6. A Breath

4.3K 569 45
                                    

Nafas Daniel tercekat ditengorokannya saat melihat Jihoon memasuki ruangan altar didepan.  Pemuda itu tampak mempesona dalam setelan jas putih pernikahan mereka. Ia menatap Jihoon tak percaya, bagaimana mungkin itu mengoda semua dominan dengan bergoyang liar disebuah tiang adalah pemuda yang sama dengan yang sedang berjalan perlahan mendekat kearahnya.

Jantung Daniel terasa ngilu, karena Jihoon terlihat.... tatapan mata Daniel nyalang menatap sekujur tubuh Jihoon. Sembari mengeleng pelan. Jihoon tampak manis bahkan lebih cantik daripada semua orang yang pernah ia lihat termasuk Daehwi mantan tunangannya yang kini sudah menikah dengan orang lain.

Meskipun Daniel masih menyimpan janji mereka.

Daniel sudah sebulan  tidak melihat Jihoon sejak malam pertunangan dan keluarga besar mereka yang memutuskan untuk menikahkan keduanya secepatnya dengan sebuah upacara pemberkatan yang sederhana. Dan Daniel merasakan tubuhnya memanas oleh desiran gairah yang coba ia tahan sejak pertama kali bertemu dengan pemuda Park itu.

Hari ini reputasi sebagai playboy hanyalah masalalu bagi seorang Kang Daniel.

Keduanya saling bertukar senyum diatas altar.

Jihoon melirik kearah jemari Daniel dan tersenyum menang saat melihat cincin bermata zamrud itu sudah tidak ada disana.

Mereka bergantian mengucapkan janji pernikahan dan bertukar cincin.

"Anda boleh mencium pegantin anda" ucap sang pendeta.

Jihoon menatap binar dimata Daniel kala pria itu mendekat dan mengecup bibirnya. Sebuah kecupan tipis dan cepat dan membuat Jihoon seakan ditolak.

Jihoon mencebik sedih sekilas menyadari betapa dirinya begitu menginginkan pria berbahu lebar itu.

Daniel yang menyadari perubahan ekspresi Jihoon menunduk lalu berbisik kearahnya " Ini memang ciuman tersingkat yang pernah aku berikan pada siapapun, tapi aku takut jika aku menciummu aku tidak bisa berhenti" bisiknya serak sembari mengaitkan jemarinya ke jemari Jihoon yang merona, mendekatkan bibirnya kearah telinga itu dan memastikan tidak ada orang yang mendengar selain Jihoon.

"Dan aku merasa tidak akan pantas membuat jasmu kusut dan tak peduli menghempaskan tubuhmu kedinding dan itulah yang aku inginkan!"

"Daniel.." tegur Jihoon dengan bibir bergetar.

"Kenapa? Aku yakin kau sudah sama inginnya denganku saat ini" ucapnya santai.

Jihoon mengeleng, meskipun sebenarnya ucapan Daniel membangkitkan gairahnya, membuat Jihoon terangsang dengan cara yang tak pernah ia bayangkan bahkan hanya dari sebuah genggaman tangan. Tubuhnya panas, dan Jihoon merasakan pipinya merona dengan sesuatu yang perlahan menegang dibawah sana.

DY[NASTY]

Jihoon merasakan dirinya gugup saat Daniel mengiringnya dari lobi menuju penthouse suite tempat pria itu tinggal, ia bisa merasakan tatapan tajam Daniel selama mereka berada dilift. Tanpa banyak bicara ia membuka pintu penthouse dengan Jihoon yang melangkah masuk keruangan depan yang luas. Ruangan itu terlihat mewah dan juga minimalis  dan Jihoon bisa menebak sifat kekanakan Daniel dari koleksi action figur yang berderet di rak khusus di sudut ruangangan.

Dirinya menoleh kearah Daniel dan tertegun kala mata kelam itu menatap matanya tajam.

"Kau butuh minum?"

Jihoon mengangguk.

"Air putih.."

Daniel tanpa berkata apapun bergegas menuju dapur dan mengambil sebotol air mineral dingin dan memberikannya pada Jihoon yang langsung menegaknya hingga tandas.

Dan Daniel masih menatap dirinya  dengan pandangan seperti harimau yang siap memangsa makanannya.

"Aku ingin kau ditempat tidurku" ucapnya singkat.

Jihoon menahan nafasnya.

"Bawa aku kesana" bisiknya tegang dan tubuhnya merinding hebat saat merasakan genggaman tangan Daniel yang membimbingnya memasuki kamar tidur terbesar,  aroma mawar segar yang menyebar disentero ruangan dengan pencahayaan redup dan kelopak mawar berbentuk hati yang tersebar diatas sprei putih.

Daniel meremat pinggulnya.

"Aku sudah menyiapkan malam pertama kita" bisiknya parau.

Jihoon tahu Daniel terus menatapnya dan debaran jantung didadanya semakin meningkat.

"Aku sudah menahan diri cukup lama" ucapnya sembari melempar jas hitam dan mengendurkan dasinya yang langsing, menatap wajah Jihoon yang sama redup dan sayunya menahan gairah dari tubuh masing-masing.

Jihoon memejamkan matanya saat Daniel menunduk dan mencium bibirnya, merasakan kenikmatan yang luar biasa beradu dengan tangan Daniel yang bergerak di seluruh tubuhnya seakan-akan Daniel memang sudah tak sabar untuk menjelajahi setiap jengkal kulitnya.

"Kau cantik" geram Daniel yang begiu ahli melepaskan semua bahan dari tubuh Jihoon yang kini sudah polos dibawah kungkungannya. Daniel kembali meraup bibirnya sembari melepaskan semua pakaian yang pria itu kenakan dibantu oleh jemari Jihoon yang liar dibutakan oleh gairah.

Jihoon mengerang penuh kenikmatan.

Tangan Daniel bermain dengan nipplenya yang mengeras bergeser turun menuju kulit perutnya dan tangan Jihoon ikut menjelajahi tubuh Daniel yang keras dan berotot. Sesaat Daniel berhenti lalu menjauhi tubuhnya untuk merobek sebungkus kotak kecil yang terletak dinakas sembari tersenyum geli menatap wajah Jihoon yang memerah ditengah-tengah gerakan memasang pelindung itu ia terkekeh gemas.

Meraup lagi bibir Jihoon dan melumatnya kali ini dengan kasar dan mengebu. Dengan perlahan ia bergerak diatas tubuh Jihoon merasakan basah diantara paha dan sedikit nyeri ketika Daniel mulai menyatukan tubuh mereka.

Daniel berhenti sesaat.

Dan Jihoon berharap pria itu tidak berhenti karena ia begitu menginginkan bibirnya berada dibahu Daniel menyentuh kulit putih pria itu dengan giginya. Dengan geraman pelan Daniel kembali mulai bergerak memasuki tubuhnya yang panas.

Jihoon melenguh dan mendesih antara rasa nikmat dan perih yang mendera tubuhnya, dicengkramnya rambut Daniel kuat dan Jihoon bisa merasakan betapa terkejutnya Daniel pada tubuhnya yang memang belum pernah disentuh oleh siapapun. Ia mengeliat pasrah dalam pelukan Daniel membiarkan pria itu mengajarinya, membiarkan pria itu memimpin permainan saat tangan kekar Daniel mengangkat pahanya untuk memperdalam hujaman Daniel yang panas dan liar. Melingkarkan pahanya pada pinggang Daniel dan meraskaan hujaman dan gerakan itu semakin dalam menghujam titik nikmatnya. Bibir tebal Daniel sensual melumat bibir dan lehernya bergantian.

Keduanya saling mendesah nikmat dengan geraman yang bergema disudut ruangan kamar yang temaram, tangan Daniel meremat rambutnya kuat ketika gerakan pinggul pria itu semakin cepat dan  teratur membuatnya kembali mendesah dengan nafas tersengal, melengkungkan punggungnya dibawah Daniel ketika pria itu benar-benar menghujamkan miliknya disweet spotnya tubuh Jihoon  mengejang  dan mengerang menyebut nama Daniel.

Diikuti oleh geraman serak Daniel yang kembali membuat tubuh Jihoon merinding.

TBC

Bunda Loves You 💋

DY[NASTY] (COMPLETE ✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang