• Who? | Rules

9.2K 1.1K 586
                                    


W H O?

•••

Ada pepatah bilang,

Manusia hanya bisa merencanakan, sementara Tuhan yang berkehendak.

Lalu, bagaimana akhir dari permainan ini?

Ketika si pembunuh mencoba bermain-main.

Akankah Tuhan ikut mengulurkan tangannya untuk membantu?

Sudah siap dengan kelanjutannya?

Memilih maju atau kamu mundur sampai sini?

Yes | No

Kamu memilih Yes.

Selamat datang kembali di games 'WHO?'

Sudah menetapkan pilihan?

•••

Dengan terburu-buru, Sean mengambil kotak obat, sebelumnya dia terlebih dulu mengisi kotak itu dengan berbagai macam obat luka, plester dan sebagainya. Perasaannya sudah tidak enak, dan dia menyiapkan semua itu untuk persiapan.

Sean memang tidak ingin ada yang terluka lagi setelah Nando, tapi di saat seperti ini, kecil sekali kemungkinannya.

Bel sekolah kembali berbunyi dan tentunya sukses membuat pergerakan Sean terhenti.

Lelaki itu menolehkan kepalanya ke berbagai arah guna mencari tempat persembunyian, hingga akhirnya dia memutuskan bersembungi di dalam lemari yang syukurnya sekalu lemari UKS itu bisa dikunci dari dalam.

Cklek!

Sean menahan nafasnya kuat-kuat, menutup mulutnya dengan tangan dan kedua mata yang tertutup. Demi apa meskipun dia lelaki, tetap saja ia takut dengan makhluk yang sangat mengerikan itu.

Sreeet.. Sreeet.. Sreeet..

Sreeet.. Sreeet.. Sreeet..

Sean tau dia sudah masuk ke dalam ruangan yang sama dengannya , langkahnya terdengar jelas karena makhluk itu memang jalan dengan satu kaki yang di seret.

Dug!

Brak!

Hampir saja!

Ada kapak yang menancap di lemari yang Sean gunakan untuk bersembunyi, kelopak mata Sean semakin erat menekan maniknya untuk tidak terbuka, 

bagaimana jika dia ketahuan?!

Kapaknya di cabut kemudian Sean bisa melihat sebelah mata yang mengintip kesana, mata itu berwarna merah dan bulat hitamnya mengedar penuh perhatian. Beruntung lagi posisi Sean tertutup oleh tumpukan seragam UKS yang di tergantung.

Beberapa menit kemudian langkah mahluk itu menjauh keluar dari UKS, pelipis Sean sudah berkeringat, perlahan ia keluar dari lemari mencoba untuk tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Meraih kotak obatnya kemudian mengintip keluar, dia sudah tidak ada disana. Sean lantas bernafas lega.

THE (KILLER) / END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang