CHAPTER 6

272 12 0
                                    

SELAMAT MEMBACA


"Hailey, apa besok kau ada kegiatan" ujarku pada Hailey yang berada di sampingku.

"Tidak kak, memangnya kenapa?" ujarnya kemudian menatapku.

"Aku pikir kita sudah lama tidak pernah jalan bersama, bagaimana jika besok kita jalan-jalan" ujarku sambil memperhatikan jalanan didepan karena aku sedang menyetir.

"Aku mau" ujarnya terdengar antusias.

"Oh iya, apa kalian juga mau ikut bersama kami besok" ujar Hailey pada Ele dan Julian.

"Maaf ya Hailey tapi besok aku sudah mulai bekerja" ujar Ele.

"Yah padahal kalau ada kau pasti akan sangat menyenangkan" ujar Hailey terdengar pasrah.

"Apa kau tidak bisa izin dulu dari pekerjaanmu" ujarku.

"Tidak, aku sudah sangat banyak meminta izin, bisa-bisa aku dikeluarkan dari pekerjaanku" ujarnya.

"Kalau Julian, apa kau mau ikut" ujarku.

"Maaf tapi aku juga tidak bisa, aku ada urusan besok" ujarnya terdengar menyesal.

"Pasti besok akan jadi hari yang sangat membosankan" ujar Hailey kemudian menghela nafas panjang.

Selang beberpa detik suasana menjadi hening, tidak ada percakapan, hanya ada suara mesin mobil yang berlalu-lalang.

"Dimana rumahmu?" ujarku pada Ele namun Julian yang menjawab.

"Didepan tinggal belok kanan terus lurus lagi, kalau ada pagar putih itu rumahku yang paling ujung" ujar Julian.

"Ok" balasku singkat.

Aku melirik Hailey yang sudah tertidur sambil bersandar pada pintu mobil lalu aku pun melirik Ele lewat kaca spion dan ternyata di juga tertidur. Aku hanya tersenyum kecil menatap Ele seperti itu, menurutku sangat lucu, rasanya aku ingin menidurinya dan melihat wajahnya diatas ranjang yang mampu membuatku ketagihan.

"Apa kau menyukai Ele" ujar Julian mengagetkanku.

"Tidak, aku saja baru bertemu dengannya tadi" ujarku yang kembali fokus menyetir.

"Aku tau kau belum menyukainya tapi kau sudah tertarik dengannya" ujarnya seperti peramal.

"Apa kau bisa baca pikiran?" ujarku.

"Iya" balasnya singkat.

"Apa Ele tau jika kau bisa baca pikiran" ujarku.

"Tidak, aku tidak memberi tahunya" ujarnya.

"Apa kau bisa memberi waktu lagi pada Ele untuk membayar hutangnya, waktu satu bulan itu sangat cepat" ujar Julian lagi.

"Apa Ele yang mengatakannya padamu tentang hutang itu" ujarku.

"Aku sudah bilang kalau aku bisa membaca pikiran termasuk pikiranmu yang sedari tadi berpikir untuk meniduri Ele" ujar Julian yang mampu membuatku membulatkan mata kaget.

Kenapa dia benar sekali, apa benar di bisa membaca pikiran.

"Apa kau sungguh bisa membaca pikiran?" ujarku memastikan.

"Iya" balasnya.

"Ok aku akui kau memang bisa, tapi jangan mengatakan apapun pada Ele tentang pikiranku itu" ujarku.

"Ok" balasnya singkat.

Aku berhenti tepat didepan rumah kecil berpagar putih yang dimaksud tadi oleh Julian. Apa benar ini rumahnya, mengapa dia sangat betah tinggal disini.

"Ini adalah rumah dari hasil tabungan Ele, bisa tinggal dirumah kecil ini pun kami sangat bersyukur" ujar Julian dingin lalu keluar dari mobil. Ternyata dia bisa lebih datar dariku.

Akupun mengukutinya keluar dari mobil.

"Apa kau bisa mengangkat Ele masuk, aku tidak bisa mengangkatnya, dia sangat berat" ujar Julian.

"Kau saja tidak bisa mengangkatnya apalagi aku" ujarku menatap Julian bingung.

"Aku masih kecil, dan kau sudah dewasa jadi sangat pantas jika kau yang membawa Ele masuk" ujarnya.

"Apa hubungannya?" ujarku menyeritkan dahi bingung.

"Ayolah jangan banyak bicara, nanti Ele bisa terbangun" ujar Julian.

"Baiklah" ujarku kemudian berjalan kearah Ele yang masih tertidur didalam mobil.

Aku menggendongnya dengan bridal style lalu membawanya masuk.

"Tunggu, aku akan membukakan pintu" ujar Julian kemudian membuka pintunya.

"Kau disini saja jaga Hailey sampai aku keluar" ujarku pada Julian.

"Ok, oh iya kamar Ele yang pintunya bewarna hijau" balasnya lalu aku pun masuk dan mencari kamar yang pintunya bewarna hijau.

Setelah ketemu, aku membuka pintu kamar dengan kakiku lalu membawa Ele masuk dan menidurkannya di atas ranjang yang hanya berukuran untuk satu orang. Kamarnya kecil, munkin hanya setengah dari kamar mandiku.

Aku menatap Ele yang tertidur pulas di atas tempat tidurnya dan mendengkur halus. Aku menunduk mendekatkan wajahku dengan wajahnya kemudian mengecup bibirnya lama lalu beralih mengecup keningnya.

"Good night Ele" bisikku disamping telinganya kemudian mengecup pipinya singkat.

Setelah itu aku keluar dari kamar Ele lalu menutup kembali pintu kamarnya.

Aku keluar dari rumah dengan berjalan santai lalu menghampiri mobilku yang berada di depan rumah Ele dan disana ada Julian yang bersandar pada mobil sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Terima kasih kau sudah menjaga Hailey" ujarku.

"Aku tau apa yang kau lakukan di dalam" ujarnya datar.

"Maaf, tapi kakakmu itu sangat menggoda" ujarku tersenyum kecil.

"Jangan coba-coba kau melakukan itu lagi pada Ele" ujarnya datar.

"Aku tidak berjanji" ujarku.

"Kalau begitu aku pulang dulu" ujarku kemudian memasuki mobil dan duduk di kursi kemudi.

Aku melihat Julian masuk kerumahnya lalu aku pun menyalakan mobil dan melajukannya dengan kecepatan rata-rata. 







TERIMA KASIH UDAH MAU BACA CERITAKU

JANGAN LUPA VOMENT

MOHON MAAF JIKA ADA KESALAHAN :)

HE'S A JERK BUT I LOVE HIM (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang