum sembuh, namun kini rinduku kambuh.

Selamat. Selamat atas tidur lelapmu malam ini. Menikmati mimpi serta harapan baru yang akan kau bagi, dan bukan denganku.

Aku akan berusaha tidur malam ini, namun jangan salahkan jika mimpiku masih kamu.

Untuk Perempuan yang Namanya Sengaja Ku Lupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang