Bunga ku mulai layu

97 0 0
                                    

Hari demi hari dijalani di sekolah. Dulu aju sangat bosan di sekolah sampai ingin pulang cepat-cepat rasanya. Sekarang sekolah ku tidak membosan kan lagi karena ada dia Si penyemangat. Iya, dia adalah Ricky. Tapi aku masih bingung aku sudah merasakan kayak ada yang beda antara aku dan Ricky. Tapi disisi lain aku nggak tau perasaan Ricky ke aku seperti apa apakah dia juga punya rasa seperti aku? Aku tidak tau, yang ku tau aku sekarang merasa menjadi wanita yang sangat bahagia di muka bumi.

Sampai suatu ketika ada yang mengabarkan kepadaku bahwa si Ricky tidak hanya dekat dengan ku saja tapi banyak perempuan lain yang di chattingnya. Ketika aku mendengar itu hatiku langsung deg, entah itu cemburu atau apalah. Yang penting aku sangat tidak senang dengan kabar ini.

Lalu aku mulai sadar bahwa aku hanya pelampiasannya saja ketika dia putus dengan pacarnya si Ellen. Aku mulai hancur kembali, sempat dua hari aku nggak masuk sekolah karena nggak mau ketemu Ricky. Lebih parahnya lagi sekarang Ricky tidak pernah menyapa ku. Pernah tetabrak ketika berpapasan karena aku melamun, dia hanya bilang "maaf ya" seolah hanya kenal nama tapi tidak pernah kenal dekat. Aku sangat butuh teman curhat untuk meringankan beban pikiranku tapi aku nggak punya teman curhat. Aku punya sih teman tapi aku ragu curhat dengan mereka. Karena aku tau selama ini aku curhat mereka hanya ingin tau, bukan memberi jalan keluar. Paling setelah curhat mereka hanya bilang "yang sabar ya mungkin sudah takdir" iya tau takdir setidaknya beri motivasi kek supaya aku nggak sedih lagi. Jadi aku putuskan untuk pendam saja rasa sakitku.  Di kelas juga aku sering melamun, sangat tak bergairah seolah penyemangatku hilang dari sisiku. Yang lebih parah lagi ku dengar dia sering bertemu dengan cewek lain dan masih bertemu dengan mantannya si Ellen. Oh god! Betapa bodohnya aku mengartikan semua perlakuannya adalah cinta. :(

Tiba tiba Dahlan teman ku dan sebenarnya teman Ricky juga sih, dia menghampiri aku. "Aku tau apa yang sedang kamu rasakan ky, jangan berharap dengan hati manusia. Tapi berharaplah dengan sang pencipta hati itu sendiri." Aku terkejut dan terhenti dari lamunan ku. Ku pandang dia sebentar dan aku tidak merasa bahwa air mataku jatuh langsung ku sapu. Setelah aku yakin bahwa Dahlan bisa di ajak curhat, ku ceritakan semuanya. Setelah berbicara panjang lebar benar dia mengerti dengan ku. Dan aku nyaman curhat dengan dia, lalu sekarang setiap malam aku curhat dengan dia lewat Whatsapp.

Pernah sekali kami ada acara kelas dan ketika pulang aku di antar sama Dahlan di jalan aku bilang sama Dahlan bahwa aku belum bisa move on dari Dahlan. Dan Dahlan pun menghentikan motornya di menyuruh aku duduk di bawah pohon. "Lepaskan ky semua yang ada kalo kamu mau nangis, nangis aja aku bakal nungguin kamu kok." Ku tatap Dahlan dan langsung air mataku menetes dan ku sandarkan kepalaku di pundak Dahlan. "Lan apakah aku salah jatuh hati, apakah aku salah lan?" Kataku sambil terisak isak. "Tidak ky kamu tidak salah. Tidak ada yang salah dari jatuh hati. Yang salah itu kamu menaruh hati kepada orang yang tidak tepat." Aku terus menangis di pundak Dahlan "Apa yang salah lan, kamu lihat kan perlakuan Ricky ke aku gimana, wanita mana yang tidak jatuh cinta bila di perlakukan seperti itu." Dahlan mengelus kepalaku "Iya aku liat semua perlakuannya. Tapi perasaan manusia nggak pernah bisa di tebak dengan perlakuannya saja kan ky?" Dan dengan kata-kata Dahlan aku baru sadar bahwa aku hanya mencintai sendirian. Dan aku bangun dari pundak Dahlan sambil tersenyum "Terimakasih ya lan. Yuk kita pulang." Dahlan nampak bingung melihat aku, mungkin karena melihat aku yang dari menangis tiba tiba tersenyum manis seperti tidak ada yang terjadi.

Di perjalanan aku terus saja melamun. Dan sering Dahlan mengajakku ngobrol menceritakan semua tentang dia, dia juga ngajak aku jajan di pinggir jalan tapi aku nggak mau aku bilang aku mau kerumah aja. Setelah sampai di depan rumah aku turun dari motor Dahlan "Terimakasih ya lan, berkat kamu aku bisa sadar bahwa aku nggak perlu berlaku bodoh untuk seorang lelaki." Dahlan tersenyum "Sama sama ky. Tapi ingat tidak semua laki laki seperti itu. Kamu itu baik Kyara, pasti nanti kamu mendapatkan yang baik juga" Aku senang Dahlan bilang begitu "Amiin, gih kamu pulang. Hati hati ya di jalan nggak usah ngebut. Sekali lagi terimakasih". Dan Dahlan pun pulang membawa motornya lalu aku masuk kedalam rumah. Malam ini aku akan tidur dengan nyenyak karena Dahlan. Sekali lagi terimakasih Dahlan!

Cerita Cinta KyaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang