• Who? | Intructions

6.6K 1K 453
                                    

W H O?
•••

Bagaimana?

Sudahkah kalian menyerah?

Atau akan tetap bergantung pada pilihan kalian sampai akhir?

Siapa yang kalian curigai?

Fakta apa saja yang kalian kumpulkan?

Mau melanjutkan permainan ini sampai akhir?

Yes | No

Kamu memilih Yes, maka jangan salahkan jika kamu akan terjebak disini dan tidak akan bisa untuk kembali.

•••

"Lo gak papa kan Ndra?" Sean berjongkok di depan Chandra. Teman-teman yang lain pun ikut mengerubungi.

Sean memegang kuat pisau yang tengah menancap di kaki Chandra. Dengan kuat ia menarik pisau itu.

"ARGH!" teriak Chandra. Darah dari kakinya bercucuran kemana-mana. Tangannya mencengkram betis yang sudah berlumuran darah.

Yoana langsung mengulurkan kapas untuk menyeka darah segar itu, Wendy juga ikut membantu.

"Status lo bahaya, lo gak boleh lengah." Dio memegang pundak Chandra dan menepuknya pelan.

"Mungkin bentar lagi gue nyusul Kai," seloroh Chandra.

Semua terdiam tidak ada satupun yang membalas omongan Chandra. Ia terlihat pasrah dan putus asa, seperti ingin menyerahkan dirinya sendiri.

Jeka menggeleng, "Lo harus selamat, gak boleh ada korban lagi setelah ini."

Yoana berdeham, "Ada yang kalian harus tau." Ia berbicara dengan nada yang cukup serius, tatapannya intens. Semua langsung mengarahkan perhatiannya pada cewe itu.

"Kejadian ini mungkin aja ada sangkut pautnya sama kejadian dua tahun yang lalu." Yoana menatap temannya satu per satu. "Tentang siswa kelas 12 yang mati bunuh diri karena kasus bully." lanjutnya.

"Hah?"

"Gila."

"Serius lo?"

Yoana mengangguk.

"Kenapa lo bisa tau? Lo kan angkatan sebelum kita." Tani menatap Yoana penuh tanya.

"Gue yang kasih tau dia. Gue..

tau dari abang gua, dia cerita." Sean menyela terlebih dulu.

"Terus hubungannya sama kita apa? Kenapa kita jadi korban juga?" tanya Chandra heran.

"Mungkin aja sekolah ini nyembunyiin kasus tentang siswa itu," cakap Sella.

"Bisa jadi, dan kayanya bener. Pelaku sama korban sengaja mereka rahasiain." Arul ikut menebak apa yang sebenarnya terjadi.

"Termasuk lo, lo udah jujur kan tadi kalo lo pernah bully dia," papar Lucas. Arul sebagai tersangka hanya bisa menunduk malu.

"Tapi gue udah niat minta maa—."

Tanpa sebuah aba-aba, tubuh Arul terangkat ke atas. Ia terdorong kasar ke dinding, tubuhnya terbentur keras hingga bibirnya mengeluarkan darah.

THE (KILLER) / END✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang