G10

32 5 3
                                    

10
“jadi sekarang gimana?” Tanya gue
“gimana apanya?” Tanya mizu kembali
“lo gak mau nganterin rena pulang?’’
“jangan dulu deh,” jawab mizu
“kenapa jangan?”
“pokoknya jangan dulu, gue gak mau kalau bang andi tau kalau gue udah ketemu ama keluarga gue,” jawab mizu
“Tapi  mama udah rindu sama kak mizu, tiap hari mama nangis tiap kali inget sama ka,” ucap rena dengan sedikit  merengek.
“Ren, jadi gini, kamu kan sekarang bukan anak kecil lagi, kamu harus bisa ngertiin kakak, kamu harus bisa bersikap dewasa dalam menghadapi berbagai masalah.
Jadi untuk sekarang kamu harus rahasiain apapun yang terjadi, kalau kamu udah tau kakak dimana, kamu udah ketemu kakak, kamu harus rahasiain ini semua,” ucap mizu kemudian memeluk adiknya.
Kali ini gue liat mizu benar-benar bicara pakai hati, sorot matanya benar-benar menandakan keseriusannya, tentang ia sangat peduli pada adiknya, pada keluarganya, ia tidak ingin kalau bang andi sampai tahu, bisa-bisa bang andi akan  berbuat yang aneh-aneh pada keluarga mizu.
“kak,’’ ucap rena menangis memeluk kakaknya, air matanya semakin deras, perasaan antara kakak – adik yang telah lama saling kehilangan yang kemudian sama-sama saling menemukan tepatnya dipertemukan.
“Ren … kamu jangan gitu dong, entar kakak juga jadi sedih, kamu itu harus kuat,” ucap mizu yang semakin mengeratkan pelukannya kepada adiknya.
Rena malah semakin menangis sejadi-jadinya, ia juga semakin mengeratkan pelukannya.
Mizu kemudian melepaskan pelukannya perlahan.
“sekarang kamu pulang yah.”
“aku masih kangen kak.”
“iya kakak juga masih pengen banget cerita banyak sama kamu tapi situasinya sedang gak baik, kita gak bisa sering kelihatan sama-sama, kamu harus ngerti yah posisis kakak.”
Rena kembali memeluk kakaknya.
“tapi besok kita bisa ketemu lagi kan kak?” Tanya rena yang masih setengah menangis.
“iya iya, setiap hari kita bisa ketemu kok, tapi jangan lama-lama, nanti ketahuan sama bang andi,” jawab mizu menenangkan adiknya.
“Rey, gue bisa minta tolong gak?”
“minta tolong apa, tumben minta tolong,” jawab gue
“antarin rena pulang, sampe depan rumah.”
“anterin rena yah, gampang itumah,” jawab gue yang memang ingin menawarkan diri untuk mengantar rena.
Gue khawatir kalau mizu yang antar rena bakal ketahuan sama bang andi atau jika rena dibiarkan sendiri nanti akan terjadi hal yang membahayakan.
“awas yah, jangan macam-macam, anter sampe depan rumah, liatin dia sampe masuk rumah,” ucap mizu ke gue dengan sedikit mengancam.
Gue cuma senyum, gue tahu kalau mizu pengen banget kalau dia yang anter adiknya, tapi mungkin ia tahan karena saking takutnya jika bang andi melakukan hal-hal buruk sama keluarganya.
“siap bos, gue akan anter rena sampe masuk kamarnya,” jawab gue yang tersenyum ke arah rena, rena juga ikut tersenyum, mungkin perasaannya sudah tenang.
“apaan, awas aja kalo lo macem-macem ama rena, gue hajar lo,” ucap mizu yang kembali memancing senyum rena
“yuk ren, kamu aja yang pake helmnya,” ucap gue kemudian memberikan helm fullface kesayangan gue.

Gue kemudian anterin rena pake motor gue, dalam perjalanan tiba-tiba …
“kak, bisa berhenti sebentar gak?”
“kamu mau ngapain?” Tanya gue
“aku laper,” jawab rena
“oke deh kita berhenti di sana aja.”

Gue kemudian parkirin motor gue di depan warung bakso pinggir jalan.
“ayo,” ajak gue
Gue sama rena duduk dibangku paling belakang, yah dulu gue sering kesini pas sekolah dan tempat duduk ini adalah tempat duduk favorit gue karena tepat dibelakang gue ada kipas angina besar, yah maklumlah, warung pinggir jalan yang atapnya Cuma pake tenda pasti sangat panas nah tempat ini adalah tempat paling strategis untuk sekedar meringankan rasa panas.
“duduk ren, kamu mau pesan apa? Biar aku pesenin,” ucap gue pad arena
“aku bakso aja kak,” jawab rena
“kamu tunggu di sini yah, aku pesenin dulu makananannya,” ucap gue kemudian pergi memesan makanan
Beberapa menit pesanan kami akhinya datang, tanpa bas-basi rena kemudian melahap makanannya ternyata dia benar-benar lapar, pikir gue dalam hati.
“kak.”
“yah?’
“aku mau tanya sesuatu nih sama kakak,”
“iyah, Tanya apa?”
“aku mau tanya-tanya tentang kakak aku.”
“sekarang aku tahu nih, kamu ngajak aku makan bukan Cuma karena laper kan? Ayo deh ngaku,” god ague kepada rena
“hehe iya kak tapi aku juga beneran laper kok,” jawab rena tertawa kecil, entahlah perasaan apa tapi menurut gue rena sangat cantik.
“gimana kak? Boleh gak?”
“boleh gak ya?”
“ih kok gitu,” ucap rena yang mulai sedikit cemberut
“iyadeh, emang kamu mau tanya apa tentang kakak kamu?”
“pertanyaan pertama, kakak kenal kakak aku dari mana?”
“Hmmm aku kenal sama kakak kamu itu secara kebetulan. Jadi, waktu aku keluar rumah itu tiba-tiba aku liat ada orang yang dikejar-kejar, eh orang yang dikejar-kejar itu pas nabrak aku, terus gak sengaja aku liat mukanya, eh ternyata cewek. Beberapa detik dia kemudian lari lagi, aku yang emang tertarik dengan hal-hal baru, tertarik dengan tantangan penasaran sma cewek itu, aku kemudian ikut lari di belakangnya.”
“cewek itu kakak aku yah kak?”
“iyah perempuan itu kakak  kamu,” jawab gue
“terus kak?”
“terus aku ngikutin kakak kamu sampe ke markasnya, terus waktu itu pas dia ketemu sama bosnya, kemudian aku menawarkan diri buat jadi anak buah sekaligus jadi parnertnya kakak kamu,” jawab gue
“terus kakak kenapa mau-maunya jadi pencopet dan gabung dengan mereka, itu kan bahaya kak,” ucap rena
“iyah, aku tahu kok itu emang bahaya banget, salah-salah kita bisa berurusan sama polisi.”
“terus?’’
“yah … alasan aku itu karena aku kasian sama kakak kamu, dia itu cewek kemudian dipaksa gitu buat jadi copet  rasanya gak tega gitu liatnya, nah kalau aku jadi partnernya kakak kamu kan rasanya lebih aman kan, aku bisa bantuin dia kabur kalau ada kami sama-sama dikejar warga,”
“terus kakak gak dia buat bantuin kakak aku buat kelaur dari kelompok pencopet itu?”
“nah itu dia niat awal aku ren, aku mau bantuin kakak kamu buat berhenti jadi copet, secara perlahan, apalagi  sekarang aku tahu kalau selama ini mizu itu punya keluarga,” jawab gue
“Hmmm kakak beneran mau bantu kakak aku?”
“in shaa Allah,” jawab gue
“janji yah kak?”
“iyah janji, kamu habisin tuh makanan kamu, katanya laper, udah dingin gak enak loh.”
“mau nanya lagi nih kak, boleh?”
“Hhhmm apalagi?”
“kakak aku itu orangnya kayak gimana?”
“Hmm dia karakternya keras, kemauannya kuat, pokoknya apapun masalahnya pasti bisa ia hadapi deh, kamu beruntung loh punya kakak seperti dia.’’
“gitu yah,” jawab rena kemudian tersenyum
“kenapa?”
“gak apa-apa kak, oh iya kak, makasih ya atas waktunya.”
“iyah, kamu habisin tuh cepet makanan kamu, terus antarin kamu pulang, ntar aku dimarahin lagi sama kakak kamu.”
“siap kak, oh iya satu lagi kak, setelah pulang sekolah besok jemput aku yah kak, aku pengen ketemu kakak mizu lagi.”
“beres itumah.”

To be continued . .  ......

_________

Kritik,
Saran,
Vote,
Itu pilihan, terserah kalian.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GreyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang